Mengapa Cewek Sangat Emosional? Ini Penjelasan Ilmiahnya
https://www.naviri.org/2021/07/mengapa-cewek-sangat-emosional-ini.html
Naviri Magazine - Mengapa cewek sangat emosional? Salah satu jawabannya, seperti yang sudah kauduga, karena cewek adalah makhluk perasaan. Dia bukan makhluk logika, meskipun tentu saja cewek tetap punya otak dan pikiran. Cewek adalah makhluk perasaan, dalam arti bahwa dia lebih mengedepankan perasaannya dibanding pikiran atau logikanya.
Bagi seorang cewek, menyatakan emosinya secara jujur (seperti dalam kasus Westlife di atas) adalah lebih mungkin dibanding dengan cowok. Cowok mungkin (dan rasanya pasti) akan menimbang-nimbang seribu kali kalau harus melakukan hal semacam itu. Mengapa? Karena cowok lebih mengedepankan rasio dan pikirannya dibanding hanya perasaannya semata-mata.
Orang-orang tua di zaman kuno seringkali menyatakan bahwa otak cewek lebih kecil dibanding otak cowok. Tentu saja yang dimaksud dari ungkapan itu adalah fakta itu tadi, bahwa cewek lebih mungkin mengedepankan perasaannya untuk menghadapi sesuatu, dibanding pikiran atau rasionya.
Ungkapan itu juga bukan berarti bahwa cewek pasti lebih bodoh dibanding cowok atau cowok pasti lebih pintar dibanding cewek—ini hanya soal cara dalam menghadapi sesuatu. Cowok lebih menggunakan pikiran, cewek lebih menggunakan perasaan.
Kalau kau kebetulan terbiasa membaca novel, mungkin kau juga akan menemukan perbedaan itu. Novel-novel yang ditulis pengarang cowok biasanya beralur cepat, konstan, dan karakter-karakter tokohnya lebih banyak berpikir ketika menghadapi segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya.
Tetapi, novel-novel yang ditulis pengarang cewek berbeda. Kebanyakan novel yang ditulis pengarang cewek lebih lambat alurnya, dan karakter-karakter tokohnya lebih banyak merasa—mereka seringkali bermonolog atau berbicara sendiri—sehingga pembaca yang cowok biasanya jadi tidak sabar.
Apakah ini nilai minus atau nilai plus? Sebenarnya, masing-masing memiliki kelebihan (dan juga kekurangannya) sendiri-sendiri. Karena lebih sering menggunakan pikirannya, cowok lebih logis dan lebih rasional. Dan karena lebih sering menggunakan perasaannya, maka cewek pun lebih peka, lebih sensitif dan lebih emosional.
Sekali lagi, masing-masing dari “gaya” ini tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk—keduanya saling melengkapi. Hanya saja, karena perbedaan cara kita dalam menghadapi sesuatu itulah yang kemudian seringkali menjadikan kita (cowok dengan cewek) bertengkar karena tidak dapat saling memahami.
Kata John Gray Ph.D, cewek berasal dari planet Venus, sedang cowok berasal dari planet Mars. Lebih dari itu, dua makhluk yang berbeda jenis ini memang sengaja diciptakan secara berbeda seperti itu—bukan untuk saling menganggap dirinya lebih benar atau lebih unggul, tetapi lebih sebagai upaya untuk saling melengkapi.
Bukankah kita (cewek dengan cowok) juga sering merasa takjub atas kelebihan yang satu dengan yang lainnya? Cewek seringkali takjub ketika melihat cowoknya bisa memarkir mundur mobilnya dengan cepat sekaligus tepat di lahan parkir yang terbatas, sementara cowok juga seringkali takjub melihat ceweknya yang bisa melenggang santai saat memasuki ruangan yang ramai dan kemudian menyapa atau memberi komentar pada semua orang dengan sama santainya.
Bukankah kedua kelebihan ini (pikiran/rasio dan perasaan/emosi) memang saling melengkapi?
Coba bayangkan kalau cowok ataupun cewek sama-sama lebih menggunakan pikirannya. Apa yang terjadi? Mereka tidak akan pernah pacaran! Karena setiap kali bertemu, mereka akan lebih suka bermain catur atau mendiskusikan prediksi skor sepakbola.
Atau, coba bayangkan kalau baik cowok ataupun cewek sama-sama lebih mengedepankan perasaannya. Hidup akan kacau dan negara ini makin tidak maju-maju karena setiap menit sekali mereka akan terus saling berkirim SMS hanya untuk menanyakan, “Sayang, kangen sama aku nggak?”
Jadi, perbedaan ini sesungguhnya lebih merupakan berkat yang harus disyukuri, dan bukan kutukan yang harus menjadi bahan pertengkaran.