Sesak Napas Bisa Disebabkan Asam Lambung, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya
https://www.naviri.org/2021/06/sesak-napas-bisa-disebabkan-asam.html
Naviri Magazine - Sesak napas memiliki definisi sebagai kondisi ketika Anda kesulitan dalam bernapas atau tidak cukup mendapat asupan udara. Sesak napas bisa disebabkan banyak faktor. Mulai dari faktor penyakit asma, sinusitis, tekanan darah rendah, emboli paru dan masih banyak lagi.
Namun tahukah Anda, sesak napas juga dapat disebabkan oleh asam lambung?
Melansir laman Medical News Today, sesak napas bisa menjadi salah satu gejala dari asam lambung kronis atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Ketika asam lambung naik ke arah paru-paru, maka hal tersebut akan membuat paru-paru terhimpit dan menjadi sesak.
Menurut penelitian, ditemukan sekitar 85 persen penderita asma memiliki penyakit asam lambung.
Gejala sesak napas akibat asam lambung adalah timbulnya rasa sakit pada dada atau panas seperti terbakar (heartburn). Selain itu, penderita juga akan mengalami gejala seperti perut terasa tak nyaman, cegukan terus-menerus, perut kembung, kerap sendawa, sulit menelan, sakit tenggorokan dan napas berbau tak sedap.
Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan beberapa cara yaitu menjaga gaya hidup sehat, menjaga berat badan, berhenti merokok dan menghindari pakaian atau aksesoris yang ketat di sekitar area perut. Hal tersebut dimaksudkan untuk tidak merangsang naiknya asam lambung ke paru-paru.
Pada umumnya, sesak napas akibat asam lambung terjadi ketika pagi hari. Untuk itu dianjurkan untuk tidur dengan mengangkat kepala sehingga kepala lebih tinggi daripada badan. Hal ini mencegah asam lambung naik ke paru-paru.
Selain menjaga hidup, pola makan juga perlu diatur. Ahli menyarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, berbaring atau tidur dalam waktu kurang dari tiga jam setelah makan, mengidentifikasi dan menghindari makanan pemicu asam lambung kambuh.
Jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan, ada beberapa pengobatan yang dapat ditempuh untuk menyembuhkannya. Salah satunya adalah mengonsumsi obat-obatan seperti antasida, proton pump inhibitor (PPI) dan H2 receptor blocker.