Kisah Iwan Fals, Perjalanan Hidup dan Musik Sang Maestro (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2022/01/kisah-iwan-fals-perjalanan-hidup-dan_0232002119.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Iwan Fals, Perjalanan Hidup dan Musik Sang Maestro - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapat teror. Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal.
Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990, yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.
Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok, seperti album Dalbo, yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
Sejak meluncurkan album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai setiap pengerjaan album maupun konser.
Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan, baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik, tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya, yang tidak mau dianggap menjadi wakil produk tertentu.
Iwan lahir dari Lies (ibu) dan ayahnya Haryoso (almarhum). Iwan menikahi Rosanna (Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani. Galang mengikuti jejak ayahnya, terjun di bidang musik.
Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang menjadi gitaris kelompok Bunga, dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki, pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal 1981, yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).
Nama Cikal, putri kedua, juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya, Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya, lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan.
Lirik lagu itu cukup kritis, sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu, terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Galang Rambu Anarki meninggal pada April 1997 secara mendadak, yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.
Pada tahun 2002, Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri, dengan munculnya album Suara Hati, yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja, yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu itu, istri Iwan Fals (Yos) ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis. Iwan Fals juga lebih banyak membawakan lagu-lagu bertema cinta, baik karangannya sendiri maupun orang lain.
Pada 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugerahi seorang anak lelaki, yang diberi nama Rayya Rambu Robbani. Kelahiran putra ketiganya seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki, dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik Iwan Fals.
Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia, Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir, juga kumis dan jenggot dihilangkan.
Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong, bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peran istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Iwan Fals lebih profesional dalam berkarier.
Sejarah Logo Oi dan dan Lagu Mars Oi
Logo dan bendera Oi telah menjadi magis. Tak hanya dalam konser Iwan Fals, bahkan bendera Oi seringkali berkibar di saat konser penyanyi lain. Logo Oi sudah menjadi identitas bagi mereka yang mencintai karya-karya Iwan Fals, juga bagi mereka yang menjadikan kesenian sebagai salah satu sarana untuk memaknai kehidupan, untuk menemukan makna kehidupan.
Logo Oi memiliki format standar. Dalam beberapa kesempatan sering ditemui logo Oi yang tidak standar.
Lomba Desain Logo Oi, yang diselenggarakan oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI), diikuti ratusan peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 di Desa Leuwinanggung No 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (Kediaman Iwan Fals) pada hari Minggu (15/8/1999) dan Senin (16/8/1999). Setiap peserta maksimal membawa 2 buah karya logo Oi. Dalam Lomba Desain Logo Oi, terpilih 2 Logo Oi karya HiO Ariyanto dari Oi Bento House Solo sebagai Juara I dan II.
Penentuan pemenang Lomba Logo Oi sebagai Juara I dan II ditentukan oleh para peserta Peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 melalui polling dan pemilihan oleh semua peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999.
Logo Oi karya HiO Ariyanto, yang mendapat Juara I, mulai 16 Agustus 1999 (bertepatan dengan Hari Jadi Oi) dipergunakan sebagai logo resmi Organisasi Penggemar Iwan Fals, atau biasa disebut Oi. Selain itu, dalam Silaturahmi Nasional Oi 1999, Lagu “Oi” karya Digo Dzulkifli dari Oi Bandung terpilih sebagai Pemenang Lomba Cipta Lagu Mars Oi, dan ditetapkan sebagai Lagu Mars Oi.