Ribuan Gadis Rusia Menjual Keperawanan di Dunia Maya


Naviri Magazine - Ini mungkin mengejutkan, sekaligus mengkhawatirkan. Kenyataannya, sebagian masyarakat Rusia mulai resah dengan fenomena yang tak bisa dibilang baik ini. Di negara itu, ada ribuan gadis yang diduga menjual keperawanan mereka melalui dunia maya. Melalui dunia maya pula, mereka mendapatkan pembeli yang bersedia membayar sesuai harga yang mereka tetapkan.

Tidak hanya menawarkan secara langsung, terkadang juga ada perantara dan perekrut yang akan mempertemukan para gadis perawan dengan pengusaha kaya. Mengutip dari Metro.co.uk, para gadis Rusia itu dapat menjual keperawanan mereka, mulai dari harga ratusan hingga puluhan ribu poundsterling.

Untuk para gadis yang tak ingin repot menjajakan keperawanannya, mereka akan bekerja sama dengan perantara. Terkadang juga ada orang yang akan merekrut para gadis perawan yang ingin menjual “hak malam pertama" mereka.

Nantinya, perantara akan mengambil sebagian keuntungan dari transaksi antara si gadis dengan pembeli. Jumlah yang diterima perantara ini bisa mencapai antara ratusan hingga puluhan ribu poundsterling. Rata-rata setiap perantara dapat melakukan transaksi hingga sepuluh kali setiap bulan.

Bagi yang tak ingin menggunakan jasa perantara, biasanya akan "mengiklankan" diri mereka pada forum-forum maupun situs kencan online. Mereka akan mengincar pembeli dewasa dan kaya.

Beberapa pelaku penjualan keperawanan ini bahkan mengaku mampu membeli apartemen mewah dari uang yang mereka dapatkan. Ada juga yang menggunakan hasil "penjualan" untuk biaya berobat ibunya.

Salah seorang gadis Rusia yang mengaku bernama Lena (18), asal Moskwa, mengaku memutuskan menjual keperawanannya daripada kehilangan begitu saja.

"Daripada hanya kehilangan keperawanan, lebih baik saya bisa mendapatkan uang darinya," kata dia.

Gadis lainnya, yang menggunakan nama samaran Shatuniha, mengaku berhasil mendapatkan hingga 20.000 poundsterling (sekitar Rp 380 juta).

Para gadis kerap diminta menunjukkan sertifikat medis yang membuktikan mereka belum pernah berhubungan seks. Namun banyak yang kemudian melakukan operasi untuk "mengembalikan" keperawanan mereka, dan mendapatkan lebih banyak uang.

Sergey Chumakov, seorang dokter bedah sekaligus direktur Pusat Ilmu Bedah, mengatakan banyak gadis yang kemudian berulang kali melakukan operasi untuk mengembalikan keperawanan mereka.

"Saya pernah menemukan kasus di mana seorang gadis telah menjalani operasi ini hingga 15 kali," kata Chumakov.

Elena (22) gadis asal Moskwa, mengatakan dirinya telah dua kali menjual "keperawanannya", dan dia belum berencana untuk berhenti. "Sekarang, ini menjadi pekerjaan saya, dan setiap melakukannya saya bisa memenuhi kebutuhan hidup selama beberapa bulan," kata Elena.

Beberapa perempuan bahkan menolak menyebut apa yang mereka lakukan sebagai tindak prostitusi. Mereka beralasan melakukannya untuk mencari pasangan yang tepat sesuai kriteria mereka.

Sementara bagi pembeli, praktik penjualan keperawanan untuk mencari wanita yang belum menjadi milik orang lain sebagai calon istri. Dimitry, asal Siberia, mengaku telah dua kali membeli keperawanan gadis Rusia berusia 18 tahun. Namun, dia belum juga menemukan calon istri yang sesuai baginya.

Tak hanya kaum pria, wanita biseksual juga kadang terlibat dalam jual beli keperawanan ini. Anna (24), yang telah menikah, mengaku pernah dua kali membayar untuk mendapatkan keperawanan seorang gadis dengan harga 250 dan 500 poundsterling (Rp 4,5 dan 9 juta).

Dia memilih membayar gadis perawan, karena baginya mereka masih suci dan belum "tersentuh", sedangkan perempuan prostitusi terkesan vulgar dan kotor.

Related

International 3599570906684934072

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item