Cerita Ganjar Pranowo Tentang Sosok Mendiang Ayahnya


Di mata keluarga almarhum S Parmudji, ayah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merupakan sosok yang tegas, apa adanya, dan jujur. Parmudji juga selalu mengingatkan anak-anaknya untuk selalu jujur.

Puluhan rangkaian bunga ucapan duka cita berderet mencapai ratusan meter menuju kediaman ayahanda Ganjar Pranowo, S Parmoedji, Senin (3/4/2017) malam. Para pelayat silih berganti berdatangan ke rumah duka, yang beralamat di Jalan Kantor Pos 10 A, Kutoarjo, Purworejo.

Tampak Ganjar Pranowo duduk bersila di rumah bagian tengah, seraya berbincang dengan sebagian tamu. Mengenakan baju garis-garis putih lengan pendek dan sarung hitam, ia ramah menyambut tamu yang datang, mulai dari pejabat pemerintahan hingga masyarakat biasa.

Raut kesedihan terlihat jelas dari wajah bapak satu anak Ini. Namun ia berusaha menutupi dengan sekali-kali mengumbar senyum.

"Terima kasih yaa," kata Ganjar menyambut jabat tangan tamu yang datang melayat.

Di mata Ganjar, sang ayah yang merupakan pensiunan anggota Brimob Polri merupakan sosok sangat disiplin. Momen yang paling berkesan baginya ketika ia berhenti merokok, karena sang ayah yang juga berhenti merokok di tahun 1993. Ia menceritakan, semasa hidup sang ayah merupakan perokok berat, sama seperti dirinya dulu.

"Di ruangan ini kayaknya ada yang ngerokok, ya? Soalnya kecium mak seng gitu di kepala jika saya cium bau rokok," ujar Ganjar yang mengaku masih sensitif mencium bau rokok.

Sang Istri, Siti Atikoh, terlihat terus mendampingi Ganjar menyambut para pelayat. Ia juga mengagumi sosok mertuanya tersebut yang bisa menerima dirinya apa adanya meski tidak pintar masak.

"Ketika saya datang ke rumah pasti bapak bertanya, sudah makan atau belum. Malah bapak yang perhatian seperti itu, padahal kan harusnya saya yang menyiapkan," ujarnya.

Ketika pensiun, Parmudji masih sangat mencintai pekerjaannya, buktinya ia sangat bahagia ketika dikunjungi oleh anggota Polri. Bahkan ketika sudah tua, ia sering datang ke Polsek Kutoarjo untuk sekadar berkunjung, mengingat masa mudanya.

"Bapak dulu sempat Kapolsek, mungkin dengan berkunjung, beliau mengenang masa mudanya saat masih bertugas sebagai anggota Polri," imbuhnya.

Meskipun hanya sebagai menantu, tapi Atik, demikian sapaan akrab istri Ganjar Pranowo, merasa seperti anak kandung sendiri. Ia sangat disayangi oleh kedua mertuanya. Bahkan ketika anaknya lahir, ibu mertua sering kali berkunjung ke Purbalingga untuk menengok cucu dan memberi nasihat bagaimana mengasuh dan mendidik anak.

"Sangat dimanja sekali saya. Merasa seperti anak bungsu atau mungkin malah seperti cucu," katanya mengenang masa itu.

S Parmudji mengembuskan napas terakhir di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Senin pagi sekitar pukul 09.15, di usia 87 tahun. Kunto, anak pertama Parmudji, mengatakan sang Bapak tidak punya riwayat sakit.

“Hanya memang beberapa bulan kemarin sesak napas," ujar Kunto di ruang Forensik RSUP Dr Sardjito.

Kunto menuturkan, ayahnya semula dirawat di RSUD Purworejo selama dua minggu. Setelah itu dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. "Di minta ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yang alatnya lebih lengkap," tuturnya.

Setelah dirawat selama 42 hari di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, sang ayah wafat. Menurut kakak Ganjar Pranowo itu, ayahnya merupakan pribadi yang tegas dan jujur. Almarhum semasa hidupnya juga apa adanya.

"Dari dulu pesan beliau ke anak-anaknya adalah jujur, apa adanya dan satu hal lagi, sebagai orang Jawa itu harus ‘ngilo githoke’, disuruh lihat diri kita sendiri, berkaca," ucapnya.

Almarhum Parmudji meninggalkan enam anak dan 17 cucu. Selain itu, almarhum juga meninggalkan lima orang cicit. Jenazah Parmudji dimakamkan di pemakaman Desa Kemawung, Kutoarjo, Senin sore. 

Related

Indonesia 4452827524664817536

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item