Sudah Dikubur Puluhan Tahun, 7 Jasad di Bogor Ini Masih Utuh

Sebanyak tujuh jasad yang sudah dikubur puluhan tahun, masih utuh dan wangi. Peristiwa ini terjadi saat pemindahan makam warga Kampung Pabuaran Kaum, Desa Kalong I, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Pemindahan itu dilakukan lantaran area makam terdampak proyek milik PLN. Makam baru pun sudah disediakan kembali oleh PLN.

Pihak keluarga, Satria, membenarkan adanya jasad-jasad yang diketahui masih dalam keadaan utuh dan wangi saat akan dipindahkan. Dari ketujuh jasad tersebut, lima di antaranya adalah anggota keluarganya.

"Yang masih utuh itu berjumlah tujuh jasad, lima di antaranya keluarga besar saya, yang wanginya ada dua, yang utuh itu almarhum Bapak Suarma, Sanijan, Ibu Nurjanah, Ibu Mariam dan Bapak Sama," kata Satria, Rabu (6/9/2023).

Satria melanjutkan, dari kelima jasad tersebut, satu di antaranya merupakan ayahnya, yakni almarhum Suarma. Semasa hidupnya, ayahnya berprofesi sebagai pandai besi dan taat beribadah.

"Untuk keseharian itu menurut saya sebagai anak dari almarhum, semasa hidup almarhum baik, enggak tahu kalau menurut pandangan orang. Untuk ibadah itu kewajiban, jadi bapak rajin dalam beribadah dan bersosial dengan baik," tuturnya.

Satria, sebagai seorang anak yang memindahkan jasad orang tuanya, tentu sedih ketika melihat kembali wajah ayahnya.

"Kalau untuk meninggalnya saya lupa tahun berapa, dan yang meninggal lima jasad itu kurang lebih sudah 30 tahun lebih. Lima jasad itu masih keluarga besar saya, semuanya keturunan dari kakek saya," imbuhnya.

Ia melanjutkan, ada dua dari lima jasad anggota keluarganya ketika dipindahkan menyebarkan aroma wangi seperti bunga melati.

"Iya, itu almahumah Mariam. Mariam itu adik dari bapak saya, memang profesi sebagai guru ngaji. Ketika lima jasad dipindahkan, dua di antaranya wangi seperti bunga melati," ungkapnya.

Sementara itu, dari tujuh jasad yang diketahui masih utuh saat dipindahkan, terdapat dua jasad yang berasal dari luar Bogor.

"Yang itu bapak Tarmudi, orangnya asli Jawa, dan Bapak Sufendi," terang Satria.