Tragedi Maulid Nabi di Afghanistan, Jangan Sampai Tterjadi di Indonesia


Saat itu, 20 September 2018, bertepatan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, di Uranus Hall, Kabul, Afganistan, sedang berlangsung perayaan Maulid Nabi, para ulama moderat berkumpul, dan dihadiri tidak kurang dari 1.000 orang jamaah. Namun saat pembacaan ayat suci Al Quran, tiba-tiba bom meledak, 50 orang wafat dan 83 lainnya mengalami luka serius.

Merayakan Maulid Nabi, sebagai representasi rasa syukur dan cinta pada Nabi Muhammad, oleh para esktremis, dianggap bid`ah, tidak ada dalilnya, salah, dan, dalam paham mereka, yang tak sama boleh dibunuh.

Di Indonesia, saat ini, Salafi Wahabi gencar melakukan campaign di berbagai platform media sosial dengan narasi yang sama dengan para ekstremis di Afganistan. Maulid Nabi dianggap bid`ah, tidak ada dalilnya, bahkan ada yang mengatakan bacaan sholawatnya syirik. 

Genealogi mereka sama, ajaran islam yang ekslusif, tekstual, yang kemudian melahirkan sikap intoleran, radikal, dan pada muaranya mereka menjadi teroris, membunuh saudaranya sendiri, bahkan yang sedang merayakan hari lahir Nabi-nya.

Di Indonesia, Salafi Wahabi hanya melakukan propaganda anti Maulid selama bulan kelahiran Nabi, karena mereka masih kecil, jika sudah besar? Jika sudah seperti di Afganistan? Nuadzubillah, mereka juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang terjadi di Afganistan, mungkin? 

Sangat mungkin, karena DNA Wahabi adalah DNA teroris, bagaimana Najd di Saudi pada kelahiran dan tumbuh kembang paham tersebut sangat beringas, dakwahnya memaksa; jika tak sama, tak mau ikut mereka, maka akan diperangi dan dibunuh.

Related

International 4508904302719726359

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item