Kepala BKKBN: Childfree Bikin Struktur Demografi Tak Seimbang
https://www.naviri.org/2024/08/kepala-bkkbn-childfree-bikin-struktur.html
Kepala BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), dr. Hasto Wardoyo kembali menyita perhatian warganet. Ya, belum lama ini, ia menyampaikan statement bahwa pasangan menikah yang memutuskan untuk childfree (tidak memiliki anak) bisa membahayakan masa depan bangsa.
Seperti yang kita tahu bahwa saat ini istilah childfree tengah ramai diperbincangkan. Tak sedikit pasangan menikah yang memutuskan untuk melanjutkan hidup hanya berdua tanpa memiliki keturunan.
Tentu saja, berbagai pertimbangan pasti sudah dipikirkan tiap pasangan yang memutuskan untuk childfree. Namun ternyata, dr. Hasto memiliki pandangan yang berbeda.
Childfree membuat struktur demografi tidak seimbang
Dikutip dari Antaranews, dr. Hasto bilang Indonesia belum mengalami peningkatan atau bonus demografi. Belum lagi, pendidikan para generasi baby boomer atau orang tua, cenderung bisa dikatakan masih rendah.
Alhasil, bila pasangan memutuskan untuk childfree, maka hal tersebut bisa memicu struktur demografi yang tidak seimbang dan membahayakan masa depan bangsa.
"Jadi nanti kan populasi yang sekarang sudah usia hampir tua itu kan banyak. Generasi 'baby boom' ini kan banyak. Kalau ini naik menjadi usia tua, (generasi) yang di bawahnya itu sedikit, itu berbahaya," ujar dr. Hasto.
"Kan orang tua sekarang pendidikannya rendah, ekonominya rendah. (Dengan keputusan childfree) Struktur demografisnya tidak imbang," tambahnya.
dr. Hasto juga menyoroti fenomena childfree dari sisi kesehatan. Menurutnya, childfree bisa menyebabkan masalah kesehatan untuk perempuan, salah satunya kanker payudara.
Kata dr. Hasto, perempuan yang kena kanker payudara biasanya adalah orang-orang yang tidak menyusui. Untuk itu, menurutnya hamil dan menyusui akan memberikan manfaat kesehatan bagi perempuan.
Bicara soal perempuan yang tidak hamil dan menyusui tapi bisa kena kanker payudara, ternyata itu benar adanya. Menurut dr. Bob Andinata, SpB(K)Onk dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, tidak menyusui memang merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara.
“Kanker payudara sangat tergantung dengan hormon estrogen yang ada di dalam tubuh kita. Kanker payudara itu jika kita tidak menyusui, faktor risikonya tinggi. Jadi, beberapa pasien-pasien saya ketika disurvei, umumnya pasien tersebut satu tidak menyusui atau menyusui kurang dari satu tahun, dan beberapa ada yang tidak punya anak,” ujar dr. Bob Adinata.
Ya, kanker payudara sangat bergantung pada hormon estrogen. Alhasil, semakin lama perempuan terpapar hormon estrogen, semakin meningkat risiko terjadi kanker payudara.
“Ketika kita hamil, hamil itu tidak murni estrogen di tubuh kita. Makanya hamil adalah salah satu cara kita menurunkan faktor risiko kanker payudara. Menyusui juga adalah salah satu cara kita menurunkan faktor risiko kanker payudara,” ungkap Fellow Bedah Onkologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo, dr. Sinta Chaira Maulanisa, SpB.