Viral Deretan Rumah Sultan di Garut, Ini Fakta di Baliknya


Sebuah perkampungan warga di Kabupaten Garut tiba-tiba jadi buah bibir. Bukan perkampungan warga biasa, pemukiman masyarakat itu dipenuhi sultan dengan rumah gedongan!

Perkampungan warga itu berada di kaki Gunung Pangauban. Tepatnya di Kampung Pangauban, Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Garut.

Secara letak geografis, lokasi ini sebenarnya lebih dekat dengan daerah Cijapati yang menghubungkan Garut-Bandung via Cicalengka, ketimbang ke pusat perkotaan Garut.

Dari arah Garut, kampung ini bisa ditempuh dengan menggunakan Jalan Cijapati, kemudian masuk ke kawasan Rancasalak, hingga Desa Jangkurang.

Deretan rumah mewah langsung terlihat, sesaat setelah melintasi kawasan Pangauban. Di kiri dan kanan jalan aspal bercampur pasir, rumah-rumah 'gedong' terlihat berdiri megah di sana.

Hal ini jelas tak biasa jika dibandingkan dengan perkampungan warga lain, setidaknya di Kabupaten Garut. Sebab, yang lebih mencengangkan lagi, ada lebih dari 50 'rumah sultan' yang ada di Kampung Pangauban.

"Ada lebih dari 50 lah jumlahnya," kata Deni Ramdani, Kepala Dusun II di Desa Pangauban.

Rumah-rumah 'sultan' yang ada di Kampung Pangauban ini juga terbilang memiliki desain yang modern. Bahkan ada beberapa rumah, yang memiliki dua pilar menjulang di bagian depan, mirip seperti yang ada di The White House yang ada di Amerika Serikat.

Rumah-rumah 'sultan' yang ada di Desa Pangauban ini mulai ramai diperbincangkan setelah diulas oleh seorang warganet, yang membuat kontennya dan disebarkan melalui YouTube. Banyak warganet yang terpukau dengan kampung berisi puluhan sultan di pinggiran Kota Garut ini.

Kepunyaan Bos Perajin Tas

Deni menjelaskan, rumah-rumah mewah yang ada di kampungnya adalah kepunyaan bos-bos perajin tas yang eksis di Pangauban.

"Itu milik bos tas. Memang jumlahnya banyak di Pangauban," ujar Deni.

Para bos tas pemilik rumah sultan itu, kata Deni, telah eksis sejak lama di Kampung Pangauban. Mereka adalah warga setempat yang sudah menekuni usaha pembuatan tas sejak lama.

"Jenis tasnya ya tas untuk anak sekolah. Tapi dikirimnya se-Indonesia," ungkap Deni.

Para bos perajin tas yang ada di Kampung Pangauban diketahui memiliki omzet yang tak main-main. Mereka dikabarkan bahkan bisa meraup cuan hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya.

Seperti yang diungkap Kusniawan, salah seorang sultan bos tas yang tinggal di Kampung Pangauban, "Kalau omzet saya per bulan itu sekitaran Rp 500-600 juta per bulan," katanya.

Related

News 4420995404444598133

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item