Mengenal Metode dan Cara Kerja Quick Count Pilpres 2024
https://www.naviri.org/2024/03/mengenal-metode-dan-cara-kerja-quick.html
Pilpres 2024 memang telah usai dilaksanakan, Rabu (14/2/2024) kemarin. Namun, rakyat Indonesia sudah mulai dapat mengetahui perkiraan hasil pemilu beberapa waktu setelah mencoblos.
Proses penghitungan hasil pemilu yang berlangsung dengan cepat ini disebut quick count. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelaskan quick count adalah kegiatan penghitungan suara secara cepat dengan menggunakan teknologi informasi.
Kegiatan ini dilakukan oleh lembaga hitung cepat ataupun lembaga survei sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Undang-Undang No 7/2017 tentang Pemilihan Umum. Peraturan itu menjelaskan lembaga pelaksana hitung cepat pemilu wajib mendaftarkan diri ke KPU paling lambat 30 hari sebelum hari pemungutan suara.
Mengutip laman Indonesia Baik Kominfo, ada 83 lembaga yang mendaftarkan diri pada Pemilu 2024. Seluruh lembaga tersebut diseleksi oleh KPU melalui audit berdasarkan PKPU No 9 Tahun 2022 dan syarat lain, termasuk kelengkapan administrasi hingga penggunaan metodologi.
Hasilnya per 6 Februari 2024 lalu, ada 81 lembaga yang diberi sertifikat terdaftar dan dua lembaga sisanya melakukan perbaikan dokumen. Lalu bagaimana cara kerja dan metode yang digunakan quick count? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Metode dan Cara Kerja Quick Count
Pada dasarnya metode dan cara kerja quick count erat kaitannya dengan langkah-langkah ilmiah. Siti Faiqoutul Ulya, dkk dalam Journal of Mathematics 7 (1) (2018) Universitas Negeri Semarang (Unnes) menjelaskan quick count bukan hal baru dalam dunia statistika.
Proses ini disebut memiliki informasi dengan keakuratan/ketepatan data yang tinggi menggunakan metodologi statistik dan penarikan sampel yang ketat dari lapangan.
Adapun teknik yang digunakan dalam penarikan sampel saat quick count biasanya menggunakan metode Stratified Random Sampling (pengambilan sampel bertingkat). Melalui prosedur ini populasi target dipisahkan menjadi beberapa segmen dan kemudian diambil secara acak.
Metode ini memungkinkan setiap populasi target memiliki peluang yang sama untuk dipilih dan digunakan sebagai sampel. Dengan begitu, proses pengukuran tetap bisa berjalan, di generalisasi dan menghasilkan banyak macam informasi statistik untuk berbagai masalah, termasuk Pilpres 2024.
Walaupun terpilih secara acak, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menjelaskan pengambilan sampel harus menggunakan kaidah tertentu dan jumlahnya cukup besar.
Sampel data yang diambil dari surveyor biasanya hasil penghitungan suara yang ada di TPS. Data tersebut kemudian dilaporkan ke sistem yang telah dibangun masing-masing lembaga survei.
"Jadi quick count itu adalah hitungan real di TPS (hasil penghitungan di TPS), bukan hitungan asumsi. Hanya saja quick count tidak dilakukan di 100 persen TPS," tutur Dedi, Kamis (15/2/2024).
Usai dilaporkan ke sistem, lembaga survei akan mengolah data hingga akhirnya dirilis. Meski disebut akurat, Dedi menjelaskan metode ini tetap memiliki margin of error karena tidak menyasar 100 persen TPS.
Margin of error ini bisa muncul bergantung pada sampel yang diambil. Selain itu, hasil pelaksanaan quick count bisa dinyatakan akurat jika suatu lembaga dapat dengan tepat memprediksi siapa yang menjadi pemenang dalam Pilpres 2024.
Lalu, hasil quick count bisa dikatakan presisi tinggi jika mempunyai nilai selisih proporsi kecil untuk masing-masing kandidat. Selisih ini dilihat dari hasil penghitungan suara langsung (real count) oleh KPU.
Prabowo-Gibran Presiden Terpilih Versi Quick Count
Pada Pemilu 2024, ada hasil quick count enam lembaga survei, yaitu Litbang Kompas, Indikator, LSI Denny JA, Charta Politika Indonesia, Poltracking, dan Politika Research and Consulting.
Hasilnya ditemukan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih memimpin dengan persentase suara sekitar 57,79%-59,3% dari seluruh lembaga survei.