50.000 dari 75.000 Masjid di Iran Ditutup, Apa yang Terjadi?

Baru-baru ini, gerakan anti-jilbab wanita Iran mendapat pujian dan dukungan dari seluruh dunia, sambil membuat geram para pemimpin Islam di negara itu. Sekarang, menurut Maulana Mohammad Abolghassem Doulabi, dari 75.000 masjid di negara itu, 50.000 telah ditutup, mencerminkan penurunan jumlah orang yang hadir.

Pada tanggal 1 Juni kemarin, dia menyuarakan keprihatinan tentang situasi yang mengkhawatirkan, dan menyatakan bahwa statistik menunjukkan pengakuan yang meresahkan untuk sebuah negara yang didasarkan pada keyakinan Islam.

Khususnya, Maulana Mohammad Abolghassem Doulabi berfungsi sebagai penghubung antara administrasi Sayyid Ebrahim Raisolsadati, umumnya dikenal sebagai Ebrahim Raisi, dan seminari-seminari negara serta termasuk dalam Majelis Pakar sebuah badan musyawarah yang bertugas memilih Pemimpin Tertinggi Iran.

Dia menekankan bahwa religiusitas masyarakat sedang memudar, dan menunjukkan bahwa legitimasi pemerintah yang didorong oleh keputusan agama telah dirusak. 

Dia menyebutkan, “Ketika orang melihat output dari agama, mereka memutuskan untuk masuk agama atau keluar dari agama dengan alasan termasuk 'penghinaan orang atas nama agama', 'pemalsuan konsep dan ajaran agama,' dan 'merampas kehidupan yang layak dan menciptakan kemiskinan atas nama agama.'”

Ulama Muslim terkemuka itu menyuarakan kekesalannya karena semakin banyak orang Iran dari segala usia yang mulai bosan dengan dalih pemerintah tentang Islam sebagai landasan kediktatorannya yang brutal, sebagaimana dibuktikan oleh protes kekerasan berbulan-bulan sejak September tahun lalu sebagai tanggapan atas kematian Mahsa Amini. 

Iran menutup lebih dari 60% masjidnya karena kurangnya jemaah yang sholat. Dia menyatakan, orang-orang memilih untuk berhenti atau bergabung dengan suatu agama berdasarkan warisan ketika mereka dibesarkan.

Sangat penting untuk diingat bahwa Iran diatur oleh hukum Islam yang sangat kaku, dan bahkan penyimpangan sekecil apa pun darinya dapat menyebabkan hukuman yang berat.