Kisah Perang Salib dan Runtuhnya Kekaisaran Bizantium
https://www.naviri.org/2021/06/kisah-perang-salib-dan-runtuhnya.html
Naviri Magazine - Pada awalnya, rencana Perang Salib Keempat adalah untuk melancarkan invasi ke Kairo, dan dari sana Tentara Salib akan menyerang pasukan Saracen di Yerusalem melalui Mesir. Namun gerakan Perang Salib telah kehilangan kekuatannya setelah kegagalan di Perang Salib Ketiga.
Meskipun demikian, Tentara Salib tetap dikumpulkan dan sebagian besar berpusat di Venesia pada tahun 1202, di mana Doge Enrico Dandolo sepakat kalau Angkatan Laut Venesia akan mengangkut mereka ke Mesir. Saat itu Dandolo baru setuju untuk mengangkut Tentara Salib jika mereka bisa membayar "biaya transport" sebesar 86.000 marks.
Sayang, Tentara Salib hanya bisa membayar 51.000 marks. Oleh sebab itu, Dandolo menyarankan bahwa sebagai bentuk pembayaran alternatif mereka dapat membantu pasukan Venesia untuk merebut kembali kota Zara di wilayah Bizantium. Paus Innosensius III yang mengetahui rencana ini marah dan mengekskomunikasi Tentara Salib.
Perang Salib pun dialihkan ke arah Bizantium, di mana saat itu Kaisar Isaac II dari Kekaisaran Bizantium sedang dikudeta oleh saudaranya sendiri, Alexius III, pada tahun 1195. Dilansir dari Britannica, putra Isaac menawarkan 200.000 marks kepada Tentara Salib untuk merebut kembali Konstantinopel pada tahun 1203.
Isaac pun dibebaskan dan diangkat kembali sebagai raja bawahan bersama putranya, Alexius IV, oleh Tentara Salib. Namun kedua pria itu gagal memenuhi utang mereka, sehingga Tentara Salib menjarah Konstantinopel dan mendapatkan hasil rampokan hingga 900.000 marks.
Pada tahun 1204, tentara Venesia dan para pemimpin Perang Salib mengambil kendali langsung atas Konstantinopel dan membentuk rezim yang korup, yang akan menghancurkan keagungan Bizantium di kemudian hari. Setelahnya, Kekaisaran Bizantium terpecah menjadi beberapa kerajaan, dan tidak pernah pulih lagi sejak saat itu.