Internet Bakal Berubah Total, Google Terancam Pecah


Google kalah dalam persidangan. Raksasa mesin pencari tersebut dinyatakan bersalah dan melanggar hukum anti-monopoli di Amerika Serikat (AS). Hakim menyebut Google menghabiskan miliaran dolar AS untuk menciptakan monopoli ilegal dan menjadi mesin pencari default di seluruh dunia.

Keputusan hakim merupakan kemenangan bagi otoritas federal yang bertahun-tahun gencar melawan dominasi pasar para raksasa teknologi. Keputusan itu juga membuka jalan bagi uji coba kedua untuk menentukan potensi perbaikan dalam persaingan industri teknologi ke depannya.

Dikutip dari Reuters, Rabu (7/8/2024), ada kemungkinan perusahaan induk Google, Alphabet, dipecah. Hal ini membuka babak baru yang akan mengubah lanskap dunia periklanan digital yang telah didominasi Google selama bertahun-tahun.

"Pengadilan mencapai kesimpulan bahwa Google adalah monopoli dan selama ini melakukan berbagai cara untuk mempertahankan monopolinya," kata Hakim Distrik AS, Amit Mehta.

Sebagai informasi, Google mengontrol 90% pasar pencarian online dan 95% pasar smartphone.

Fase "perbaikan" bisa memakan waktu lama, diikuti dengan potensi banding dan kasasi di Mahkamah Agung AS. Perselisihan hukum ini bisa berlangsung hingga tahun depan, atau bahkan 2026.

Saham Alphabet anjlok 4,5% pada awal pekan. Selain terkena kasus hukum, saham induk Google juga tertekan dengan kekhawatiran resesi yang melanda AS.

Pendapatan iklan Google berkontribusi terhadap 77% total penjualan Alphabet sepanjang 2023. Jika sistem bisnis digitalnya berubah, bisa jadi dunia internet berubah total, begitu juga model bisnis Google.

Alphabet mengatakan pihaknya berencana untuk melawan keputusan Mehta.

"Keputusan ini mengakui Google menawarkan mesin pencari terbaik, namun menyimpulkan kami tak boleh membuat layanan kami tersedia dengan mudah," kata Google dalam pernyataannya.

Mehta mengatakan Google membayar US$ 26,3 miliar (Rp 423 triliun) pada 2021 lalu untuk memastikan mesin pencarinya sebagai layanan default di smartphone dan browser, untuk menjaga pangsa pasar dominan.

"Google tentu sadar bahwa kehilangan layanannya sebagai default akan secara dramatis berdampak pada bisnisnya. Misalnya, Google telah memproyeksikan kehilangan default di Safari bisa mengakibatkan penurunan signifikan pada pencarian dan pendapatan miliaran dolar," Mehta menjelaskan.

Selama empat tahun terakhir, regulator anti-monopoli AS telah menuntut Meta, Amazon, Apple, karena dugaan serupa, yakni melakukan praktik monopoli secara ilegal.

Related

News 2919571243167064285

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item