7 Bukti Ekonomi Indonesia Menghadapi Masalah (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (7 Bukti Ekonomi Indonesia Menghadapi Masalah - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

3. IKK Kuartal I-2024 Turun

Di awal tahun ini, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami penurunan dari 125 pada Januari 2024 menjadi 123,1 pada Februari.

Lebih lanjut, IKK April 2024 mengalami lonjakan ke angka 127,7 atau naik 3,9 poin dari bulan sebelumnya. Berbeda halnya pada 2022 yang di momen yang sama mengalami kenaikan sebesar 15,8 dari 113,1 pada bulan April menjadi 128,9 pada bulan Mei 2022.

Begitu pula dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) di momen Ramadhan dan Lebaran 2022 berada di angka yang cukup tinggi dan optimisme yang jelas. Berbeda di tahun 2023 dan 2024 yang tampak lebih rendah.

4. Kepercayaan Dunia Bisnis Merosot

S&P Global mengingatkan tingkat kepercayaan bisnis kini ada di level terendah sejak Maret 2020 atau empat tahun lebih. Penurunan tersebut disebabkan kekhawatiran akan tanda-tanda penurunan permintaan pasar yang sedang muncul. Penurunan permintaan diperkirakan akan semakin besar selama 12 bulan mendatang.

Pelemahan nilai tukar juga menjadi beban bagi dunia bisnis. Produsen melaporkan inflasi harga input yang kuat, di mana sebagian didorong oleh faktor nilai tukar yang tidak menguntungkan.

Aktivitas manufaktur Indonesia juga terjun ke level terendah pada Mei 2024. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global menunjukkan PMI manufaktur Indonesia jatuh ke 52,1 Mei 2024. Indeks lebih rendah dibandingkan April 2024 yakni 52,9.

PMI manufaktur Indonesia sudah melandai dalam dua bulan beruntun. PMI Manufaktur Mei 2024 bahkan menjadi yang terendah sejak November 2023 atau lima bulan terakhir.

5. Deflasi Indikasikan Harga Turun

BPS mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Mei 2024 alami deflasi 0,03% mtm.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pendorong deflasi pada Mei 2024 ialah turunnya harga beras. Beras kata dia telah mengalami deflasi 3,59% dengan andil terbesar mencapai 0,15%. Produksi beras pada Mei ia catat sebesar 3,58 juta ton, lebih tinggi dari Mei 2023 sebesar 2,86 juta ton.

"Jika dilihat lebih rinci deflasi Mei utamanya didorong komoditas beras, pada Mei 2024 beras kembali deflasi 3,59% dan beri andil deflasi 0,15% meski produksi beras turun deflasi komoditas beras masih terjadi karena stok beras tersedia masih memadai," ucapnya.

Deflasi Mei 2024 ini merupakan pertama kalinya yang terjadi sejak Agustus 2023. Kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi terbesar ialah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,29% dengan andil 0,08%.

"Adapun untuk komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil 0,15%, daging ayam ras dan ikan segar dengan andil masing-masing 0,03%, serta tomat dan cabai rawit dengan andil masing-masing 0,02%," ucapnya.

BCA mengungkapkan disinflasi yang terjadi pada Mei 2024 terutama disebabkan oleh disinflasi pada bahan pangan. Namun, BCA mengingatkan inflasi inti yang didominasi permintaan emas harus menjadi perhatian.

"Inflasi inti naik 1,93% (yoy) pada Mei lebih disebabkan rally harga emas. Tidak adanya komponen lain yang mengerek inflasi inti mungkin menunjukkan adanya permintaan domestik yang lemah," tutur BCA dalam laporannya On track, with downslopes and upslopes. 
Permintaan masyarakat diproyeksi diperkirakan masih akan melemah ke depan atau hingga semester II sebelum naik kembali menjelang akhir tahun.

6. Penjualan Ritel Melandai

Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2024 diperkirakan masih akan tetap tumbuh baik secara bulanan maupun tahunan tetapi angkanya jauh lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yakni masing-masing menjadi 3,3% mtm dan 0,1% yoy.

Positifnya penjualan eceran ini diprakirakan akan ditopang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau karena kegiatan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.

Lebih lanjut, penjualan eceran diprakirakan menurun pada Juni dan September 2024. Penurunan Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) dalam kurun waktu tiga bulan ke depan (Juni) terjadi disebabkan oleh musim ujian sekolah dan berakhirnya program diskon.

Sedangkan IEP dalam kurun enam bulan ke depan (September) lebih disebabkan karena keadaan cuaca yang kurang mendukung dan hambatan distribusi barang.

Bila dilihat data historis, rata-rata penjualan riil hanya tumbuh 2,4% dalam setahun terakhir. Rata-rata tersebut jauh lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yakni sekitar 5,95%.

Secara tahunan, kelompok telekomunikasi dan informasi mengalami kontraksi selama 16 bulan beruntun. Kelompok perlengkapan rumah tangga juga terkoreksi dalam pada April sementara penjualan kelompok makanan dan minuman hanya tumbuh 1,3% pada April 2024 dari 10,4% pada Maret 2024.

7. Konsumsi Momen Lebaran Cenderung Rendah

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara tahunan pada dasarnya relatif stabil kuartal I-2022 hingga kuartal I-2024. Pertumbuhan tersebut terjadi dalam rentang 4,35% hingga 5,52% yoy.

Namun berbeda halnya dengan pertumbuhan masyarakat untuk pengeluaran pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan yang terus mengalami penurunan dimulai pada kuartal III-2023 hingga kuartal IV-2024.

Pertumbuhan pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan pada kuartal I-2024 hanya tumbuh sebesar 1,73% yoy sedangkan secara quarter to quarter/qtq menurun sebesar 0,04%.

Kendati mengalami kenaikan, namun angka ini tergolong cukup kecil karena jika dibandingkan dengan kuartal I-2023 dan kuartal I-2022 cenderung tumbuh lebih besar yakni 3,78% dan 6,49% yoy.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung tidak membelanjakan ke hal-hal yang berhubungan dengan pakaian dan alas kaki menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran 2024 yang ditengarai terjadi akibat kurangnya dana untuk kebutuhan sandang.

Related

News 127520703874134977

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item