Kisah 5 Ilmuwan yang Masuk Islam Setelah Menemukan Kebenaran Al-Quran


Naviri Magazine - Ada cukup banyak ilmuwan yang masuk Islam, karena berbagai sebab, yang biasanya terkait dengan ilmu pengetahuan—sesuatu yang memang akrab dengan para ilmuwan. Ada yang masuk Islam karena menemukan fenomena laut, ada yang masuk Islam karena menemukan fakta tak terduga pada tubuh manusia, dan lain-lain, yang ternyata hal itu telah tertulis di dalam kitab suci Al-Quran.

Terkait hal tersebut, berikut ini adalah lima ilmuwan dunia yang masuk Islam, dengan alasan mereka masing-masing.

Jacques Yves Costeau

Ilmuwan ini lahir di Prancis pada 11 Juni 1910. Dia adalah seorang oceanografer dan ahli selam terkemuka. Dia menemukan kumpulan beberapa mata air yang tidak bercampur dengan yang lain, seperti ada dinding pemisah di antara keduanya.

Dia pun bertemu dengan seorang profesor Muslim, dan menceritakan kejadian yang ditemuinya itu. Profesor Muslim itu menjawab bahwa hal itu sudah ada di dalam Alquran.

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman: 19-20)

Setelah mendengar ayat tersebut, Costeau lantas memeluk Islam hingga akhir hayatnya. Dia meninggal pada 22 Juni 1997 di tempat kelahirannya.

Maurice Bucaille

Ilmuwan ini adalah seorang ahli bedah asal Prancis, yang pernah meneliti jasad Fira'un. Dia lahir pada tanggal 19 Juli 1920.

Dia memimpin penelitian jasad Fir'aun, dan menemukan sisa-sisa garam dalam jasadnya. Bucaille pun merilis penemuannya dalam buku berjudul "Les Momies Des Pharaons" atau "Mumi Fir'aun: Sebuah Penelitian Medis Modern".

Ia pun menemukan, bahwa penemuannya sesuai dengan ayat Alquran.

"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (Q.S.Yunus: 92)

Ayat tersebut menyentuh hati Bucaille, lalu dia memutuskan untuk menjadi mualaf.

Prof. William Brown

Majalah sains Amerika Serikat, bernama Plant Molecular Biology, mengemukakan beberapa penemuan tim peneliti flora Amerika Serikat. Salah satu penemuannya adalah suara halus yang dihasilkan oleh tumbuhan, yang tidak bisa didengar oleh pendengaran manusia biasa (ultrasonik).

Pada akhirnya, suara itu dapat dikenali dan direkam menggunakan alat yang canggih, dan para peneliti mengubahnya ke dalam gelombang elektrik optik sehingga menghasilkan rangkaian garis di layar monitor. Hal ini dilakukan agar mudah memahami suara tersebut. 

Hasilnya, ternyata suara gelombang yang dihasilkan tanaman itu membentuk lafaz Allah SWT dalam layar monitor. Jadi, tumbuhan terlihat bertasbih kepada Allah SWT.

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya, bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (Q.S. Al-Isra': 44)

Fidelma O'Leary

Seorang ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah dan memeluk agama Islam, setelah meneliti saraf otak manusia. Ia menemukan bahwa beberapa saraf otak manusia tidak dapat dialiri darah.

Namun Fidelma berpendapat bahwa setiap saraf dalam otak manusia harus dialiri darah agar berfungsi normal. Hasil penelitiannya menemukan bahwa otak dapat dialiri darah ketika sujud dalam shalat.

Hal tersebut tentu menunjukkan bahwa orang yang tidak shalat maka otaknya tidak akan menerima darah yang cukup. Sehingga tidak bisa berfungsi dengan normal.

Leopold Werner Ehrenfels

Dia adalah psikiater dan ahli neurologi erkebangsaan Austria, ia tertarik dalam dunia timur. Ketertarikannya tersebut ia wujudkan dengan mengunjungi Balkan, Eropa bagian tenggara, dan Turki, ketika dewasa. 

Pada saat itu, ia biasa ikut shalat berjamaah, walaupun belum beragama Islam. Ia pun pada akhirnya memeluk Islam pada tahun 1927, dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.

Sebelum masuk Islam, Leopold meneliti tentang wudhu, dan menemukan fakta-fakta terkait pusat saraf yang paling peka dari tubuh manusia. Letak pusat saraf tersebut ternyata ditemukan di dahi, tangan, dan kaki, dan sangat sensitif ketika terkena air.

Jika membasuh air pada titik-titik pusat saraf tersebut, maka bisa memelihara kesehatan. Leopold pun merekomendasikan bahwa wudhu tidak hanya untuk orang Muslim saja. Perintah berwudhu dalam shalat terdapat dalam Alquran:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. 

“Allah tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (Q.S. Al-Maidah: 6).

Related

Moslem World 8016931177482597614

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item