Kisah Candra Kirana, Putri Cantik yang Dikutuk Menjadi Keong Mas
https://www.naviri.org/2021/02/kisah-candra-kirana-putri-cantik-yang.html
Naviri Magazine - Raja Kertamarta adalah raja Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan Candra Kirana, yang cantik dan baik. Candra Kirana sudah ditunangkan oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan, yaitu Raden Inu Kertapati, yang baik dan bijaksana.
Saudara kandung Candra Kirana, yaitu Galuh Ajeng, sangat iri pada Candra kirana, karena Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu. Kemudian, Galuh Ajeng menemui nenek sihir untuk mengutuk candra kirana. Dia juga memfitnahnya, sehingga Candra Kirana diusir dari istana.
Ketika Candra Kirana berjalan menyusuri pantai, nenek sihir pun muncul dan menyihirnya menjadi keong emas, dan membuangnya kelaut. Tapi sihirnya akan hilang bila keong emas berjumpa dengan tunangannya.
Suatu hari, seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut. Keong emas dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya, nenek itu mencari ikan lagi di laut, tetapi tak seekor pun didapat. Ketika ia sampai digubuknya, ia kaget karena sudah tersedia masakan yang enak-enak. Si nenek bertanya-tanya siapa yang mengirim masakan ini.
Begitu pula hari-hari berikutnya, si nenek menjalani kejadian serupa. Keesokan paginya, nenek pura-pura ke laut. Ia mengintip apa yang terjadi. Ternyata, keong emas berubah menjadi gadis cantik yang langsung memasak. Kemudian nenek menegurnya, "Siapa gerangan kamu putri yang cantik?"
“Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh saudaraku, karena ia iri kepadaku," jawabnya. Kemudian, Candra Kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek itu tertegun melihatnya.
Sementara itu, Pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana menghilang. Ia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihir pun akhirnya tahu, dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Inu Kertapati.
Pangeran Inu Kertapati kaget melihat burung gagak yang bisa berbicara, dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya, padahal Inu diberi arah yang salah.
Di perjalanan, Pangeran Inu bertemu seorang kakek yang sedang kelaparan. Diberinya kakek itu makanan. Ternyata, kakek itu adalah orang sakti yang baik. Ia menolong Pangeran Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Pangeran Inu diberitahu di mana Candra Kirana berada. Di suruhnya Pangeran pergi ke desa Dadapan.
Setelah berjalan berhari-hari, sampailah ia ke desa Dadapan. Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air, karena perbekalannya sudah habis. Tapi ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat tunangannya sedang memasak.
Akhirnya, sihir pun hilang karena perjumpaan dengan Raden Inu. Pada saat itu, muncul nenek pemilik gubuk itu, dan putri Candra Kirana memperkenalkan Pangeran Inu pada nenek. Akhirnya, Pangeran Inu memboyong tunangannya ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana, dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman yang setimpal. Karena takut, Galuh Ajeng melarikan diri ke hutan, namun ia terperosok dan jatuh ke dalam jurang.
Akhirnya, pernikahan Candra Kirana dan Pangeran Inu Kertapati pun berlangsung. Mereka memboyong nenek dari desa Dadapan yang baik hati itu ke istana, dan mereka hidup bahagia.