Ingin Punya Lumbung Pangan, Bupati Merauke: Rakyat Papua Tak Ingin Merdeka, Tapi Menanti Sejahtera
https://www.naviri.org/2021/06/ingin-punya-lumbung-pangan-bupati.html
Naviri Magazine - Stigma yang melekat pada tanah Papua sebagai wilayah konflik dan tidak aman adalah stigma yang menyesatkan.
Begitu dikatakan Bupati Merauke Romanus Mbaraka dalam diskusi bertajuk 'RUU Otsus Sejahterakan Rakyat Papua?' di Media Center DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.
"Jangan dibuat stigma chaos melulu. Mari kita membuat Papua ini menjadi bagian integral dari Indonesia," kata Romanus.
Ditegaskan Romanus, orang Papua tidak memikirkan merdeka dan berpisah dari Indonesia.
Dia menegaskan bahwa yang dibutuhkan masyarakat Papua adalah kesejahteraan itu juga yang dia perjuangkan selama memimpin Merauke.
"Sehingga kebijakan saya menyekolahkan anak-anak Merauke di dunia, saya sedang dorong contoh di bidang IT, kedokteran, engginering,saya harus dorong. Isu begini harus didorong pada orang Papua, jadi dia akan mendunia," terangnya.
Terkait kebijakan pemerintah pusat selama ini, Romanus memiliki catatan khusus. Dia menekankan setiap kebijakan harus dikontrol dari atas sampai ke bawah.
Dia lalu menyinggung program lumbung pangan nasional yang sebenarnya layak dibangun di Papua.
Untuk diketahui, lumbung Pangan nasional baru difokuskan pemerintah di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara. Sementara Papua, NTT dan Sumatera Selatan masih sebatas rencana.
"Dari presiden masuk ke kementerian lembaga sampai ke eksekutor bupati hingga kelembagaan daerah ini memang harus satu irama seperti paskibraka, ini baru bisa. Dan yang paling penting adalah pendekatan kesejahteraan," jelasnya.
"Kita gali untuk pengembangan pertanian, tetapi hari ini kebijakan presiden sudah ada tetapi actionnya menjadi cadangan lumbung pangan nasional sampai hari ini juga nol. Ini yang harus di-clearance dengan baik," kata Romanus lagi.
Soal pendekatan keamanan yang selama ini digaungkan pemerintah, Romanus berpendapat, semua pejabat harus melihat Papua secara utuh. Bagi dia, jika menggeneralisir masalah di Papua, sangatlah tidak rasional.
"Saya diskusi dengan pangdam, kapolda, kita ini kirim pasukan besar padahal untuk melawan warga negara, kita mengirim serdadu kita yang terlatih, ini dunia menertawakan kita, kita harus melihat secara utuh, sehingga penanganan lebih baik," demikian Romanus.