Panduan Menyiapkan Dana Pensiun, agar Tenang dan Sejahtera di Hari Tua
https://www.naviri.org/2021/02/panduan-menyiapkan-dana-pensiun-agar.html
Naviri Magazine - Masa pensiun seharusnya menjadi waktu yang membahagiakan bagi orang yang menjalaninya, karena pada masa tersebut sudah lepas dan bebas dari rutinitas pekerjaan yang selama ini dijalani, dan seharusnya digantikan dengan aktivitas–aktivitas yang lebih ringan dan menyenangkan.
Namun demikian, masa pensiun ternyata juga tidak lepas dari masalah, terutama masalah keuangan.
Survey yang dilakukan oleh HSBC Global terhadap 1.050 orang Indonesia, menemukan bahwa 68 persen responden menginginkan dapat menikmati masa pensiun yang nyaman.
Meski demikian, ternyata hanya 30 persen orang responden yang memiliki dana pensiun. Hal ini memberikan gambaran pada kita bahwa ternyata belum ada sepertiga penduduk Indonesia yang menyiapkan dana pensiunnya.
Tindakan untuk mengabaikan menyiapkan dana pensiun ini biasanya terbentuk karena kultur masyarakat kita yang mengandalkan para anak mereka untuk meng-cover kebutuhan finansial orangtua mereka yang sudah pensiun.
Hal tersebut tentu tidak salah, malah justru sangat baik, karena dengan begitu para anak juga dibiasakan untuk berbakti kepada orangtua.
Namun di sisi lain, tindakan ini akan menjadi hal yang memberatkan bagi para anak, seandainya kehidupan pribadi mereka sendiri masih mengalami kesulitan secara keuangan, atau tentu menjadi hal yang tidak mungkin bagi mereka yang sampai usia pensiun belum dikaruniai anak.
Alasan lain bagi mereka yang saat ini masih berada pada usia produktif, terkadang mereka enggan untuk mulai menyiapkan dana pensiun sejak dini, dengan alasan usia pensiun masih jauh, atau pun beralasan penghasilan yang ada sudah habis untuk berbagai kebutuhan keluarga.
Dengan rata–rata usia pensiun saat ini di angka 55 tahun, dan usia harapan hidup orang Indonesia saat ini menurut BPS rata–rata di usia 71 tahun, artinya setiap orang paling tidak harus mempersiapkan dana untuk bertahan hidup selama 16 tahun pasca pensiun sampai meninggal dunia.
Bila saat ini pengeluaran bulanan kita rata–rata di angka 10 juta, dan setelah pensiun nanti tidak ingin gaya hidup kita turun, yang artinya pengeluaran bulanan tetap di angka 10 juta, maka selama 16 tahun kita hidup pasca pensiun memerlukan dana sebesar 10 juta x 192 bulan = Rp 1.920.000.000.
Angka ini saja masih mengikuti harga barang saat ini, dan belum dihitung dengan inflasi yang akan terjadi nantinya. Bila dulu ketika aktif bekerja kita mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari, pasca pensiun kita bisa dapatkan dari mana uang tersebut?
Bila nanti ketika pensiun kita ingin mendapatkan uang Rp 10 juta meskipun sudah tidak bekerja, alternatif yang bisa dipilih adalah dengan menaruh uang kita di deposito. Dengan asumsi bunga deposito sebesar 5 persen, maka ketika pensiun segera buka akun deposito dengan jumlah uang sebesar Rp 200 juta.
Bila hal tersebut dirasa berat karena ketiadaan dana, alternatif yang lebih ringan bisa mulai mencicilnya dari sekarang.
Dengan asumsi usia saat ini adalah 35 tahun dan akan pensiun di usia 55, yang artinya jarak waktunya adalah 20 tahun, maka untuk bisa mendapatkan dana pensiun Rp 2 miliar (pembulatan) dengan asumsi imbal hasil adalah 10 persen, maka kita bisa secara berkala menabung di reksa dana sejumlah Rp 2,7 juta.
Karena untuk jangka panjang, maka bisa pilih reksa dana saham atau campuran. Ketika nanti sudah masuk usia pensiun, dana tersebut dipindahkan ke deposito untuk bisa menikmati bunga bulanannya, yang bisa kita pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Karena tujuan kita nantinya adalah bisa mendapatkan penghasilan pasif setelah tidak bekerja lagi, alternatif lainnya adalah nantinya kita harus menjadi business owner ataupun pemegang saham dari suatu usaha.
Bila belum memiliki bisnis, maka membeli saham-saham bluechip yang listing di bursa dapat menjadi pilihan. Karena dari kepemilikan saham tersebut, kita bisa mendapatkan deviden.
Bagi mereka yang ingin pensiun dini, hal ini juga berlaku sama, namun dengan sedikit perbedaan hitungan. Pensiun dini biasanya diberikan oleh suatu perusahaan, ketika karyawan mulai masuk usia 45 tahun atau 50 tahun.
Bagi mereka yang ingin mengambil kesempatan ini, maka cara–cara yang diambil relatif sama, namun tentu berbeda di angka hitungannya. Dan mereka yang mengambil pensiun dini biasanya akan menjadi entrepreneur ataupun berbisnis untuk mendapatkan penghasilan.
Bila saat berusia 30 tahun dan ingin pensiun dini di usia 45, maka kita punya waktu 15 tahun untuk mengumpulkan dananya. Bagi mereka yang pensiun dini, biasanya akan diberikan remunerasi khusus, yang besarannya lumayan.
Meski demikian, sebaiknya dana yang kita dapat dari golden shake hand tersebut dimasukkan ke dalam produk keuangan yang memberikan imbal hasil secara berkala, seperti deposito.
Dan untuk kebutuhan modal bisnis kita berasal dari uang yang kita tabung selama 15 tahun tersebut. Semisal untuk kebutuhan membuka bisnis, kita butuh dana Rp 100 juta, maka kita bisa mulai menabung di reksa dana sebesar Rp 250.000 per bulan selama 15 tahun, dengan asumsi return 10 persen. Hasilnya nanti bisa kita gunakan untuk memulai usaha kita tersebut.
Meskipun di tempat kerja kita saat ini mungkin kita sebagai karyawan diberi fasilitas dana pensiun berupa DPLK ataupun BPJS Ketenagakerjaan, tidak ada salahnya untuk menyiapkan juga dana pensiun kita sendiri, untuk lebih memastikan bahwa nanti ketika masuk usia pensiun, kebutuhan sehari–hari kita dapat terpenuhi tanpa berkurang gaya hidupnya, atau bahkan sampai harus bekerja lagi, karena benar–benar sudah kehabisan uang.