Geger Influencer Dibayar Rp 3,7 Triliun untuk Main Film, tapi Ternyata Tak Bisa Akting
https://www.naviri.org/2021/05/geger-influencer-dibayar-rp-37-triliun.html
Naviri Magazine - Industri film China tengah heboh dengan ramainya influencer yang meramaikan industri seni peran. Para aktor dan aktris mengeluhkan tingginya bayaran para influencer yang ternyata tak bisa berakting sama sekali di depan kamera.
Meski tak bisa akting, beberapa produser pun masih rela merogoh kocek sangat dalam demi memajang mereka di filmnya. Salah satu yang menjadi sorotan dilaporkan dari influencer bernama Zheng Shuang.
Ia mendapatkan bayaran fantastis untuk sebuah serial televisi. Menurut rekan kerjanya ia dibayar hingga US$ 24,6 juta atau senilai Rp 3,7 triliun untuk satu program tersebut.
Siapa sangka, angka itu pun menjadi sorotan banyak pihak termasuk pelaku di industri tersebut, karena rata-rata para aktor dan aktris hanya dibayar US$ 4.900 atau Rp 69 juta. Hal ini membuat Zheng Shuang bisa membeli rumah mewah hanya dengan dua hari bekerja sementara yang lainnya membutuhkan waktu hingga 30 tahun.
Fenomena tersebut muncul usai hadirnya tren "Fandom Culture" sejak 2015. Di mana para produser lebih memilih menaruh wajah-wajah para idol atau pun influencer untuk menarik perhatian para fansnya.
"Tren ini menunjukkan penurunan profesionalitas (dalam dunia akting) karena ada banyak bintang namun tak bisa akting," ujar Wang Hailin, penulis naskah drama yang sempat bekerja sama dengan Zheng Shuang kala diwawancarai oleh South China Morning Post.
Kejadian itu muncul karena permintaan pasar yang berganti. Kini tak, pasar, tak lagi melihat kemampuan melainkan seberapa populernya sang aktor atau pun idol tersebut di media sosial.
Parahnya lagi bahkan kadang sang bintang sama sekali tak berniat untuk mempelajari akting dan menikmati hal tersebut di tengah kepopulerannya. Seperti yang terjadi pada Angelababy pada 2017 lalu.
Saat dirinya tengah booming, ia sempat bermain dalam drama General and I. Dalam beberapa adegan ia tak dapat hadir untuk syuting karena jadwal yang padat dan digantikan oleh teknologi post-produksi editing dengan mengambil beberapa potongan-potongan adegan lamanya yang menuai protes dari para penonton.
Ketenaran nama besar sang bintang memang berhasil menarik perhatian masyarakat di dalam tayangan itu. Hal itu pun membuat munculnya dua kontrak yang mana salah satunya digunakan untuk menipu pihak pajak.
Beberapa pihak studio pun memilih untuk bekerjasama dengan sang aktris untuk memanipulasi bayaran yang diterimanya dengan kontrak palsu. Seperti yang pernah dilakukan Fan Bingbing mendapatkan USD 9,3 juta namun dipalsukan hingga menjadi USD 1,5 juta dan dibongkar oleh presenter Cui Yongyuan.