Sinopsis dan Ulasan Buku Dialog di Neraka antara Machiavelli dan Montesquieu karya Maurice Joly


The Dialogue in Hell (Dialog di Neraka antara Machiavelli dan Montesquieu) karya Maurice Joly adalah buku yang membahas "The Prince" karya Niccolo Machiavelli, dan "The Spirit of Laws" karya Montesquieu. Dua buku ini membahas tentang pemerintahan dan politik, namun masing-masing dengan pendekatan yang berbeda.

The Prince karya Niccolo Machiavelli adalah buku yang kontroversial, karena mengajarkan cara-cara mempertahankan kekuasaan yang tidak selalu etis secara moral. Machiavelli menekankan pentingnya kekuasaan dalam politik, dan menyarankan para penguasa untuk menggunakan kekuasaan secara tegas dan tanpa belas kasihan jika diperlukan. 

Machiavelli juga menentang pandangan bahwa penguasa harus selalu jujur dan setia pada janjinya, dan menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai lebih penting daripada cara-cara yang digunakan untuk mencapainya. Karena itu, Machiavelli dikenal sebagai figur yang kontroversial dan menganjurkan kekuasaan mutlak tanpa pandang bulu.

The Spirit of Laws karya Montesquieu membahas pemisahan kekuasaan dalam sebuah negara. Montesquieu mengemukakan bahwa ada tiga kekuasaan yang harus dipisahkan, yaitu kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif. 

Dalam bukunya, Montesquieu menekankan bahwa pemisahan kekuasaan sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan menjaga keseimbangan dalam pemerintahan. Montesquieu juga menyoroti pentingnya prinsip-prinsip seperti kebebasan sipil dan hak asasi manusia, serta menekankan bahwa kekuasaan harus dipegang oleh sekelompok orang, bukan satu individu atau kelompok kecil.

Dialogue aux Enfers entre Machiavel et Montesquieu atau Dialog di Neraka antara Machiavelli dan Montesquieu karya Maurice Joly adalah sebuah satir yang mengkritik kedua tokoh sebelumnya. Dalam buku ini, Machiavelli dan Montesquieu ditempatkan di Neraka dan berdebat tentang pandangan politik mereka. 

Joly mengejek pandangan Machiavelli tentang kekuasaan mutlak, dan menyatakan bahwa prinsip-prinsip seperti kebebasan sipil dan hak asasi manusia jauh lebih penting daripada kekuasaan yang tidak terbatas. Dia juga mengejek pandangan Montesquieu yang menurutnya terlalu idealis dan tidak realistis.

Dalam tiga buku ini, terdapat tema umum yang berkaitan dengan pemerintahan dan politik, namun pendekatannya sangat berbeda. Machiavelli menekankan pentingnya kekuasaan dan menyarankan cara-cara yang tidak selalu etis untuk mempertahankan kekuasaan tersebut. 

Montesquieu, di sisi lain, menekankan pentingnya pemisahan kekuasaan, dan menyoroti prinsip-prinsip seperti kebebasan sipil dan hak asasi manusia sebagai landasan penting dalam pemerintahan. 

Sementara Joly mengkritik pandangan Machiavelli dan Montesquieu, dan menekankan bahwa prinsip-prinsip moral dan etis tetap harus menjadi pedoman dalam politik.

Joly mengejek pandangan Machiavelli dan Montesquieu, dan menegaskan bahwa prinsip-prinsip moral dan etis harus tetap menjadi pedoman dalam politik. Joly memandang kedua tokoh ini sebagai ekstrem yang tidak memperhatikan nilai-nilai moral dalam politik. Dia berpendapat bahwa pandangan Machiavelli yang membenarkan kejahatan dan pandangan Montesquieu yang terlalu idealis dan tidak realistis tidak akan efektif dalam membangun pemerintahan yang baik dan adil.

Related

Books 8205894427599328674

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item