Kerajinan Ukir Sandal Asal Semarang Tembus ke Australia


Dengan kreativitas, hal-hal sederhana bisa semakin menawan. Itulah yang selama ini dijalani Lutfi Chakim, pemuda asal Kabupaten Semarang yang mampu mengubah sandal japit biasa menjadi lebih bernilai setelah diberi sentuhan ukiran. Tak heran jika karya ukiran milik Lutfi Chakim sampai dilirik bule asal Australia.

Karyanya semakin dikenal banyak orang setelah ia mengikuti program Lapak Ganjar. Bahkan penjualan produknya yang dinamai El Karya tersebut makin meningkat

“Yang jelas setelah di-repost Pak Ganjar semakin dikenal. Mulai dari teman-teman, dan masyarakat umum. Teman memberi tahu teman, merambah area kecamatan, malah ada yang order dari kota Batam, pernah juga yang order dari bule Australia,” kata Lutfi, saat ditemui di tempat kerajinannya di Dusun Indrokilo RT 01/RW 01, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Lutfi memang berkreasi hanya dengan sandal jepit. Untuk membuat ukiran di sandal jepit, ia menggunakan alat ukir khusus. Sebelum diukir, sandal diambil lebih dulu karet jepitnya, menyisakan permukaan sandal.

Selain dihiasi dengan ukiran agar sandal tampil menarik saat dipakai, dia juga membuat hiasan dinding dari sandal japit. Hiasan dinding ini semakin cantik karena dibingkai figura.

Ada beragam hiasan dinding yang dibikin Lutfi, dari kaligrafi, logo klub sepakbola dan organisasi, hingga tokoh-tokoh inspiratif. Saat didatangi di rumahnya, tampak pula koleksi hiasan dinding sosok Ganjar Pranowo.

Hiasan dinding bikinannya dijual dengan harga bervariatif, tergantung kerumitannya. “Untuk hiasan dinding ada dua versi, kalau tidak berpigura saya jual Rp75 ribu, dua wajah Rp85 ribu. Lebih dari satu pasang ya harganya naik, dan tergantung kerumitannya,” tambahnya.

Sedangkan untuk sandal, ia akan mengukir sesuai pesanan si pengorder. Baik berbentuk tulisan, logo, maupun karakter animasi dengan harga jual mulai dari Rp25 ribu-Rp35 ribu. Kalau ukiran logo atau animasi kartun yang mudah, Lutfi menjual Rp30 ribu, gambar tokoh animasi yang sulit Rp35 ribu.

Dia bercerita, usaha kreatifnya tersebut berdiri setelah temannya kehilangan sandal baru. Maka dengan sandal ukiran itu, yang bisa juga diberi nama, bisa untuk meminimalisasi atau menghindari tertukar mengambil sandal.

“Awalnya dulu ketika saya ngaji di Pondok Pesantren Al Uqolak Kalisidi Ungaran, dua teman saya itu sehabis Jumatan (salat Jumat) mengeluh, kang, ‘sandal anyarku kok ilang’, ya wis ya sandal ditulis wae (mas, sandal baruku kok hilang, ya sudah sandalnya ditulis saja). Itu awal pertama sandal dipakai ukiran,” bebernya.

Tidak menyangka, dari sana, ia malah keasyikan membuat ukiran di sandal jepit dan menjadikan kerajinan itu sebagai usahanya. Bahkan hingga menjadi hiasan dinding. Memang awalnya pesanan yang diterima belum banyak, hanya dua sampai tiga orderan.

Barulah setelah mengikuti Lapak Ganjar, orderan itu meningkat. “Lumayan meningkat bisa tujuh, 10, pernah 15 orderan. Lapak Ganjar semoga tambah sukses, semakin membantu para pelaku UMKM di Indonesia. Lapak Ganjar ajib (mantap),” ujar Lutfi.

Program inisiasi Gubernur Jawa Tengah ini memang bertujuan memberikan kesempatan kepada para pelaku UMKM untuk mempromosikan produknya melalui Instagram story Ganjar Pranowo. Postingan yang terpilih akan dibagikan ulang oleh akun @ganjar_pranowo.

Cara yang dilakukan Ganjar Pranowo ini pun jadi primadona bagi para pelaku UMKM karena sangat dirasakan manfaatnya. Sampai sekarang program tersebut masih terus berjalan dengan edisi yang berganti-ganti setiap minggunya.

Related

News 6889782205404942932

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item