WHO Akhirnya Berhasil Temukan Asal Mula Covid-19, Ternyata dari Peternakan
https://www.naviri.org/2021/03/who-akhirnya-berhasil-temukan-asal-mula.html
Naviri Magazine - Seperti yang diketahui, Covid-19 telah menghantui seluruh negara dengan banyaknya korban yang jatuh. Namun, hal tersebut masih menjadi tanda tanya dari mana virus itu berasal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini telah menemukan jawaban dari pertanyaan itu. WHO menemukan bahwa peternakan satwa liar di Tiongkok kemungkinan besar menjadi sumber virus SARS CoV 2, yang mengawali pandemi Covid-19.
Peternakan satwa liar ini banyak berdiri di sekitar provinsi Yunnan, Tiongkok Selatan, dan kemungkinan terbesarnya peternakan ini memasok hewan liar tersebut ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, Wuhan.
Tim WHO yang melakukan perjalanan ke Tiongkok ini menduga, bisa saja hewan liar tersebut tertular virus SARS CoV 2 dari kelelawar yang ada di daerah tersebut.
Dilansir dari Live Science, WHO akan merilis temuan secara lengkap dalam beberapa minggu yang akan datang.
Pada Januari 2021 lalu, tim ahli WHO melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menyelidiki penyebab pandemi yang menewaskan lebih dari 2,6 juta penduduk dunia ini.
Banyak teori konspirasi merebak yang menduga terkait asal usul virus, salah satu teori menyebutkan virus ini dibuat di laboratorium Wuhan secara sengaja, namun penyidik WHO menepis anggapan itu.
Pendapat umum di antara para ilmuwan, virus corona berpindah dari kelelawar ke manusia, dan kemungkinan melalui perantara spesies hewan lain.
Dan hasilnya, investigasi WHO menemukan kemungkinan virus ditularkan kelelawar di Tiongkok Selatan ke salah satu hewan peternakan satwa liar, hingga akhirnya berpindah ke manusia.
Sementara itu, peternakan satwa liar di Tiongkok adalah proyek pemerintah setempat sejak 20 tahun lalu, tujuannya agar penduduk desa terbebas dari kemiskinan dan mengurangi kesenjangan di pedesaan dan di perkotaan.
Hal ini diungkap Ahli Ekologi Penyakit WHO, Peter Daszak, yang melakukan perjalanan ke Wuhan, Tiongkok.
"Mereka (penduduk) memburu hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, anjing, rakun, dan tikus bambu, dan mereka membiakkannya di penangkaran," terang Daszak.