Mengenal Program ‘Tuku Lemah Oleh Omah’ Ganjar Pranowo


Program sosial rintisan Ganjar Pranowo ini diberikan secara kolektif lewat basis komunitas. Artinya pengajuan progam tidak hanya untuk satu dua keluarga, melainkan berkelompok. 

Ketika pertama dilantik sebagai gubenur, Ganjar Pranowo dihadapkan pada tugas besar mengatasi persoalan kemiskinan di Jateng. Saat itu angkanya memang cukup tinggi mencapai 4,8 juta jiwa, atau sebanyak 14,44 persen dari total penduduk.

Ganjar tidak menutup mata. Namun ia juga menyadari, bahwa dibutuhkan kerja sama dan gotong royong dari berbagai pihak untuk menyelesaikan persoalan itu. Dari sana, lahirlah program-program prioritas jangka panjang. Salah satunya bantuan sosial perbaikan rumah tak layak huni atau bedah rumah.

Tercatat pada periode pertama kepemimpinannya, sebanyak 725 ribu rumah milik warga sudah direhab. Ratusan ribu rumah dengan kondisi memprihatinkan diubah menjadi hunian yang lebih sehat, bersih dan nyaman untuk ditinggali. Sampai sekarang bantuan sosial itu masih berlanjut, bahkan ditargetkan akan merenovasi hingga 1,58 juta unit rumah.

Meski telah banyak apresiasi datang atas keberhasilan program itu, rupanya tak lantas membuat Ganjar berhenti melahirkan inovasi. Belum lama ia pun mencetuskan program barunya “Tuku Lemah Oleh Omah”, atau beli tanah dapat rumah.

Lalu, Apa Itu Tuku Lemah Oleh Omah?

Program sosial rintisannya kali ini diberikan secara kolektif lewat basis komunitas. Artinya pengajuan progam tidak hanya untuk satu dua keluarga, melainkan berkelompok. Sasarannya adalah kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, belum memiliki tempat tinggal, dan namanya tercantum di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

Para penerima manfaat hanya perlu memiliki tanah, sedangkan bangunan rumahnya dapat subsidi dari Pemprov Jateng senilai Rp 35 juta, serta biaya upah padat karya Rp 1,8 juta.

Rumah bantuan ini dibangun dengan model ruspin atau rumah unggul sistem panel. Tidak asal-asalan, meski sistem ini bisa memangkas waktu, namun dikerjakan dengan profesional yang tetap memperhitungkan kualitas.

Para petani gula kelapa di Desa Karangsari Kabupten Cilacap menjadi salah satu kelompok yang merasakan manfaat program ini. Totalnya ada 58 keluarga di desa itu yang sudah mendapatkan bantuan rumah tersebut.

Mereka mendirikan bangunan dengan konsep perumahan di atas lahan yang sebelumnya masih berupa hutan. Dimediasi kepala desa, warga lebih dulu bermusyawarah dengan pemilik lahan guna memastikan bahwa tanahnya siap dijual untuk dijadikan perumahan komunitas. Pemilik lahan kemudian sepakat untuk menjual tanahnya.

Sekarang puluhan warga pun sudah menempati rumah barunya. Selain memberikan subsidi rumah, Pemprov Jateng juga turut membantu pembangunan saluran drainase dan makadam jalan masing-masing senilai Rp. 200 juta. Sementara Baznas turut pula menyumbang mendirikan mushola agar memudahkan warga dalam beribadah.

Kondisi yang sama juga dialami Komunitas Paguyangan Bersemi di Kabupaten Brebes. Anggota kelompok ini rata-rata berprofesi sebagai pedagang asongan, sopir, maupun buruh harian. Banyak di antara mereka yang sebelumnya harus tinggal di kontrakan atau hidup bersama orang tuanya sekarang merasa terbantu.

Dijelaskan ketua komunitas Syaifullah, sebanyak 30 anggotanya sudah mendapatkan bantuan rumah. Mereka lebih dulu hanya membeli tanah senilai Rp 45 juta berukuran 6x14 meter.

Seperti para petani gula kelapa di Cilacap, rumah anggota komunitas ini juga dibangun berjajar yang berlokasi di sudut Desa Paguyangan. Lingkungan perumahan juga makin terlihat asri dan manis karena disediakan sepetak taman serta papan besar nama perumahan komunitas mereka: Paguyangan Bersemi.

"Tuku Lemah Oleh Omah" selain melengkapi program bantuan renovasi rumah yang sudah dijalankan sejak 2014, juga semakin menunjukkan keseriusan Ganjar dalam memerangi kemiskinan di Jateng. Bantuan bedah rumah yang konsisten dijalankan Ganjar juga dinilai punya andil tidak sedikit dalam menurunkan angka kemiskinan di Jateng.

Seperti dikemukakan Pakar Demografi Unnes, Profesor Saratri. Ia menilai, kepemimpinan Ganjar yang kreatif dan responsif makin memudahkan dalam mewujudkan program yang tepat sasaran.

“Ibarat dokter, diagnosanya tepat, sehingga memberi obatnya juga tepat sasaran. Itulah yang terjadi di Jateng,” ujarnya

Jika melansir data Badan Pusat Statistik Jateng, kemiskinan di Jawa Tengah terus berkurang. Dari 2013 hingga 2019, warga miskin di provinsi ini mengalami jumlah penurunan terbanyak hingga mencapai 1.093.220 jiwa. Di tahun itu tercatat, warga miskin menjadi 3,68 juta jiwa, atau 10,58 persen.

Pada September 2020 situasinya memang berbeda, kemiskinan di Jateng sempat mengalami kenaikan menjadi 11,84 akibat pandemi covid yang melumpuhkan banyak sektor perekonomian. Namun di tahun berikutnya pada September 2021, pemerintah berhasil memulihkan kembali menjadi 11,25. Kemudian, pada bulan Maret 2022, angka kemiskinan kembali mengalami penurunan menjadi 10,93 persen.

Itulah program Tuku Lemah Oleh Omah yang akan terus dijalankan Ganjar karena manfaatnya benar-benar dirasakan warga. Program ini sangat membantu masyarakat dalam mewujudkan hunian yang nyaman.

Related

Indonesia 5040779457561134156

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item