Racun dan Penawar Pada Sayap Lalat Hanyalah Mitos Kuno


Mitos yang menyatakan bahwa terdapat racun sekaligus penawar di dalam tubuh lalat, dalam hal ini kaki lalat memiliki racun dan sayapnya memiliki penawarnya, adalah salah satu relik dari kepercayaan kuno tentang dualisme. 

Kepercayaan untuk berbagai peradaban kuno meyakini bahwa alam semesta ini seimbang dan bekerja dalam pasangan-pasangan. Jika ada X maka ada anti-X. Ada baik pasti ada buruk. Ada panas, pasti ada dingin. Ada hidup, pasti ada mati. Ada bumi, pasti ada langit. Ada matahari, pasti ada bulan. Demikian seterusnya dan sebagainya.

Umumnya, kepercayaan tentang kosmologi dualistik menganggap bahwa di dalam tiap hal terdapat pasangan-pasangan sifat yang saling berseberangan. Misal, di dalam jiwa manusia terdapat dorongan untuk berbuat baik sekaligus dorongan untuk berbuat jahat. Tangan yang kita miliki bisa kita gunakan untuk menggenggam alat untuk membangun atau senjata untuk merusak. 

Kepercayaan ini dianut lintas negara, agama, dan budaya, maka jangan heran jika konsep dualime bisa kita temui di berbagai tempat. Salah satu tempat di mana bisa kita temui konsep dualisme adalah tempat praktik para tabib tradisional.

Salah satu metode kuno dalam mencari obat adalah dengan mengecek penyakit apa yang dapat dihasilkan oleh suatu bahan. Jika kita memakan suatu daun dan kita terkena sakit perut, maka obat dari sakit perut tersebut adalah daun itu sendiri, tapi dengan dosis yang berbeda.

Seperti yang disebut di atas, alam semesta ini seimbang dalam kepercayaan dualisme.

Kepercayaan tentang lalat juga merupakan imbas dari konsep dualisme. Jika kita makan makanan yang telah dikerubungi lalat, maka kita akan keracunan. Dalam paham dualistik, kita keracunan karena makanan yang kita makan telah diinjak oleh kaki-kaki lalat, sedangkan secara dualistik, jika lalat memilliki racun harusnya lalat juga memiliki penawar dari racun tersebut. Kira-kira, di mana letak penawar racun di tubuh lalat tersebut? 

Jika racunnya ada di kaki lalat yang terdapat di bagian tubuh paling bawah, maka penawarnya ada di sisi sebaliknya, yaitu di bagian atas, tempat di mana terdapat sayap. Makanya jika ada lalat hinggap di makanan atau tercebur di minuman, sebisa mungkin kita benamkan lalat tersebut sebelum kita buang. Karena, dengan terendamnya sayap lalat, maka racun dari kaki lalat akan ternetralkan.

Apakah hal tersebut benar-benar terjadi? Tidak.

Kepercayaan tentang penawar racun di sayap lalat adalah relik dari kepercayaan kuno, yang dianut lintas agama. Makanya banyak agama mengatakan bahwa Tuhan menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan, tanpa membahas bahwa berbagai makhluk hidup tidak memerlukan pasangan sama sekali. Jadi jangan heran jika kita bisa menemukan unsur dualistik di dalam kitab-kitab berusia belasan abad di saat ilmu pengetahuan belum sememadai saat ini.

Related

Science 5219760520710805404

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item