Ini 10 Mitos Keliru dalam Psikologi yang Paling Terkenal di Dunia (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2021/04/ini-10-mitos-keliru-dalam-psikologi_019250625.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ini 10 Mitos Keliru dalam Psikologi yang Paling Terkenal di Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Mitos Ketujuh: Dua Hal yang Berlawanan Saling Tarik Menarik
Maksud mitos ini adalah dua orang yang memiliki hal yang bertentangan, dapat tertarik satu sama lain. Hal yang bertentangan ini bisa saja kepribadian, keyakinan dan penampilan. Film banyak mengeksploitasi hal ini. Cinta antara Putri dan Si Buruk Rupa, Percintaan antara jenderal jahat dan peri baik hati.
Hal ini diperkuat lagi oleh pendapat Harville Hendrix, Ph.D., bahwa hanya mereka yang berlawanan yang dapat saling tertarik.
Sebaliknya, penelitian membuktikan Hendrix sepenuhnya salah. Lusinan bukti menunjukkan, orang yang sama sifatnya yang lebih mungkin berpasangan. Kutu buku dengan kutu buku, anak punk dengan anak emo, anggota grop Facebook dengan anggota grup yang sama, dsb. Jauh lebih banyak orang yang tertarik dengan sesama sifat daripada yang berlawanan sifat.
Survei juga menunjukkan kalau kesamaan sifat ini penting bagi keharmonisan keluarga. Gampangnya seperti ini, semakin sesuai pendapat seorang tokoh politik dengan pendapat kita, semakin besar kemungkinan kalau kita menyukai tokoh tersebut.
Mitos kedelapan: Penderita Schizophrenia Memiliki Kepribadian Ganda
Mitos di masyarakat menganggap kalau schizophrenia sama artinya dengan kepribadian ganda (multiple personality disorder – MPD). Dalam sebuah survey, 77% mahasiswa psikologi percaya kalau penderita schizophrenia adalah pemilik kepribadian ganda.
Fim Me, Myself, and Irene, yang diperankan Jim Carrey, juga mengeksploitasi mitos ini. Ia didiagnosa menderita schizophrenia, padahal kenyataannya ia menderita kepribadian ganda.
Pada kenyataannya, dua penyakit ini sangat berbeda. Penderita MPD memiliki dua atau lebih kepribadian dalam dirinya dalam satu waktu. Dan banyak ahli psikologi yang ragu kalau penyakit seperti ini benar-benar ada.
Schizophrenia sebaliknya, memiliki fungsi psikologi yang terpisah-pisah, khususnya emosi dan berpikir. Bagi orang normal, apa yang kita rasakan dan pikirkan sekarang akan berhubungan erat dengan apa yang kita rasakan dan pikirkan beberapa saat lagi.
Tapi bagi penderita schizophrenia, pikiran dan emosi tersebut dapat berubah begitu cepat dan ekstrem. Kepribadiannya tetap sama, hanya saja emosi dan pikirannya yang tidak terprediksi. Akibatnya, orang skizophrenia justru memiliki risiko rendah melakukan bunuh diri, mengalami depresi, ketakutan, penyalahgunaan narkoba, pengangguran, dan tuna wisma.
Wajar saja, bila sekarang ia merasa begitu sedih, beberapa saat lagi ia menjadi sangat senang. Bagi orang normal, sekarang ia merasa begitu sedih, beberapa saat lagi mungkin ia akan bunuh diri atau depresi.
Seperti kata Irving Gottesman, “penyalahgunaan istilah schizophrenia dalam merujuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat, pasar saham, atau ketidaksesuaian sesuatu dengan harapan seseorang, tidaklah sama dengan masalah kesehatan umum dan penderitaan dengan penyakit yang paling sulit dipahami dari pikiran manusia ini.”
Mitos Kesembilan: Bulan Purnama Menyebabkan Kegilaan dan Kejahatan
Mitos ini sudah sangat purba. Ia berasal dari masa saat manusia belum memiliki lampu listrik. Akibatnya orang senang saat malam hari terang oleh purnama. Mereka lebih aktif daripada malam biasa yang gelap. Sekarang hal tersebut sudah tidak teramati lagi, karena setiap rumah memiliki listrik, dan tidak terlalu banyak orang memperhatikan bulan.
Legenda dari Yunani Kuno dan Abad Pertengahan mengatakan adanya manusia serigala, vampire, dan monster menyeramkan saat bulan purnama. Tapi beberapa pihak mengklaim kalau kebiasaan ini tertanam secara tidak sadar pada diri manusia.
Tahun 1985, dua psikolog memeriksa semua bukti penelitian yang ada mengenai pengaruh bulan, dan tidak satu pun ada bukti kalau bulan berpengaruh pada kejahatan, kecenderungan bunuh diri, masalah kejiwaan, jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa, atau telpon darurat.
Penelitian lebih modern juga membantah adanya hubungan antara bulan purnama dengan bunuh diri, orang yang masuk rumah sakit jiwa, orang yang masuk UGD, dan gigitan anjing.
Mitos Kesepuluh: Banyak Kriminal Berhasil Membela Diri dengan Mengaku Gila
Setelah memberi pidato tanggal 30 maret, 1981, Presiden Ronald Reagan muncul dari hotel Washington Hilton. Beberapa detik kemudian, enam tembakan terdengar. Satu mengenai agen rahasia, satu polisi, satu sekretaris James Brady, dan satu mengenai presiden sendiri.
Sang penembak adalah pria berusia 26 tahun bernama John Hinckley, yang jatuh cinta dengan artis Jodie Foster, dan yakin kalau dengan membunuh Presiden, Foster akan tergugah dan jatuh cinta padanya.
Tahun 1982, saksi ahli psikologi berdebat mengenai apakah Hinckley bersalah atau tidak karena alasan gila. Akhirnya juri memutuskan kalau Hinckley gila. Keputusan juri memicu protes publik. Polling ABC menunjukkan 76% rakyat tidak setuju dengan keputusan tersebut.
Dari sini mulailah mitos kalau dengan alasan gila, banyak penjahat yang berhasil lolos dari penjara. Mitos ini semakin diperkuat oleh film-film action yang menunjukkan antagonis pura-pura gila untuk menghindari hukuman.
Namun keyakinan ini sama sekali salah. Data menunjukkan kalau pengajuan alasan gila di pengadilan berada di bawah 1%. Dan dari semua pengajuan ini, hanya 25% yang diputuskan memang gila.
Lebih parah lagi, orang yang dinyatakan gila di pengadilan akan dikirim ke rumah sakit jiwa, dan di sana mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 tahun sebelum diputuskan apakah ia harus ditahan lebih lama atau dilepaskan.
Akibatnya bagi orang normal yang berhasil mengaku gila, tinggal di rumah sakit jiwa bisa jadi hal yang lebih menyiksa dari penjara. Di penjara, ia punya waktu yang jelas untuk bebas dan tidak perlu berpura-pura, di rumah sakit jiwa tidak.