Cara Baca Oximeter, Alat yang Diwajibkan WHO untuk Pasien COVID-19
https://www.naviri.org/2021/07/cara-baca-oximeter-alat-yang-diwajibkan.html
Naviri Magazine - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman baru agar pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah untuk memiliki pulse oximeter. Dengan cara baca oximeter yang tepat, pasien bisa melihat apakah memungkinkan untuk melakukan perawatan di rumah atau perlu ke rumah sakit.
"Hal lain dalam pedoman yang baru adalah bahwa pasien COVID-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi, yang mengukur kadar oksigen, sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah di rumah kondisinya memburuk, atau akan lebih baik dirawat di rumah sakit," kata Juru bicara WHO Margaret Harris di Jenewa, dikutip dari Reuters.
Dikutip dari Healthline, pulse oximeter bisa memberikan hasil dengan selisih perbedaan 2 persen. Misalnya pada oximeter menunjukkan SpO2 82 persen, itu berarti tingkat SpO2 di dalam tubuh berkisar antara 80-84 persen.
Tetapi, cara baca oximeter ini bisa terganggu karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Misalnya seperti gerakan, suhu, atau cat pada kuku.
Lalu, bagaimana cara baca oximeter?
Cara baca oximeter bisa dengan melihat kadar SpO2 (tingkat saturasi oksigen) dan PRbpm pada pulse oximeter. Jika tingkat saturasi oksigennya 95 persen dianggap normal.
Dikutip dari Mayo Clinic, tingkat saturasi oksigen atau SpO2 normal berada pada angka 95 hingga 100 persen. Tetapi, jika saturasi oksigen atau SpO2 berada di bawah 95, seperti 92 dan seterusnya, bisa menunjukkan adanya potensi hipoksemia atau kekurangan oksigen.
Sementara dikutip dari Medicover Hospitals, PRbpm pada oximeter adalah grafik denyut nadi yang bisa menentukan berapa kali jantung berdetak per menit. PRbpm atau Pulse Rate beats per minute yang normal berkisar antara 60-100 bpm.
Setelah selesai membaca oximeter, pasien tersebut bisa mempertimbangkan untuk tetap melakukan perawatan di rumah atau perlu ke rumah sakit. Jika diperlukan, lakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan untuk menentukan seberapa sering seorang pasien melakukan pemeriksaan dengan pulse oximeter.