Mengenal Nadir Ka'bah, Fenomena Astronomi yang Jadi Acuan Mengubah Kiblat


Nadir Ka'bah adalah fenomena astronomis ketika Matahari berada tepat di titik nadir (titik terbawah) saat tengah malam, bagi pengamat yang berlokasi di Ka'bah.

Dijelaskan peneliti Pusrissa OR-PA BRIN, Andi Pangerang, karena bentuk Bumi yang bulat, Matahari akan berada tepat di atas titik antipode Ka'bah (titik yang terletak di belahan Bumi yang berlawanan terhadap Ka'bah) ketika tengah hari.

"Dengan demikian, ujung bayangan Matahari yang mengalami pagi, siang, dan sore akan mengarah ke kiblat," ujarnya.

Waktunya Meluruskan Kiblat

Fenomena ini juga kerap dijadikan waktu untuk mengecek ulang arah kiblat. Namun, penggunaan nadir Ka'bah untuk meluruskan arah kiblat hanya dapat digunakan bagi wilayah ketika Matahari di atas ufuk yaitu:

Provinsi Maluku (kecuali Pulau Buru)
Provinsi Papua Barat
Provinsi Papua
Timor Leste (kecuali distrik Oecussi)
Papua Nugini
Selandia Baru
Sebagian besar Australia
Negara-negara Oseania
Amerika Serikat
Sebagian besar Kanada
Amerika Tengah
Amerika Selatan

Pastikan tiga hal ini sebelum melakukan pengukuran arah kiblat:

Tegak lurus, tongkat maupun bandul diletakkan tegak lurus permukaan Bumi. 

Rata, tempat meletakkan benda maupun jatuhnya bayangan Matahari harus rata.

Tepat waktu, penunjuk waktu harus terkalibrasi dengan baik dan pengukuran dilakukan pada waktu yang ditentukan. Meskipun demikian, pengukuran dapat dilakukan 40 menit sebelum dan sesudah waktu yang ditentukan dengan toleransi 1/2 derajat jika cuaca kurang mendukung.

Related

Science 5092281511818133405

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item