Kisah-kisah Cinta Terindah Sekaligus Tragis yang Tercatat dalam Sejarah (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2021/03/kisah-kisah-cinta-terindah-sekaligus_3.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah-kisah Cinta Terindah Sekaligus Tragis yang Tercatat dalam Sejarah - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Prince Edward dan Wallis Simpson
Demi cintanya pada Wallis Simpson, Pangeran Edward rela mengorbankan kekayaan dan kekuasaannya. Pangeran Inggris ini jatuh cinta pada Wallis Simpson yang berkebangsaan Amerika dan sudah bersuami.
Wallis Simpson akhirnya menceraikan suaminya, dan memulai hidup baru dengan Pangeran Edward. Wallis tentu saja tidak dapat menjadi ratu Inggris karena berkebangsaan Amerika.
Pangeran Edward sendiri naik tahta pada tahun 1936, namun segera turun tahta agar dapat menikahi kekasihnya. Pangeran Edward akhirnya meninggal pada tanggal 28 Mei 1972. Wallis kemudian menyendiri, dan akhirnya meninggal 14 tahun kemudian pada tanggal 24 April 1986.
Pyramus dan Thisbe
Ini adalah kisah cinta yang populer dari Babilonia. Kisah cinta ini dimulai pada tahun 331 SM. Pyramus adalah pria tampan yang merupakan teman kecil Thisbe. Mereka hidup di lingkungan yang sama, dan cinta tumbuh di antara mereka. Namun cinta itu ditentang oleh orang tua mereka.
Mereka kemudian memutuskan untuk kabur dan bertemu di dekat sebuah pohon. Thisbe yang datang terlebih dahulu melihat seekor singa yang mulutnya berlumuran darah. Thisbe ketakutan dan lari. Ketika berlari, ia menjatuhkan kerudungnya sehingga diambil singa itu.
Ketika itu Pyramus tiba dan melihat kerudung Thisbe di mulut singa (yang berlumuran darah). Dalam kesedihan yang mendalam, Pyramus kemudian bunuh diri dengan pedang di tangannya. Thisbe yang tidak dapat hidup tanpa Pyramus, kemudian bunuh diri dengan pedang yang sama.
Marie dan Pierre Curie
Kecintaan pada ilmu pengetahuan dan kerja keras membuat mereka dipersatukan dalam ikatan cinta.
Pada tahun 1981, Maria Sklodowska Curie atau sering dipanggil Marie, berkunjung ke Paris. Kunjungannya tidak hanya membawa ia pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pasangan hidupnya. Di sinilah ia bertemu dengan Pierre yang merupakan direktur laboratorium tempat Marie bekerja.
Tahun 1895, mereka menikah dan membina rumah tangga. Tahun 1898, mereka menemukan polonium dan radium. Temuan itu membawa kedua orang ini dan Henri Becquerel memenangkan Nobel di bidang fisika pada tahun 1903.
Ketika Pierre meninggal dunia pada tahun 1904, Marie terus melanjutkan penelitian, dan hebatnya ia berhasil kembali memenangkan Nobel pada tahun 1911. Kali ini Nobelnya di bidang kimia. Ini membuat Marie satu-satunya manusia yang meraih 2 Nobel saat itu. Akhirnya Marie meninggal dunia tahun 1934 akibat leukemia.
Abigail dan John Adams
Percintaan Abigail dan John Adams adalah kisah cinta 2 orang yang terpisahkan karena perang. John Adams merupakan presiden kedua Amerika, dan Abigail adalah istrinya. Hubungan mereka melalui surat-menyurat karena saat itu Amerika dihadapkan pada perang revolusi, dan beberapa kejadian yang memaksa sang presiden hidup berpisah dari sang istri.
Salah satu petikan surat Abigail pada sang suami adalah, “The great anxiety I feel for my country, for you, and for our family, renders the day tedious, and the night unpleasant.”
Abigail kemudian meninggal pada 28 Oktober 1818 karena demam tipus. Dia dimakamkan di samping makam suaminya yang terletak di ruang bawah tanah gereja United First Parish atau Church of the Presidents di Quincy, Massachusetts. Kata terakhirnya adalah, “Do not grieve, my friend, my dearest friend. I am ready to go. And John, it will not be long.”
Eloise dan Abelard
Ini adalah cerita cinta antara seorang guru dan muridnya. Pasangan ini hidup di Prancis sekitar abad ke-12. Peter Abelard adalah seorang profesor dan ahli teologi yang jatuh cinta pada muridnya, yaitu Eloise. Peter menumpang di rumah paman Eloise yang juga mengasuh Eloise.
Paman Eloise sangat mengagumi peter. Namun percintaan ini membuat paman Eloise, Canon Fulbert, marah. Mereka kemudian melarikan diri karena Eloise ternyata telah mengandung anak Peter. Namun apa daya, akhirnya keadaan juga yang memisahkan mereka, karena Peter Abelard harus hidup sebagai pendeta.
Namun hidup terpisah tidak membuat cinta mereka luntur. Mereka terus menulis surat, puisi, cerita tentang cinta mereka, sampai pada akhirnya mereka meninggal dan dikubur bersama di Paris. Banyak yang percaya surat-surat cinta mereka masih menjadi inspirasi bagi sebagian penulis kisah cinta.