Fakta-fakta di Balik Perbedaan Jenis dan Tampilan Beras yang Perlu Kita Tahu
https://www.naviri.org/2021/07/fakta-fakta-di-balik-perbedaan-jenis.html
Naviri Magazine - Beras adalah bahan baku pembuatan nasi, yang merupakan makanan pokok mayoritas orang Indonesia. Nasi dibuat dari beras, sedangkan beras dihasilkan dari tanaman padi. Karena itu, ibu-ibu rumah tangga pun bisa dibilang sering berbelanja beras di toko atau pasar, untuk kebutuhan makan keluarga sehari-hari.
Jika kita perhatikan, ada beberapa jenis beras yang biasa ada di pasaran. Ada yang warnanya putih bersih, ada yang terlihat kusam, ada pula yang masih ditempeli kulit ari, dan lain-lain. Mengapa beras memiliki beberapa jenis berbeda?
Beras yang memiliki warna putih bersih biasanya disebut beras sosoh, yaitu beras yang mengalami penyosohan atau proses pembersihan yang dilakukan berulang-ulang. Semakin sering atau semakin banyak penyosohan yang dilakukan, tampilan beras pun akan semakin bersih atau makin tampak putih.
Kemudian ada pula beras yang warnanya kecokelatan, dan biasanya disebut beras giling. Selain cenderung cokelat, beras giling juga memiliki bulir-bulir yang lebih besar dibanding beras sosoh.
Lalu ada pula beras pecah kulit yang memiliki ciri warna cokelat buram dengan kulit ari yang masih menempel, dan bulirnya masih utuh. Perbedaan kondisi dan warna tersebut karena proses yang berbeda. Semakin lama mengalami proses, maka warna beras akan semakin putih.
Kebanyakan ibu rumah tangga memilih beras yang memiliki tampilan bersih atau putih, yaitu beras sosoh. Meski harganya biasanya lebih mahal, namun beras sosoh memiliki kelebihan, yaitu tidak mudah basi.
Hal itu berbeda dengan beras pecah kulit, misalnya, yang membuat nasi lebih cepat basi. Padahal, makanan—dalam hal ini beras—yang mudah basi menunjukkan gizi lebih banyak. Karena mikro-organisme membutuhkan zat gizi untuk bisa hidup.
Terkait beras, kita bisa melihat tahapan prosesnya. Ketika padi mulai diolah menjadi beras, hasil pertamanya adalah beras pecah kulit, yaitu beras yang memiliki penampilan kurang menarik, sebagaimana yang disebutkan di atas.
Namun, biasanya, beras pecah kulit tidak langsung dikonsumsi. Beras itu biasanya melewati proses penyosohan untuk menghasilkan beras giling atau beras sosoh.
Pada waktu melewati proses penyosohan, terjadi pengelupasan kulit ari pada beras. Meski hal itu menjadikan penampilan beras tampak lebih baik, namun dampaknya beras kehilangan lebih banyak protein, lemak, vitamin, dan mineral. Proses penyosohan memang menghasilkan beras yang menarik, namun juga menghilangkan banyak zat gizi di dalamnya.