Kisah Kelam Pembantaian Srebrenica dan Hikayat Jagal Bosnia (Bagian 1)


Naviri Magazine - Pembantaian Srebrenica adalah kasus kejahatan yang dilakukan pasukan Serbia kepada warga Bosnia. Srebrenica adalah kamp pengungsian terbesar akibat serbuan tentara Serbia ke Bosnia yang dihuni umat muslim. 

Pada 6 Juli 1995, pasukan Serbia menggempur Srebrenica, dan melakukan pembantaian besar-besaran di sana. Ada ribuan korban yang tewas, dan kejahatan besar itu dipimpin Ratko Mladic, yang dijuluki Jagal Bosnia.

Kasus Pembantaian Ratko Mladic kemudian diajukan ke Pengadilan di Den Haag, Belanda. Ada 591 saksi yang datang ke pengadilan, dan proses pengadilan itu memerlukan waktu 530 hari sejak tahun 2011, dengan 10 ribu pameran mengenai 106 kejahatan dalam tragedi yang menyeret nyawa ribuan orang itu. 

Satu dekade sebelumnya, Pengadilan Pidana Internasional untuk bekas Yugoslavia (International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia/ICTY) menetapkan Pembantaian Srebrenica sebagai genosida. 

Pada 2005 Sekjen PBB Kofi Annan menyebutnya sebagai pembunuhan massal terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Eksekutornya adalah pasukan Republik Srpska (Serbia Bosnia), anggota grup paramiliter Scorpion yang pernah menjadi bagian dari Kementerian Dalam Negeri Serbia hingga 1991, dan ratusan sukarelawan dari Ukraina dan Rusia. 

Sementara dalangnya, yang divonis hukuman penjara seumur hidup oleh hakim PBB dalam sidang hari Rabu (22/11/2017) sebagaimana dikabarkan The Guardian, adalah Jenderal Republik Srpska, berjuluk “Jagal Bosnia”: Ratko Mladic.  

Mladic divonis saat usianya menginjak 74 tahun. Ia lahir pada tanggal 24 Mei 1943 di Božanovici, Negara Merdeka Kroasia (negara bonekanya Jerman dan Italia, berdiri selama PD II di wilayah Yugoslavia yang diduduki Blok Poros). 

Mladic tumbuh menjadi anggota Liga Komunis Yugoslavia, lalu berkarier di Tentara Rakyat Yugoslavia. Posisinya melejit dari perwira tinggi, kepala staf angkatan darat, sampai akhirnya ditunjuk sebagai jenderal saat memasuki Perang Bosnia tahun 1992-1995. 

Berseragam militer membuat Mladic menampakkan sifat buasnya terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai musuh bangsa Serbia di medan perang. 

Pada tanggal 5 April 1992, di hari yang bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Bosnia-Herzegovina, pasukan Yugoslavia, salah satunya dipimpin Mladic, mengepung ibukota Bosnia-Herzegovina, Sarajevo, untuk mencoba menduduki pusat kota dan mendepak pemerintahan resmi Bosnia lewat kudeta. Pengepungan Sarajevo, merujuk laporan final PBB, berlangsung selama 1.425 hari (5 April 1992-29 Februari 1996), dan menjadi pengepungan terlama dalam sejarah perang dunia. 

Pasukan Republik Srpska dibantu tentara Yugoslavia dengan jumlah sekitar 13 ribu personil, sementara Bosnia-Herzegovina berkoalisi dengan komunitas Kroasia dan tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan total sekitar 70 ribu personil. Mladic dan kawan-kawan akhirnya mundur dan mengakhiri pengepungan. 

Namun korban yang terlanjur jatuh luar biasa besar. Totalnya ada 13.952, di mana 5.434 di antaranya rakyat sipil. Kasus pengepungan ini juga salah satu kasus yang memberatkan vonis Mladic di pengadilan. 

Pembantaian Srebrenica adalah rekam jejak terganas Mladic. Srebrenica, sebagaimana tercatat dalam arsip ICTY, adalah kamp pengungsian terbesar akibat serbuan tentara Serbia ke Bosnia yang dihuni umat muslim. 

Meski dinyatakan sebagai kawasan aman oleh PBB, sebab mendapat penjagaan pasukan perdamaian berjumlah 400 personil dari Belanda, Mladic tak peduli dengan hukum internasional dan gelap mata membantai orang-orang Bosnia yang berstatus sebagai warga sipil. 

Pada tanggal 6 Juli 1995, pasukan Mladic mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica. Lima hari kemudian, mereka sukses memasuki kamp di mana anak-anak, perempuan, dan para orang tua bergerak ke sebuah desa bernama Potocari untuk mencari perlindungan ke pasukan Belanda. 

Namun sayangnya sebagian besar lain tertangkap oleh pasukan Serbia, sementara pasukan Belanda kian kewalahan menghadapi serbuan tentara Mlodic yang berjumlah jauh lebih banyak. 

Pembantaian dimulai pada pertengahan bulan yang sama dengan cara memisahkan laki-laki berumur 12-77 tahun untuk “diinterogasi”. “Interogasi” hanyalah dalih agar target bisa dipisahkan dengan mudah dari para perempuan, orang tua, atau sanak keluarga lainnya. Pembantaian pertama terjadi di sebuah gudang dekat desa Kravica, lalu berlanjut bak penjagal menyembelih hewan-hewan ternak. 
 
Pasukan Belanda memperburuk keadaan, karena menyerahkan 5.000 pengungsi untuk ditukar dengan 14 tentaranya yang ditahan Mladic. Hingga sekarang keputusan ini memicu kecaman dan penyesalan, baik dari pihak PBB maupun pemerintah Belanda. 

Dalam laporan Independent, pembelaan pasukan Belanda adalah saat itu mereka juga berpotensi menjadi korban kekejaman Mladic. Namun, menukar 70 persen korban genosida dengan 14 tentara juga tetap berlipat-lipat lebih keliru. Di akhir tragedi, lebih dari 8.000 jiwa melayang sia-sia. 

Setahun berikutnya, ICTY dibentuk untuk menyeret para terdakwa, yakni pelaku kejahatan dan pelanggaran HAM dalam Perang Bosnia, untuk diadili. Sayang, Mladic berhasil kabur terlebih dahulu. 

Baca lanjutannya: Kisah Kelam Pembantaian Srebrenica dan Hikayat Jagal Bosnia (Bagian 2)

Related

History 6562990681983934887

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item