Tips Keluar dari Jebakan Hutang, dan Meningkatkan Kesejahteraan Hidup

Naviri Magazine - Ada cukup banyak orang yang menjalani siklus hidup yang tak jauh dengan ini; mereka bekerja, mendapatkan uang, memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup, kehabisan uang, dan kemudian bekerja lagi, mendapatkan uang lagi, memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup lagi, lalu kehabisan uang lagi, dan kemudian bekerja lagi untuk mendapatkan uang lagi.

Kenyataan semacam itu bisa disebut sebagai sebuah siklus, karena seringkali orang hanya berputar-putar di dalam kenyataan seperti itu tanpa tahu kapan atau dimana mereka akan bisa keluar dari keterjebakan terhadap siklus tersebut. Mereka hanya berputar-putar di antara pekerjaan, penghasilan, pengeluaran, kehabisan, lalu pekerjaan lagi, penghasilan lagi, kebutuhan lagi dan kehabisan lagi.

Tugas manusia yang hidup adalah memang menjalani hidup. Dan dalam perjalanan itu seringkali kita memang terjebak dalam siklus semacam itu. Yang pertama perlu dilakukan untuk dapat keluar dari keterjebakan semacam itu tentunya adalah kesadaran bahwa kita terjebak. Tanpa kesadaran semacam itu, maka jebakan itu tidak akan pernah dapat kita lepaskan.

Tidak selamanya orang yang menjalani siklus semacam itu adalah orang-orang yang memiliki penghasilan kecil, namun seringnya memang orang yang berpenghasilan kecillah yang menjalani siklus semacam itu. 

Lebih parah lagi jika keadaan seperti itu ditambah dengan adanya hutang sehingga mereka pun semakin terjebak; bukan hanya terjebak di dalam siklus yang berputar tanpa habis, namun juga terjebak pada apa yang biasa kita sebut sebagai ‘gali lubang tutup lubang’.

Nah, bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari keterjebakan siklus semacam itu sekaligus juga dapat meningkatkan taraf hidup?

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, yang pertama dibutuhkan adalah kesadaran. Setelah kita menyadari bahwa kita berada di dalam keterjebakan dan menginginkan bisa keluar dari keterjebakan itu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan upaya untuk tujuan tersebut. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara menabung.

Sekali lagi, menabung akan menjadi sesuatu yang berat dilakukan jika tidak dilandasi dengan kesadaran dan jika dilakukan hanya dengan pikiran apabila ada uang yang tersisa.

Salah satu faktor dari keberhasilan menabung adalah apabila aktivitas menabung itu dilandasi dengan kesadaran yang sungguh-sungguh bahwa kita menabung adalah dengan tujuan agar kita dapat terbebas dari lingkaran keterjebakan hidup, dan jika menabung itu kita lakukan dengan dasar kebutuhan dan bukan hanya sekedar apapila ada uang yang tersisa.

Jadi, anggaplah menabung setiap bulannya itu sebagai semacam kebutuhan seperti halnya kita membutuhkan makan dan minum. Kita tidak bisa tidak melakukan itu, khususnya dalam upaya kita untuk dapat meningkatkan taraf hidup ini. Karenanya, jangan menabung dengan pikiran apabila ada uang yang tersisa, karena jika itu aturannya, maka seringkali kita tidak memiliki uang yang tersisa untuk dapat ditabungkan.

Setiap awal bulan, ketika kita baru mendapatkan penghasilan atau gaji bulanan, sisihkanlah sejumlah tertentu untuk ditabungkan, dan kemudian hiduplah dengan sisa uang tersebut. 

Jumlah yang disisihkan untuk ditabungkan itu bisa 10 atau 20 persen dari total penghasilan kita, sebagaimana yang seringkali disarankan oleh para pakar keuangan, atau kita sesuaikan dengan penghasilan dan kebutuhan pengeluaran kita. Namun berapa pun prosentasenya, tetapkan upaya untuk terus menabung, apapun alasannya.

Ingat, aktivitas menabung yang kita lakukan dalam hal ini adalah upaya yang kita lakukan agar kita bisa segera keluar dari siklus keterjebakan hidup dan agar kita dapat menaikkan taraf hidup. 

Karenanya, anggaplah bahwa menabung yang kita lakukan itu adalah seperti membuat rakit yang kita harapkan dapat kita gunakan untuk segera menyelamatkan diri kita dari ancaman tenggelam dalam sebuah banjir besar. 

Semakin cepat dan semakin rutin kita melakukan pembuatan rakit tersebut, semakin cepat pula kita akan segera dapat keluar dari genangan banjir yang dapat menenggelamkan kita sewaktu-waktu.