Ini 10 Kebiasaan Baik Orang Jepang yang Layak Kita Tiru (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2021/03/ini-10-kebiasaan-baik-orang-jepang-yang_8.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ini 10 Kebiasaan Baik Orang Jepang yang Layak Kita Tiru - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain, termasuk Indonesia.
Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul kalah perangnya Jepang, dan ditambahi adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya, Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).
Menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945, masih mampu merangkak, mulai dari nol lagi untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian.
Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk cassete tape yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman. Yang juga cukup unik, ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).
Budaya baca
Jangan kaget kalau datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.
Banyak penerbit yang mulai membuat manga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb, disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi.
Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dsb).
Konon, penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan, dan terus berkembang sampai zaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
Kerja sama kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok.
Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa "1 orang profesor Jepang akan kalah dengan satu orang profesor Amerika, hanya 10 orang profesor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang profesor Jepang yang berkelompok". Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan "rin-gi", yaitu ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam "rin-gi".
Mandiri
Sejak usia dini, anak-anak dilatih untuk mandiri. Di sekolah dasar, setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah, hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.
Rata-rata mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka "meminjam" uang ke orang tua, yang nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
Menjaga tradisi
Perkembangan teknologi dan ekonomi tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi kebiasaan orang Jepang.
Kalau suatu hari Anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata "tidak" bila mendapat tawaran dari orang lain.