Kisah Penemuan ‘Pesan Dalam Botol’ Tertua di Dunia, Berusia 132 Tahun
https://www.naviri.org/2021/07/kisah-penemuan-pesan-dalam-botol-tertua.html
Naviri Magazine - Di masa lalu, khususnya di wilayah perairan, pesan dikirim menggunakan sarana tradisional, yaitu memasukkan gulungan kertas berisi pesan ke dalam sebuah botol, lalu dilemparkan ke laut dan membiarkan arus laut membawanya.
Kelak, pesan dalam botol itu akan terapung-apung di luat, sampai kemudian terdampar di pantai. Orang yang menemukan biasanya akan mengikuti intruksi yang ada dalam pesan tersebut.
Pesan semacam itu tentu saja tidak praktis, dan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai pada pihak yang dituju. Namun di masa dulu memang belum ada sarana lain yang lebih cepat, seperti teknologi zaman sekarang. Karenanya, meski tidak praktis, pesan dalam botol dilakukan sebagai sarana komunikasi.
Terkait pesan dalam botol, kadang baru terdampar ke pantai setelah seratus tahun sejak ditulis. Artinya, jarak dari pesan ditulis sampai diterima orang lain membutuhkan waktu satu abad. Itu tentu bukan jenis pengiriman pesan yang bagus. Meski begitu, penemuan pesan dalam botol kini menjadi sesuatu yang berharga bagi orang-orang di zaman sekarang.
Seperti yang belum lama terjadi, sebuah keluarga asal Australia menemukan pesan tertua di dunia yang dihanyutkan di laut hampir 132 tahun lalu, dari sebuah kapal Jerman jurusan Makassar, Indonesia.
Penemuan itu berawal ketika Tonya Allan dan suaminya, Kym Illman, sedang berjalan-jalan di Wedge Island, sebuah pulau sejauh 180 kilometer sebelah utara Perth, Australia.
Tamasya itu berubah menjadi pengalaman seru, ketika mereka menemukan sebuah botol berisi benda yang dikira rokok lintingan. Mereka baru tahu itu secarik kertas bertuliskan sebuah pesan, setelah membawanya ke rumah dan mengeringkannya di oven.
Didorong oleh rasa penasaran, mereka membawanya ke Western Australian Museum. Ross Anderson, asisten kurator arkeologi maritim di museum tersebut, kemudian melakukan penelitian dan berkonsultasi dengan sesama peneliti dari Jerman dan Belanda.
Hasilnya, mereka sepakat bahwa pesan tertanggal 12 Juni 1886 itu berasal dari sebuah kapal Jerman bernama Paula, sebagai bagian dari eksperimen di laut melalui penugasan Pemantauan Maritim Jerman.
Temuan itu memecahkan Rekor Dunia Guinness untuk pesan tertua di dalam botol. Selama ini, rekor dipegang sebuah pesan berusia 108 tahun dari Asosiasi Biologi Maritim Inggris.
Menurut Anderson, pesan di dalam botol yang ditemukan di Australia sesuai dengan catatan di jurnal meteorologi Jerman, yang menyebut pelepasan pesan di dalam botol oleh kapal Paula dilakukan pada 12 Juni 1886. Badan Maritim dan Hidrografi Jerman menilai bahwa pesan tersebut memang asli.
"Sejauh penilaian kami, berdasarkan foto-foto dan informasi yang diberikan dari jauh, ini adalah pesan dalam botol yang autentik, yang dihanyutkan dari kapal PAULA pada 1886 sebagai bagian dari eksperimen riset arus laut."
"Informasi dari jurnal meteorologi PAULA mengonfirmasi pelepasan botol itu telah melalui rute yang sepatutnya. Karena itu, informasi di dalamnya bisa dipandang sebagai autentik."
Perjalanan dari Makassar
Dalam makalah pemaparan Anderson yang dirilis West Australian Museum, pesan di dalam botol tersebut dihanyutkan di Samudera Hindia, ketika kapal Paula tengah berlayar dari Cardiff di Wales menuju Makassar, Indonesia.
Catatan Museum Kapal di Jerman menunjukkan Paula—yang dikomandani Kapten O Diekmann pada 1886 hingga 1889—berada di Makassar pada periode Juli hingga September 1886. Amat mungkin Paula mengangkut batubara—ekspor utama Wales saat itu—ke Makassar.
Fakta bahwa Paula sempat berada di Makassar diteguhkan oleh pesan yang dihanyutkan kapal tersebut dalam perjalanan dari Makassar ke Amsterdam pada Desember 1886. Pesan perjalanan pulang itu ditemukan di Barbados, Kepulauan Karibia.
"Meskipun musim kemarau berlangsung di Makassar pada 1 Juli hingga 13 September 1886, hujan turun cukup sering. Biasanya hujan turun sehari sekali sekitar pukul 4 sore disertai badai…" tulis Kapten O Diekmann, dalam perjalanan dari Makassar ke Amsterdam.
'Rokok lintingan'
Keluarga Illman sempat mengira pesan di dalam botol kaca itu merupakan sampah. "Tonya melihat banyak sampah di tanah dan membantu memungut beberapa sampah," ujar Kym Illman.
Tonya kemudian memungut sebuah botol dan membawanya karena, menurut Kym, bagus dipajang di rak buku. Botol berisi pesan tersebut kemudian diserahkan ke kekasih putranya. "Dia pikir itu rokok lintingan dan membersihkannya dari pasir."
"Tonya berusaha melepaskan ikatan di sekeliling kertas, tapi agak rapuh. Jadi kami membawanya ke rumah dan menaruhnya selama lima menit di oven untuk mengeringkan kelembapan. Lalu kami membukanya dan melihat ada tulisannya. Kami tidak bisa melihat tinta pada tulisan tangan, namun terdapat pesan cetak yang meminta pembaca menghubungi Konsulat Jerman jika menemukan pesan," papar Kym.
Belakangan, mereka melihat tulisan pudar '12 Juni 1886' serta nama kapal, 'Paula'. Kym berpikir hal itu "tidak mungkin benar", namun dia membawanya ke Western Australian Museum untuk diperiksa.
Setelah diketahui bahwa pesan itu 'tertua di dunia', keluarga Illman memutuskan untuk meminjamkannya ke museum selama dua tahun. Kym menyatakan temuan itu adalah "kejadian paling luar biasa dalam hidup saya".
"Botol ini tidak pernah disentuh selama hampir 132 tahun dan dalam kondisi sempurna. Saya masih gemetaran," ujarnya.