Alor Alien Sightings 1959: Kisah Alien Datang ke Pulau Alor Indonesia (Bagian 1)


Pada bulan Juli tahun 1959, penduduk pulau Alor digemparkan kemunculan makhluk yang tingginya 1,8 meter dengan kulit warna merah, sedang kebingungan di ladang seorang petani. Hal itu terbukti dengan adanya catatan dari kepala polisi bernama Alwi Alnadad.

Sebanyak enam “orang ajaib” yang mencurigakan dan tak dikenal, setinggi 1,8 meter, dilaporkan oleh banyak warga di dua pulau di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal bulan Juli 1959 silam.

Kedua pulau itu adalah Pulau Alor (08°15'57.1?S 124°44'19.6?E) dan pulau yang lebih kecil disebelah baratnya, yaitu Pulau Pantar (08°21'29.7?S 124°09'55.5?E). Kala itu, seorang komandan polisi setempat di bawah wilayah Kepulauan Alor, yang bernama Alwi Alnadad, menerima laporan-laporan dari warga lokal tersebut.

Komandan polisi Alwi Alnadad, yang kala itu membawahi wilayah kedua pulau di NTT tersebut, tadinya tak percaya. Namun segera menanggapi laporan tersebut bersama bawahannya. Hasilnya sangat tak dapat dipercaya, namun benar-benar terjadi.

Kasus ini sangat sensitif dan sangat rahasia di masanya. Dan jika disebarkan, akan dianggap tak waras serta dapat menimbulkan kepanikan. Namun setelah 17 tahun pensiun, barulah ia mulai berani mengutarakannya kepada seseorang di luar jajarannya.

Sebagai pensiunan polisi, Alwi Alnadad mengatakan bahwa ia pernah menangani kasus yang spektakuler, yaitu kasus dari beberapa laporan tentang keberadaan adanya makhluk-makhluk aneh yang datang ke sana, dan mengejutkan penduduk setempat hingga membuat suasana mencekam.

Pada waktu itu, Alwi Alnadad adalah kepala di kantor polisi daerah Kepulauan Alor yang terdiri dari dua buah pulau besar, yaitu Pulau Alor dan Pulau Pantar. Kejadian tak masuk akal itu pertama kali dilaporkan di Pulau Alor.

Laporan warga ke polisi 

Awalnya, Alwi bereaksi dengan skeptis, karena insiden yang dilaporkan termasuk “gila”, tak masuk akal, dan hanya dilihat oleh beberapa penduduk. Tapi insiden itu kemudian jadi heboh dan sensasional selama berminggu-minggu. Dilaporkan oleh warga setempat, beberapa makhluk aneh muncul dari sisi timur Pulau Alor.

Tinggi badan mereka sekitar 1,80 meter dan kulit mereka kemerahan. Mata mereka tampak seperti mata manusia, dan rambut mereka berwarna putih bergelombang. Mereka mengenakan pakaian berlengan panjang, celana panjang, dengan warna biru gelap.

Pakaian mereka berkerah tinggi, memakai ikat pinggang, membawa tongkat silinder metal berwarna abu-abu yang diselipkan di ikat pinggangnya, dan memakai sepatu mirip boot militer berwarna hitam.

Fenomena UFO yang muncul di Alor ini, dalam ufologi dikategorikan sebagai CE-V, atau Close Encounters of the 5th Kind, yakni adanya komunikasi atau kontak dengan alien (Contact by Metaphysical Means).

Alien dipanah, dikejar lalu menghilang

Sejak awal muncul, mereka tampak aneh bagi penduduk karena tampilan mereka yang berbeda. Penduduk mengatakan bahwa orang-orang yang terlihat asing itu mencurigakan, dan tampak seperti sedang mencari sesuatu.

Penduduk mengepung mereka dan melemparnya dengan panah. Anehnya, panah tidak bisa mencederai mereka. Kemudian, orang-orang yang tampak asing itu melompat setinggi kepala dan berlari masuk ke pepohonan. Warga mengejar dan mencarinya. Namun mereka menghilang dan tidak bisa dilacak. Hal ini sangat tak mungkin, karena pepohonan itu adalah tempat yang biasa dimasuki warga setempat.

Beberapa hari kemudian, laporan tak masuk akal datang lagi. Warga mengatakan bahwa beberapa makhluk aneh dengan pakaian biru tua, muncul juga di sebuah desa di selatan Pulau Alor.

Ada enam orang yang memiliki karakteristik sama dengan apa yang dilaporkan sehari sebelumnya di pulau yang sama. Kali ini laporan lebih spesifik, beberapa dari mereka memiliki jenggot.

Alien menculik warga

Laporan lain mulai masuk, kali ini datang dari Pulau Pantar yang berada di sebelah barat Pulau Alor. Dari sana, beberapa penduduk juga mengatakan bahwa ada manusia-manusia aneh yang berjumlah 6 orang muncul ketika malam hari tiba.

Enam orang ajaib itu masuk ke desa-desa, sepertinya mereka mencari sesuatu yang tidak jelas. Salah satu manusia ajaib itu terlihat berjenggot, bahkan ia berani masuk ke halaman rumah hingga membuka jendela. Berkeliarannya orang-orang aneh itu membuat sekeliling desa-desa jadi mencekam, dan penduduk tak berani keluar rumah jika malam hari telah tiba.

Kemudian pada hari berikutnya, sebuah desa di sebelah timur kota Kalabahi itu digemparkan sebuah kabar bahwa seorang warga telah diculik oleh beberapa orang tak dikenal dengan pakaian biru gelap. Namun akhirnya ia dilepaskan lembali oleh makhluk-makhluk tinggi dengan rambut putih itu. Ia lalu dipanggil polisi untuk menceritakan kisah dan kesaksiannya.

Menurut korban yang diculik itu, ia baru saja turun dari pohon aren setelah mengambil airnya. Baru saja turun dari pohon dan memijak tanah, tiba-tiba beberapa orang aneh itu telah mengelilinginya.

Dia mencoba lari, tapi salah satu dari orang aneh itu menunjuknya dengan sebuah tongkat berbentuk silinder ke arahnya. Kemudian ia seketika jadi lumpuh.

Lalu, ia mendengar orang-orang aneh itu berbicara satu sama lain, namun tidak bisa memahami bahasa mereka. Salah satu dari mereka menunjukkan kepadanya sebuah alat berbentuk lingkaran elips mirip jam, yang depannya terbuat seperti kaca.

Dia diminta melihat alat itu, dan seketika tampak di dalamnya seperti pemandangan lain dari jarak jauh. Maka ia berpikir bahwa hal ini tak masuk akal, karena di depannya yang terlihat adalah hutan dan bukit yang tinggi membentang. Kemudian ia menyadari bahwa orang-orang asing ini ingin menjadikannya pemandu mereka. Tidak begitu lama, ia kemudian dibebaskan oleh mereka.

Pada hari berikutnya, anak berusia enam tahun diculik juga oleh orang asing tersebut. Beberapa penduduk menemukannya di sebuah ladang dengan kondisi ketakutan dan bingung.

Anak itu bercerita bahwa dia telah dibawa oleh orang-orang aneh itu ke tengah-tengah hutan, dan mengalami beberapa pemeriksaan medis. Anak ini juga menyatakan, bahwa ia diberi suatu makanan, namun ia menolak karena makanan yang diberikan tidak mirip seperti makanan apapun yang ia kenal.

Alien dianggap ganggu warga, diburu polisi

Lokasi dua desa yang memiliki kisah aneh ini letaknya saling berjauhan, bahkan berbeda pulau yang terbentang jauh, dan penduduknya tidak mengenal satu sama lain. Tapi apa yang dilaporkan nyaris sama.

Karena berita ini sudah heboh dan disebarkan oleh beberapa orang, polisi menangani kasus ini dengan serius. Kasus ini digambarkan sebagai gangguan terhadap masyarakat desa.

Baca lanjutannya: Alor Alien Sightings 1959: Kisah Alien Datang ke Pulau Alor Indonesia (Bagian 2)

Related

Mistery 105606863458743060

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item