Menguak Fenomena Misterius: Api Muncul dari Tubuh Manusia (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2021/02/menguak-fenomena-misterius-api-muncul_6.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Menguak Fenomena Misterius: Api Muncul dari Tubuh Manusia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Hal serupa juga pernah terjadi pada 1980, ketika Susan Motteshead yang sedang berada di dapurnya melihat dirinya tiba-tiba diselubungi api. Namun api tersebut tiba-tiba lenyap, sebelum sempat membakar tubuhnya lebih lanjut.
Anehnya, menurut para saksi yang selamat, mereka tidak merasakan adanya rasa panas atau sakit. Kesaksian ini menambah kadar misteri fenomena ini. Apakah ini berarti para korban tewas tanpa merasakan sakit?
Teori-teori
Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan penyebab peristiwa aneh ini. Teori-teori ini pada awalnya diajukan dengan melihat pola yang ada pada para korban. Memang, dari 200 laporan SHC yang masuk, umumnya korban SHC memiliki beberapa kesamaan:
1. Mereka umumnya para manula.
2. Memiliki cacat atau keterbatasan gerak tubuh. Wanita yang ditemukan di Brevard County, Florida, juga memiliki kesulitan gerak walaupun ia bisa berjalan.
3. Perokok dan peminum.
4. Orang-orang yang kesepian atau hidup sendiri untuk waktu yang lama.
Jadi, dengan melihat pola-pola ini, beberapa peneliti mencoba memberikan penjelasan ilmiah mengenai penyebab fenomena ini. Teori-teori tersebut adalah:
Alkohol
Kebanyakan korban SHC adalah alkoholik. Ada beberapa klaim yang mengatakan bahwa seorang peminum alkohol dapat mencapai level dimana alkohol di dalam darahnya dapat membuatnya terbakar. Namun teori ini dianggap tidak berdasar, karena ethanol hanya dapat terbakar apabila konsentrasinya lebih besar dari 23%.
Teori ini menjadi tidak masuk akal, karena jika manusia memiliki konsentrasi 1% saja di dalam darahnya, maka bisa dipastikan orang itu akan mengalami kematian.
Wick effect atau efek sumbu
Teori ini menyebutkan bahwa tubuh manusia, ketika tersentuh api rokok, dapat menyebabkan timbulnya api yang membakar tubuh. Menurut para peneliti, lemak di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai substansi pembakar. Sedangkan pakaian atau rambut korban berfungsi sebagai sumbu.
Sementara lemak tubuh mencair karena panas, ia membasahi pakaian dan membuat "sumbu" terbakar secara perlahan-lahan. Ini sebabnya mengapa tubuh mereka terbakar, sedangkan benda-benda sekitarnya tidak.
Ketika teori ini diajukan, orang-orang bertanya, bagaimana menjelaskan potongan kaki atau tangan yang tersisa dari tubuh korban? Jawabannya adalah level temperatur pada tubuh korban.
Masih menurut para peneliti, ketika dalam posisi duduk, tubuh bagian atas korban jadi lebih panas dibanding kakinya. Analoginya seperti ketika kita menyalakan korek api. Api akan membakar kepala, dan perlahan-lahan turun ke bawah. Tapi biasanya api akan mati sebelum membakar habis seluruh batang korek, sehingga menyisakan sedikit batang korek bagian bawah.
Teori ini cukup masuk akal, namun permasalahannya adalah kapan tubuh manusia dapat menciptakan wick effect ini? Pertanyaan ini tidak dapat dijawab hingga hari ini.
Listrik statis
Teori lain mengatakan bahwa mungkin jenis pakaian korban telah memicu timbulnya listrik statis. Seseorang yang berjalan di atas karpet dapat menciptakan aliran listrik dan voltase yang cukup, untuk menciptakan percikan-percikan api.
Namun teori ini juga dibantah, karena walaupun voltase listrik yang dihasilkan cukup tinggi, energi yang tersimpan sangat rendah, biasanya kurang dari 1 joule. Ini tidak cukup untuk menciptakan api.
Psikosomatik
Sebagian korban yang ditemukan meninggal adalah mereka yang hidup sendiri atau kesepian. Jadi menurut sebagian peneliti, proses psikosomatik yang terjadi mungkin telah menimbulkan reaksi berantai dengan memproses nitrogen di dalam tubuh mereka, dan menimbulkan reaksi berantai ledakan mitokondria. Teori ini juga dianggap terlalu mengada-ngada.
Gas dan listrik di dalam tubuh manusia
Di antara semua teori yang diajukan, mungkin ini teori yang paling masuk akal. Kita tahu bahwa tubuh manusia mengandung listrik, dan di dalam tubuh manusia juga terdapat gas yang dapat menyalakan api. Contohnya adalah gas metana di dalam usus.
Teori ini mengatakan SHC dapat terjadi ketika gas metana bercampur dengan listrik di dalam tubuh.
Sekali lagi, teori yang masuk akal. Namun pertanyaannya adalah, kapan listrik dan metana di dalam tubuh dapat menciptakan api? Pertanyaan ini lagi-lagi belum terjawab.
Hangus karena tertidur
Dan sekarang, inilah teori yang paling sederhana. Menurut sebagian orang, penyebab terbakarnya tubuh korban dapat disimpulkan dari ciri-ciri korban seperti yang sudah disinggung di atas. Para korban yang ditemukan umumnya sedang merokok atau mabuk dan sendirian. Korban juga pada umumnya berusia lanjut, atau memiliki kendala pada tubuh seperti cacat.
Jadi ketika mereka tertidur, rokok yang dipegang terjatuh, membakar karpet, dan akhirnya menjalar ke tubuhnya. Karena mereka memiliki kendala gerak pada tubuhnya, mereka tidak mampu menyelematkan diri hingga tewas di tempat. Sederhana sekali, kan?
Tapi teori ini dianggap mengabaikan fakta bahwa di tempat penemuan mayat korban, benda-benda sekitar bahkan tempat tidur atau kursi tidak ditemukan hangus sama sekali. Ini menunjukkan bahwa sumber api sepertinya berasal dari dalam tubuh korban, bukan dari luar.
Kejahatan terencana
Akhirnya, inilah teori yang paling sederhana di antara yang sederhana. Teori ini mungkin diajukan oleh peneliti yang malas berpikir. Menurut mereka, kematian korban akibat kejahatan. Tubuh mereka yang hangus adalah usaha dari sang penjahat untuk menghilangkan jejak.
Tetapi teori ini mengabaikan begitu banyak fakta, sehingga tidak pernah dilirik oleh para peneliti yang kredibel.