Jari Mahasiswa Ini Diamputasi Gegara Makan Mi Ayam Sisa


Makanan yang disisakan dan terbuang mungkin sering dianggap sia-sia, namun hal ini justru jadi pelajaran mengerikan bagi seorang mahasiswa. Dilansir dari UniLad pada Jumat, (14/9/2024), seorang mahasiswa bernama JC (19) harus kehilangan jari kaki gegara memakan makanan sisa.

Makanan mi ayam sisa yang entah sudah berapa lama itu dimakan JC, membuat dirinya harus kehilangan jarinya.

Dalam laporan New England Journal of Medicine, JC memakan mi ayam sisa dari temannya yang dibeli dari sebuah restoran sehari sebelumnya. Mi ayam itu sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam lemari es sejak sehari sebelumnya, namun setelah memakan mi ayam, ia mengaku langsung merasa sakit.

Disebutkan bahwa JC mengalami lonjakkan suhu badan yang tinggi, denyut nadi mencapai 166 kali per menit. Padahal jika terhitung normal, denyut nadi berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit, JC pun harus dibius.

JC merasa kesakitan tak terkira, lalu ia dibawa ke UGD dengan helikopter untuk menerima perawatan. JC mengaku tidak memiliki alergi yang parah terhadap suatu makanan. Bahkan ia juga sudah divaksin sejak kecil.

Selain itu, kehidupan JC juga tidak begitu parah, bahkan untuk ukuran dunia barat, ia hanya minum bir beberapa kali seminggu. Termasuk merokok dua bungkus selama seminggu, kehidupannya terhitung tak berlebihan di negara bebas seperti Inggris.

Laporan jurnal kesehatan menyebut: "Pasien dalam keadaan sehat hingga 20 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut menyebar dan mual muncul setelah ia makan nasi, ayam, dan sisa mi ayam dari makanan restoran. Lima jam sebelum masuk rumah sakit, kulitnya berubah jadi warna ungu, dan temannya membawa pasien ke unit gawat darurat rumah sakit lain untuk dievaluasi."

Dalam video YouTube yang membahas kasus tersebut, 'Dr. Bernard' menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh JC.

JC kemungkinan besar tertular sebuah infeksi bakteri yang cukup agresif dan bisa mematikan. Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah memakan mi ayam, ginjal JC gagal berfungsi dan mengalami pembekuan darah.

Hasil tes darah dari rumah sakit sebelumnya menemukan bahwa ia memiliki bakteri dalam darahnya yang disebut Neisseria meningitidis. Neisseria meningitidis yang diakibatkan bakteri meningokokus, adalah bakteri gram-negatif penyebab penyakit meningitis, meningokokus dan meningococcemia. 

Meningokokus menyebabkan pembekuan darah yang tidak semestinya di dalam pembuluh darah. "Ini seperti luka di kulit, pendarahannya berhenti pada akhirnya karena pembekuan darah, kemudian area tersebut akan bengkak dan hangat," jelas Dr. Bernard dalam video.

"Bengkak karena pembuluh darah melebar sehingga lebih banyak darah dapat mencapai area tersebut dan pembengkakan sebagian disebabkan oleh fakta bahwa ada peningkatan cairan dan kehangatan adalah peradangan.

"Namun, ketika bakteri hadir dalam darah, seluruh pembuluh darah tubuh melebar, menurunkan tekanan darah, mencegah oksigen masuk ke organ tubuh. Gumpalan kecil [mulai] terbentuk di mana-mana, karena mereka tersangkut di pembuluh darah kecil yang menghalangi aliran darah," lanjutnya. "Saat tangan dan kakinya jadi dingin, mereka kekurangan oksigen."

Jaringan yang kekurangan oksigen dapat menjadi nekrotik untuk kondisi trombotik yang disebut Purpura fulminans yang dengan cepat menyebabkan nekrosis.

Dikabarkan, setelah melalui penanganan yang tepat, kondisi JC mulai stabil, jaringan di jari-jarinya dan di kakinya hingga ke telapak kakinya mengalami gangren. Beberapa bagian dari jari kaki disebut harus diamputasi, bahkan jika tak segera ditangani, JC bisa diamputasi bilateral di bawah lutut.

26 hari setelah kejadian, JC pun sadar diri, kondisinya membaik. Dokter Bernard mengatakan bahwa bukti menunjukkan makanan tersebut tidak bagus. Tetapi mereka tidak dapat mengidentifikasi dengan pasti bagaimana JC mendapat infeksi dari bakteri tersebut. Karena bakteri yang menyebabkannya biasanya menyebar melalui air liur.

Dalam laporan, hal ini diidentifikasi melalui kecelakaan kesehatan yang jarang terjadi dan aneh. Bahkan dokter dan JC sendiri tidak mungkin tahu bagaimana cara bakteri tersebut bisa ada di dalam makanan mi ayam tersebut.

Padahal diketahui, mahasiswa bernama JC telah menerima vaksin meningokokus pertamanya sebelum sekolah menengah. Meski tidak pernah mendapatkan suntikan penguat tambahan yang direkomendasikan empat tahun kemudian, seharusnya tidak separah ini, ungkap tulisan tersebut.

Related

News 7936530749768627704

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item