Benarkah Laki-laki dan Perempuan Tak Mungkin Bisa Berteman? Ini Penjelasan Ahli
https://www.naviri.org/2021/07/benarkah-laki-laki-dan-perempuan-tak.html
Naviri Magazine - Jika ada seorang laki-laki dan seorang perempuan sering terlihat bersama di berbagai kesempatan, hampir bisa dipastikan orang-orang akan mengira bahkan meyakini kalau laki-laki dan perempuan itu sepasang pacar, atau dua orang yang menjalin hubungan asmara.
Bahkan jika kenyataannya laki-laki dan perempuan tersebut hanya berteman, kebanyakan orang tidak akan percaya. Karena, dalam pikiran banyak orang, laki-laki dan perempuan tidak bisa berteman. Jika mereka sering bersama, artinya mereka pacaran.
Tapi benarkah laki-laki dan perempuan memang tak bisa berteman, selain bersama sebagai sepasang pacar?
Banyak orang yang meyakini, relasi perempuan dan laki-laki tak pernah murni pertemanan. Selalu ada tujuan romantis atau intensi-intensi menggoda secara seksual dari jalinan pertemanan tersebut. Salah satu orang yang mengamini asumsi ini adalah pastor dari Chicago, Hans Fiene, yang sempat dirundung masyarakat lantaran menulis di The Federalist, bahwa laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa berteman.
Tidak hanya itu, dilansir situs Independent, Fiene juga menyatakan bahwa perempuan harus berhenti menjebak laki-laki dalam friend zone. Alasannya—yang bagi sebagian orang terdengar mengada-ada—adalah untuk mencegah penurunan angka kelahiran di AS lebih jauh lagi.
“Friend zone harus dilenyapkan demi masa depan kita. Perempuan harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak bisa mempunyai teman laki-laki,” ujarnya.
Di tengah dominasi heteronormativitas, tindak-tanduk perempuan kepada laki-laki dan sebaliknya tidak pernah terlepas dari aturan tak tertulis di masyarakat. Perempuan semestinya begini, laki-laki tidak boleh begitu, perempuan tidak bisa melakukan hal tertentu lantaran ranah tertentu seharusnya untuk laki-laki, bukanlah hal yang asing bagi masyarakat dari aneka latar budaya.
Fiene kemudian memanfaatkan normativitas ini untuk menguatkan argumennya bahwa sekalipun perempuan gagal ‘membangun pertemanan yang diinginkan rata-rata laki-laki’, kaum Adam tetap menyukai kehadiran perempuan selama mereka menampilkan nilai-nilai femininitas. Pada pengujung artikelnya, Fiene menyatakan dukungannya terhadap institusi perkawinan.
Rupanya, tidak cuma Fiene yang berpikir bahwa perempuan dan laki-laki tak bisa bersama sebagai teman saja dan menganggap relasi platonik—di mana dua orang berhubungan dekat tanpa menceburkan diri dalam hasrat seksual—sebagai mitos belaka. Sejumlah peneliti pun mengafirmasi asumsi ini lewat observasi beberapa pasangan teman berbeda jenis kelamin.
Mengusung judul Men and Women Can't Be "Just Friends", Adrian F. Ward menulis di situs Scientific American mengenai argumen-argumen mengapa kedua jenis kelamin sulit benar-benar menjalin pertemanan.
Bisa saja, dalam keseharian, perempuan dan laki-laki tampak bersanding tanpa hubungan romantis, baik di ranah pekerjaan maupun pergaulan kasual. Walaupun demikian, hal ini tidak menegasikan kemungkinan adanya dorongan-dorongan seksual yang jauh dipendam kedua belah pihak.
Ward juga mengutip studi yang dilakukan Bleske-Rechek et.al. terhadap 88 pasang orang, terkait ketertarikan antar jenis kelamin yang potensial terjadi ketika laki-laki dan perempuan memulai hubungan sebagai teman.
Temuan mereka menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih tertarik (secara romantis) kepada perempuan dibandingkan sebaliknya. Tidak sebatas itu saja, laki-laki juga sering kali menganggap teman perempuan mereka merasakan hal yang sama.
Hasil penelitian Bleske-Rechek et.al. bisa saja dianggap cuma meneguhkan stereotip bahwa laki-laki selalu haus seks dan perempuan adalah sosok naif. Akan tetapi, mereka ingin mengetengahkan ide bahwa dalam satu hubungan pertemanan, kedua jenis kelamin bisa memiliki persepsi dan perlakuan yang berbeda.
Hal ini seiring dengan tulisan Radhika Sanghani di The Telegraph, yang menyatakan bahwa di luar intensi seksual, definisi pertemanan menurut laki-laki dan perempuan juga berpengaruh terhadap bagaimana hubungan akan berujung.