Terungkap Isi BAP Ferdy Sambo, Kronologi Kejadian di Magelang
https://www.naviri.org/2021/03/pria-perlu-tahu-ini-tanda-tanda-wanita.html
Peristiwa di Magelang dalam rangkaian pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat masih menyimpan misteri. Terutama soal klaim istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, tentang adanya pelcehan/kekerasan sksual yang dilakukan Yosua pada 7 Juli 2022.
Pelcehan sksual ini bahkan disebut-sebut menjadi alasan utama Ferdy Sambo gelap mata lalu membunuh Yosua.
Namun, detail bagaimana pelcehan sksual itu terjadi, hingga kini belum ada pihak yang merincinya--termasuk oleh Komnas HAM yang merekomendasikan agar pengakuan Putri itu ditindaklanjuti.
Gambaran pelcehan sksual itu sedikit banyak terkuak lewat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Irjen Ferdy Sambo, Jumat (2/9).
BAP itu terkait pelanggaran Kode Etik Profesi Polri (KEPP) dengan wujud membuat skenario kejadian yang tidak sebenarnya, tidak menaati dan menghormati norma hukum dan melakukan permufakatan pelanggaran KEPP terkait kasus tewasnya Brigadir Yosua.
Dalam pemeriksaan oleh Divisi Propam pada 22 Agustus 2022 itu, Sambo mengaku istrinya telah diprkosa oleh Yosua saat berada di Magelang.
Saat itu, Ferdy Sambo dan Putri tengah berada di Magelang untuk mengantarkan anak mereka yang bersekolah di sana. Selama di Magelang, mereka tinggal di rumah di Kompleks Cempaka.
Di sana ada sejumlah ajudan, yaitu Bripka Ricky Rizal, Brigadir Yosua, Brigadir Deden, dan Bharada Richard Eliezer. Selain itu, ada juga sopir pribadi, Kuat Ma'ruf, dan ART bernama Susi.
Pada 7 Juli 2022 pukul 00.00 WIB, Sambo dan Putri merayakan ulang tahun ke-22 pernikahan mereka bersama para ajudan dan ART. Perayaan itu hanya untuk internal.
Pada 7 Juli pukul 05.00 WIB, Sambo pulang ke Jakarta menggunakan mobil yang disiapkan oleh panitia HUT Bhayangkara. Sambo bersama ajudan bernama Deden pergi ke Bandara Yogyakarta menuju Jakarta dengan Batik Air dan tiba sekitar pukul 07.00 WIB.
Di bandara, Sambo dijemput oleh Bharatu Prayogi langsung ke Mabes Polri untuk bertugas hingga malam.
Pada Jumat, 8 Juli dini hari, Sambo mengaku mendapat telepon dari Putri. Dari panggilan telepon itu, Putri mengaku Yosua telah melakukan hal kurang ajar di Magelang.
"Istri saya tidak enak badan dan merasa ketakutan karena Brigadir Yosua telah melakukan sesuatu yang kurang ajar kepada istri saya, bahwa istri saya menelepon pada saya tanggal 8 Juli dini hari, menelepon sambil menangis dan ketakutan, istri saya menyampaikan bahwa Yosua telah melakukan hal kurang ajar, masuk paksa ke dalam kamar istri saya," kata Sambo.
Putri lalu meminta pulang hari itu juga. Putri juga meminta Sambo tidak menghubungi ajudan lainnya tentang kejadian ini. Dia khawatir terjadi keributan di Magelang.
"Dikarenakan Yosua memiliki senjata dan memiliki tubuh yang lebih besar dibanding ajudan saya yang lain, istri saya meminta agar tidak menelepon siapa-siapa, dan menyampaikan kepada saya akan disampaikan cerita yang sebenarnya pada saat tiba di Jakarta," kata Sambo.
Setelah itu, Sambo mulai cemas karena belum tahu betul apa yang terjadi.
"Dengan kondisi itu saya sebagai suami dan kepala rumah tangga merasa cemas dan gelisah karena saya belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya kepada istri saya," tuturnya.
"Istri saya pada saat menelepon terdengar seperti berbisik-bisik, ketakutan dan menangis. Karena rumah saya yang di Magelang berukuran kecil sehingga khawatir saat menghubungi saya diketahui orang lain yang berada di rumah," aku Sambo.
Sambo mengikuti permintaan Putri untuk tidak menelepon siapa-siapa dan menunggu kedatangan Putri.
Setelah Putri dan rombongan tiba di rumah pribadi di Jalan Saguling, Jaksel, Sambo langsung berbicara dengan Putri. Saat itu Putri menceritakan apa yang dialaminya di Magelang.
“Istri saya menceritakan peristiwa di Magelang bahwa saat istri saya istirahat, Brigadir Yosua masuk ke kamar, membuka paksa kunci kamar dan melakukan pelcehan dan pemrkosaan. Istri saya melawan dan Brigadir Yosua membanting istri saya sampai lantai kamar. Dan kemudian istri saya tergeletak di pintu kamar mandi dan minta tolong kepada Sdri Susi dan Sdr Kuat," kata Sambo.
"Mereka yang menyaksikan istri saya tergeletak di depan kamar mandi," ujar Sambo.
Mendengar cerita itu, Sambo emosi dan marah.
"Reaksi saya sebagai suami dan kepala keluarga emosi dan marah ketika mengetahui istri saya diperlakukan seperti ini, dan itu terjadi di hari ulang tahun pernikahan saya yang ke-22," ucap Sambo.
Media sudah menghubungi pengacara Putri, Arman Hanis, untuk mengkonfirmasi isi BAP itu, tapi belum ada jawaban.