Protokol Zion, Rencana Zionisme untuk Menguasai Dunia (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2021/02/protokol-zion-rencana-zionisme-untuk.html
Naviri Magazine - Protocols of Zion, yang menjadi ‘kitab suci” Zionisme Internasional, selama ini dipahami sebagai sumber inspirasi kaum Yahudi untuk menata dunia sesuai dengan keinginannya, yaitu dunia yang pada akhirnya hanya beragama satu, agama Yahudi. Nama lengkap protokol itu adalah The Protocols of The Learned Elders of Zion.
Inti ajaran Yahudi adalah pemujaan materi, atau dikenal dengan istilah materialisme. Protokol itu pertama kali dibuat tahun 1895 di Basel-Swiss, oleh pemimpin Zionis saat itu, Theodore Hertzel. Dokumen itu berisi 24 pasal (24 protocols). Tadinya sangat dirahasiakan, tapi kemudian bocor dan sampai ke tangan pendeta ortodoks Rusia, Sergey Nylos, yang menerjemahkan ke dalam bahasa Rusia pada 1921.
Seorang wartawan Inggris,Victor E Mersden, kemudian menerjemahkannya kembali ke dalam bahasa Inggris, dengan judul “The Protocols of The Learned Elders of Zion” pada 1917. Berikut terjemahannya dalam versi Indonesia.
PROTOCOLS KE 1:
Semboyan kita (“kita” di sini maksudnya zionisme/warga Yahudi sedunia) hanya ingin mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup kita hanyalah menindas terlebih dulu, kemudian bertanggung jawab dalam suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan kita.
Kita pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan, yang menjadi topik aktual sepanjang masa (kini falsafah itu dikenal dengan istilah ‘demokrasi’).
Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berpikir secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak masyarakat awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi awan gelap.
Kata-kata itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya, padahal telah menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya.
Orang-orang non-Yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berpikiran cerdas tidak memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya; demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya, dan tidak pula menyadari bahkan di alam bebas tidak terdapat arti kata persamaan dalam bentuk apa pun.
Slogan kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan, yang kita kumandangkan hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa, dan sebagai sarana yang dapat menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat, falsafah itu mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan.
Dari sisi lain, falsafah itu akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai tempat perlindungan masyarakat yang hidup di atas planet bumi.
PROTOCOLS KE 2:
Kita harus berusaha sekuat tenaga agar pertempuran yang terjadi antara dua negara tidak menjalar ke negara lain. Sehingga peperangan itu masih bisa dikendalikan, agar pihak kita dapat menguasai.
Di samping itu, pihak yang bertempur selalu membutuhkan bantuan kita. Kita harus mengangkat orang yang tidak berpengalaman luas dalam pemerintahan, agar mudah diatur untuk diarahkan ke tujuan tertentu. Kita membutuhkan opini publik melalui surat kabar kepada orang-orang non-Yahudi.
Ideologi kita kini telah berhasil dengan gemilang. Kemenangan ideologi kita melalui otak Darwin, Karl Marx, Adam Smith, dan Nietchze. Pandangan pikiran mereka mampu menggoyahkan masyarakat dunia.
Bagi orang yang tak menjalankan ajaran agama, ideologi semacam ini mudah diterima. Surat kabar sebagai senjata utama, kini berada di tangan kita. Walaupun demikian, kita harus bergerak di bawah tanah.
Kita harus mempertajam ketegangan pemerintah dengan rakyat. Agar wibawa pemerintah menjadi lemah, dan rakyat pun tidak memiliki daya untuk bertindak. Kemudian kita akan mudah menguasai keduanya sesuai tujuan kita.
PROTOCOLS KE 3:
Kini, beban kita tinggal menerobos terowongan yang pendek, setelah itu daerah yang dikuasai oleh ular (lambang ‘Free Masonry’, organisasi bawah tanah dari gerakan Zionisme Internasional) akan kita kunci. Bila sudah dikunci, berarti semua benua Eropa akan tergenggam dalam tangan kita.
Kita harus mempertajam ketegangan pemerintah dengan rakyat. Agar wibawa pemerintah menjadi lemah, dan rakyat pun tidak memiliki daya untuk bertindak. Kemudian kita akan mudah menguasai keduanya sesuai dengan tujuan kita.
Kita harus mampu memberikan semangat agar para aktivis partai saling berebut kursi pemerintahan.
Kita harus mampu memberikan nasihat kepada kaum buruh dan pekerja, seakan-akan memperoleh prioritas yang memuaskan dari kebijaksanaan dan undang-undang yang tertulis di atas kertas. Padahal tulisan itu hanyalah kebohongan belaka. Dengan demikian, agen-agen Yahudi akan kita kirim untuk mengatur roda perusahaan sesuai tujuan kita.
Kita harus mampu meningkatkan rasa benci dan dengki di kalangan buruh untuk meledakkan kemelut perekonomian dunia. Sarana yang tepat untuk menciptakan situasi seperti itu adalah emas yang telah kita genggam.
Kita harus mampu menanamkan rasa benci di hati kaum buruh, agar tetap bermusuhan dengan orang kaya sejak kecil.
Untuk merealisasi program itu, kita tidak akan terbentur oleh bahaya, lantaran masyarakat Kristen yang sudah lemah akan mudah dikuasai, terutama menguasai pemerintah yang akan membinasakan Yahudi dari muka bumi.
PROTOCOLS KE 4:
Gerakan ‘Free Masonry’ akan melaksanakan tujuan-tujuan kita, dan sebagai penghalang bagi siapa saja yang akan membongkar program kita.
Gerakan ‘Free Masonry’ akan mampu menghapus keyakinan bertuhan di tengah masyarakat Kristen, dan diganti dengan teori matematika dan teori relativitas.
Kita harus berani mengarahkan orang-orang Kristen agar pikirannya hanya ke arah persaingan ekonomi dan industri. Situasi seperti itu diupayakan semakin tajam, agar terwujud masyarakat yang individualistis. Sehingga mereka akan apatis terhadap perjalanan politik, agama, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Baca lanjutannya: Protokol Zion, Rencana Zionisme untuk Menguasai Dunia (Bagian 2)