Pemerintah Akan Bagikan 700 Ribu Kompor Induksi untuk Orang Kaya
https://www.naviri.org/2024/03/pemerintah-akan-bagikan-700-ribu-kompor.html
Dewan Energi Nasional (DEN) mengumumkan akan melanjutkan program kompor listrik induksi untuk mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Berdasarkan keterangan yang diperoleh, DEN berencana akan menyalurkan 700 ribu kompor listrik hingga 2025.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, dalam konferensi pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Dewan Energi Nasional, Rabu, (17/1/2024).
"Kita akan bagikan 500 ribu sejenis kompor induksi untuk rumah tangga memasak. Ini untuk mengurangi impor LPG. Targetnya 700 ribu. Kami yakin kalau tahun ini bisa distribusi 500 ribu, maka 700 ribu kita juga cukup optimistis," kata Djoko.
Menurutnya, program bagi-bagi kompor listrik pernah akan digalakkan namun digantikan dengan program pembagian 500 ribu rice cooker pada 2023 guna mengurangi konsumsi LPG.
“Ternyata [rice cooker] paling bisa diimplementasikan, kita tinggal beli dan harganya lebih murah dari kompor listrik induksi. Kompor listrik induksi itu kita sudah uji coba di Bali dan Solo ada 2.000 ya, itu 2 juta per KK,” ucap Djoko.
“Kalau rice cooker di bawah 1 juta harganya. Jadi dengan uang yang ada bisa lebih banyak lagi," tambahnya.
Menurut Djoko, program pembagian kompor listrik induksi ini akan menyasar kalangan menengah atas. Dia juga menuturkan bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sudah memimpin rapat terkait program tersebut.
"Kompor induksi terus digalakkan tidak diberhentikan, namun dimulai [dari kalangan] menengah ke atas. Kemarin Pak Luhut mimpin rapat. Jadi kemarin yang sempat dihentikan dimulai lagi, dikaji lagi, mulai yang bisa kita laksanakan. Mudah-mudahan kompor induksi dimulai lagi," ucapnya.
Menurut arahan Luhut, Djoko menyebutkan, program kompor listrik induksi tidak dimulai dari orang miskin. Hal ini juga yang diimplementasikan pada program-program lainnya. "Pak Menteri kemarin sampaikan, kompor induksi ini dimulai jangan dari orang miskin. Justru dari orang kaya menengah atas, bensin juga begitu," ujarnya.
"Transisi ini harusnya dari orang menengah ke atas, orang yang sudah mampu menggunakan kompor listrik. Kompor induksi ini seharusnya dimulai dari masyarakat mampu, kalau dimulai masyarakat miskin ya tidak mulai-mulai transisi, sampai sekarang angkanya rendah terus," tambah dia.