Teori Multiverse dan Misteri Asal Usul Penciptaan Alam Semesta (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2021/04/teori-multiverse-dan-misteri-asal-usul.html
Naviri Magazine - The New York Times pernah memuat tulisan ahli astrofisika terkenal, Paul Davies, berjudul “A Brief History of the Multiverse” atau “Sejarah Singkat Teori Multiverse (Jagat Raya Jamak)”. Dalam tulisan itu, Prof. Davies berupaya mempertahankan pernyataan bahwa terdapat kemungkinan adanya jagat raya berjumlah tak terhingga, dan jagat raya kita telah secara kebetulan menjadi cocok bagi adanya kehidupan.
Selama ribuan tahun, agama-agama samawi dan berbagai filsafat yang mengakui keberadaan Tuhan menyatakan bahwa terdapat tujuan dan perancangan di alam semesta. Sebaliknya, kaum materialis – yakni mereka yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi – telah menolak adanya tujuan dan perancangan.
Namun, serangkaian penemuan di bidang astronomi dan fisika di abad ke-20 mengungkapkan bahwa perancangan di jagat raya sungguh jelas, sehingga tak mungkin dapat diingkari.
Berbagai penemuan ini mengungkapkan bahwa di saat awal terbentuknya jagat raya, seluruh variabel, dari kecepatan ledakan Big Bang hingga kekuatan empat gaya fundamental, dari struktur unsur-unsur hingga struktur Tata Surya yang kita huni, benar-benar sesuai untuk menyangga kehidupan.
Penemuan besar ini, yang oleh para ilmuwan di tahun 1970-an diumumkan dan dipaparkan sebagai the Prinsip Anthropik (yang menyatakan bahwa jagat raya secara khusus telah dirancang agar sesuai untuk kelangsungan hidup manusia), secara jelas menggugurkan pendapat kaum materialis tentang ketiadaan perancangan.
Dalam tulisannya yang dimuat The New York Times, Paul Davies merangkum fakta ini dan mengakui kesimpulan tak terelakkan tentang keberadaan Tuhan:
“Mengapa alam ini begitu cerdas – bahkan mungkin ada yang berkata dengan curiga – begitu bersahabat dengan kehidupan? Mengapa hukum-hukum fisika begitu penduli terhadap kehidupan dan kesadaran, sehingga hukum-hukum ini bersekongkol untuk membuat jagat raya yang nyaman dihuni? Ini hampir seolah Perancang Maha Hebat telah melakukan semuanya.”
Akan tetapi, meskipun menganggap perancangan di jagat raya sebagai bukti keberadaan Tuhan, Prof. Davies mengingkari kenyataan ini. Agar dapat menjelaskan asal-usul perancangan di jagat raya, ia terpaksa menggunakan teori multiverse (jagat raya jamak), sebagai pilihan terakhir kalangan materialis, sebagaimana telah kita pahami.
Teori Multiverse (Jagat Raya Jamak)
Menurut teori ini, jagat raya (universe) yang kita tempati mungkin hanyalah satu dari sekian banyak jagat raya (universes) berjumlah tak terhingga yang membentuk sebuah “jagat raya jamak” yang jauh lebih besar lagi yang dinamakan “multiverse” (=kumpulan dari banyak “universe”, multi=banyak/jamak, uni=satu/tunggal).
Dalam pandangan kalangan materialis, sangat biasa jika ada satu atau beberapa dari jagat raya berjumlah banyak tersebut yang cocok bagi kehidupan.
Namun, adakah bukti ilmiah yang mendukung teori ini? Tidak. Tidak ada sama sekali. Ini tak lebih dari sekadar rekaan.
Yang menarik dari tulisan Prof. Davies adalah ia berusaha memberi kesan seolah-olah benar-benar ada cukup banyak bukti penting yang mendukung teori multiverse. Terdapat keterangan singkat pada surat kabar tersebut yang merangkum tulisannya, dan diarahkan untuk memunculkan kesan tersebut:
“Gagasan tentang jagat raya jamak, atau realitas jamak, telah ada selama berabad-abad. Akan tetapi, pembenaran ilmiah yang mendukungnya adalah hal yang baru.”
Siapa pun yang memahami kalimat pendahuluan ini tanpa membaca keseluruhan tulisan tersebut akan benar-benar mendapatkan kesan bahwa teori multiverse didasarkan pada bukti ilmiah nyata, dan bahwa Prof. Davies akan memaparkan bukti-bukti ini di dalam tulisannya.
Namun sebaliknya, bukti seperti itu tak pernah ada, dan nyatanya penulis tidak menyebutkan sepatah kata pun tentang bukti ilmiah baru ini, yang pastilah akan dibicarakannya dengan penuh percaya diri jika memang ada.
Sebaliknya, terdapat sejumlah pengakuan dalam tulisan Prof. Davies bahwa teori multiverse hanyalah reka-reka saja. Menurut Prof. Davies, teori multiverse telah dirumuskan “dengan cara berimajinasi.” Terlebih lagi, berkenaan dengan teori ini, ia mengatakan bahwa “tingkat kebenarannya mencapai suatu batas”, dan teori ini “semakin lama semakin wajib diterima berdasarkan keyakinan.”
Singkatnya, ketertarikan Prof. Davies dan semua kalangan materialis lainnya terhadap teori multiverse lebih disebabkan kecenderungan pribadi daripada keberadaan bukti ilmiahnya. Titik awal yang memunculkan kecenderungan pribadi ini adalah keengganannya untuk menerima bahwa jagat raya adalah karya Pencipta.
Paul Davies menyatakan fakta ini dalam tulisannya. Ia mengatakan bahwa penjelasan apa pun yang didasarkan pada perkataan “Tuhan menjadikannya demikian” tidaklah “memuaskan” bagi seorang ilmuwan.
Baca lanjutannya: Teori Multiverse dan Misteri Asal Usul Penciptaan Alam Semesta (Bagian 2)