Cakram Langit Nebra, Peta Astronomi Tertua di Dunia yang Menguak Rahasia Langit
https://www.naviri.org/2021/03/cakram-langit-nebra-peta-astronomi.html
Naviri Magazine - Pada tahun 1990, dua pemburu harta karun yang berkeliaran di Mittelberg Hill, dekat Nebra, Jerman, menemukan sebuah cakram misterius. Terkubur sekitar 3.500 tahun yang lalu, cakram itu adalah sensasi arkeologi.
Dengan jari-jari berukuran hanya 15 cm, artefak tersebut seolah memuat pengetahuan astronomi penting dan makna keagamaan yang tersembunyi.
Cakram terkorosi tersebut memiliki dekorasi emas berbentuk matahari atau bulan purnama, dan warnanya hijau gelap. Cakram dengan representasi 32 bintang itu memiliki pita melengkung di tepiannnya, dan memiliki 40 lubang kecil di sekelilingnya. Kemudian, bila diteliti lebih dekat, cakram dihiasi dengan simbol-simbol emas yang mengungkapkan bahwa benda itu menjadi representasi tertua di langit.
Di situs tempat ditemukannya cakram itu juga ditemukan dua pedang, sebuah pahat, kepala kapak, dan gelang. Berdasarkan artefak-artefak yang terkait, analisis ilmiah dan penyelidikan arkeologi, jelas bahwa timbunan itu disimpan sekitar 1600 SM dalam sebuah lubang dangkal di Mittelberg Hill.
Di antara semua bintang yang terdapat pada cakram, kita tidak bisa mengabaikan kelompok tujuh bintang yang mungkin merupakan gugus bintang Pleiades, meskipun tidak ada rasi bintang lain bisa diidentifikasi. Selanjutnya, 30 titik bola yang mungkin melambangkan sistem hitungan 30-hari untuk menggambarkan bulan-surya.
Ketebalan bulan sabit tampaknya sesuai dengan kemunculannya dalam tahun kabisat. Sementara itu, sebuah busur emas yang dibatasi oleh garis-garis halus mungkin mewakili sebuah kapal. Cakram itu bukan hanya berfungsi sebagai kalender, tetapi juga berfungsi sebagai alat navigasi orang-orang Jerman kuno.
Cakram tersebut sekarang disimpan di State Museum of Prehistory di Halle, Jerman. Cakram langit Nebra secara mendasar mengubah gambaran kita tentang budaya Unitice Zaman Perunggu (sebuah budaya awal Zaman Perunggu, yang diikuti oleh budaya Tumulus), dan mengungkapkan pengetahuan tentang pergerakan benda angkasa yang dimiliki oleh nenek moyang kita.