Mengapa Facebook Sering Mengubah Algoritma? Ini Penjelasan di Baliknya
https://www.naviri.org/2021/07/mengapa-facebook-sering-mengubah.html
Naviri Magazine - Facebook telah menjadi “pasar” yang sangat luas. Setidaknya ada dua miliar orang yang terhubung dengan media sosial tersebut, dengan jutaan orang yang terus keluar masuk di sana, terhubung dengan orang lain, melakukan berbagai aktivitas, bahkan juga berdagang atau berjualan. Selain itu, banyak pula publisher yang membagikan tautan berita atau artikel mereka di Facebook, dengan harapan di-klik oleh pengguna.
Sebenarnya, Facebook telah menyediakan sarana untuk beriklan bagi orang-orang yang memang ingin mendapat keuntungan dari media sosial tersebut.
Seperti pedagang yang ingin berjualan barang, atau publisher yang ingin mendapat kunjungan ke situsnya, bisa memasang iklan di Facebook, yang tentu saja harus membayar. Namun, ada banyak orang yang lebih memilih memanfaatkan “iklan gratis”, yaitu memposting dagangan atau tautan artikel mereka di dinding Facebook.
Dampak dari hal itu adalah penuhnya newsfeed para pengguna Facebook. Karena selain berisi kabar atau status dari para pengguna, newsfeed juga dijejali dengan aneka tawaran barang dan tautan artikel.
Newsfeed merupakan tempat "kecil" yang dipergunakan untuk menayangkan berbagai publikasi pengguna di Facebook. Tempat kecil tersebut diperebutkan oleh berbagai unggahan pengguna, iklan resmi Facebook, dan unggahan strategi marketing publisher.
“Pertumbuhan dan kompetisi di ekosistem penerbit sangat, sangat kuat,” ujar Mosseri, melihat sengitnya persaingan para penerbit untuk mendapatkan “tempat” di Newsfeed para pengguna Facebook. Dari situlah, kemudian, Facebook pun sengaja mengubah-ubah algortima mereka, dan hal itu berdampak pada pengguna newsfeed.
Akibat perubahan algoritma Facebook, menurut data SocialFLow, telah terjadi penurunan trafik hingga 42 persen. Padahal, sebagaimana disinggung di awal, Facebook diandalkan untuk mendatangkan trafik yang signifikan. Dengan labilnya algoritma Facebook, penerbit akan sulit menyesuaikan diri, dan pada akhirnya konten-konten yang mereka ciptakan akan kekurangan pembaca.
CEO SosialFLow, Jim Anderson, mengatakan penurunan jangkauan ini sesungguhnya bisa diprediksi, "karena orang tidak me-like atau share postingan yang tidak mereka lihat.”
Sebagaimana diberitakan Techcruch, aksi Facebook yang sering memperbarui algoritma, selain untuk memanjakan penggunanya, adalah trik untuk mengantisipasi atau menghentikan penerbit yang mencoba mengotak-atik Newsfeed Facebook.
Algoritma yang dibuat stabil dan jarang diubah akan membuat penerbit tahu celah-celah di mana mereka bisa berpromosi memanfaatkan hal demikian. Ini tentu menguntungkan bagi penerbit, tapi merugikan Facebook dan para penggunanya.
Penerbit yang bisa mengakali jalannya sebuah Newsfeed tentu tidak memerlukan layanan iklan resmi Facebook. Pengguna juga akan terlalu banyak dipenuhi postingan-postingan publisher yang mempromosikan konten bikinan mereka.
Namun, meskipun algoritma Facebook berubah-ubah, sejatinya publisher masih tetap bisa bersahabat dengan kenyataan tersebut. Publisher harus paham cara kerja dasar bagaimana Facebook memainkan Newsfeed mereka. Techcruch menulis bahwa Newsfeed Facebook bekerja dengan rumus: C x P x T x R.
C merupakan Creator; semakin disenangi suatu Creator oleh pengguna Facebook, akan semakin baik.
P merupakan Post; postingan yang banyak disukai atau semakin sering dikomentari teman-teman si pengguna Facebook. Postingan semacam itu akan menghasilkan visibility yang baik di Newsfeed.
T merupakan Type; pada jenis postingan seperti apa (status, foto, video) pengguna Facebook suka?
R adalah Recency; semakin baru tanggal terbit suatu postingan, akan semakin baik.
Pusing? Wajar saja jika Anda pusing. Cara yang paling mudah, seperti diharapkan oleh Facebook, adalah beriklan secara resmi di lapak mereka.