Kehidupan Charles Darwin dan Kontroversi Teori Evolusi (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2021/02/kehidupan-charles-darwin-dan.html
Naviri Magazine - Charles Robert Darwin lahir pada 12 Februari 1809 di Shrewbury, desa kecil di Inggris. Ia dilahirkan sebagai anak dari keluarga terpandang.
Sejak kecil, Darwin dikenal sebagai anak yang dekat dengan alam. Perkenalan ini diawali ketika Darwin menghitung jumlah bunga yang ada di semak-semak kebunnya, sebanyak 384 bunga. Ia juga sering memanjat pohon dan mengamati burung-burung, mengumpulkan batu-bautan dan telur burung (ia selalu memastikan hanya satu telur yang diambilnya dari setiap sarang).
Pada 1825, di usianya yang ke 16 tahun, Darwin sekolah di Edinburgh University, di fakultas kedokteran. Darwin tidak pernah berkeinginan untuk menjadi dokter. Namun ketika ayahnya tahu hal itu, dia marah besar.
Darwin dikirim ke Gambridge University untuk menjadi pendeta di Inggris. Dan karena banyak pendeta yang mempelajari alam, itu menjadi pilihan yang tepat bagi Darwin.
Profesor favorit Darwin di Cambridge adalah John Steven Henslow, yang mengajar botani, ilmu tentang tumbuh-tumbuhan. Mereka berdua menjadi teman dan sering berjalan bersama. Persahabatan inilah yang kelak mengubah kehidupan Darwin.
Awal terciptanya teori Darwin
Ketika Darwin lulus dari universitas pada 1831, dia berencana menjadi seorang pendeta. Namun pada Agustus, Darwin menerima sepucuk surat dari Profesor Henslow. Profesor itu mengajukan pertanyaan yang mengejutkan baginya, ”Maukah kau mengelilingi dunia?”
Ketika itu, seorang Kapten Angkatan Udara bernama Robert FritzRoy akan segera berlayar mengelilingi dunia. Kapalnya, HMS Beagel, akan berlayar paling tidak untuk dua tahun. Kapten FritzRoy menyukai sains dan alam, sangat tepat dengan Darwin.
Pada 15 September 1835, Beagle tiba di Galapagos. Ketika itu, Darwin sangat terpesona melihat penyu-penyu raksasa yang mencapai berat 250 kg dan berukuran sekitar 5-6 kaki. Di mata Charles, mereka tampak seperti makhluk dari planet lain.
Ketika Darwin menerbitkan buku yang ditulisnya di atas Beagle, dia mendapatkan bantuan dari seseorang, bernama John Gould (seorang ornitologis). Darwin bersama John Gould meneliti seekor burung Finch yang ditemukan Darwin di Galapagos. Pada masa itulah dia merumuskan suatu teori yang menggemparkan dunia, Teori Evolusi.
Ketika itu, mereka menemukan bahwa ada perbedaan antara burung Finch Amerika Selatan dan Galapagos. Hal ini yang membuat Darwin berpikir bahwa jika burung Finch dapat berubah, mengapa lainnya tidak bisa? Atas dasar inilah dia merumuskan Teori Evolusi.
Para pendukung Darwin
Sir Joseph Dalton Hooker (1817-1911), seorang ahli tumbuh-tumbuhan yang telah banyak melakukan ekspedisi untuk mempelajari tanaman.
Thomas Henry Huxley (1825-1895), pakar biologi yang dikenal sebagai “Darwin’s Bulldog”. Karena dia mendukung teori evolusi sedemikian kuat. Tahun 1868, ditunjukkannya bahwa burung adalah keturunan dinosaurus.
Alfred Russel Wallace
Alfred Russel Wallace (1823-1813) memiliki pandangan yang sama terhadap evolusi Darwin. Namun, Darwin dianggap terlebih dulu menerbitkan makalahnya. Kedua orang ini hanya berselisih 1 tahun dalam penyelesaiannya. Wallace menyelasikan makalahnya pada tahun 1858.
Teori Evolusi terpatahkan?
Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang beraneka ragam berasal dari satu nenek moyang yang sama. Menurut teori ini, kemunculan makhluk hidup yang begitu beragam terjadi melalui variasi-variasi kecil dan bertahap, dalam rentang waktu yang sangat lama.
Teori ini menyatakan bahwa awalnya makhluk hidup bersel satu terbentuk. Selama ratusan juta tahun kemudian, makhluk bersel satu ini berubah menjadi ikan dan hewan invertebrata (tak bertulang belakang) yang hidup di laut. Ikan-ikan ini kemudian diduga muncul ke daratan, dan berubah menjadi reptil. Hal ini pun terus berlanjut, dan seterusnya, sampai pada pernyataan bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reptil.
Seandainya pendapat ini benar, mestinya terdapat sejumlah besar “spesies peralihan” (juga disebut sebagai spesies antara, atau spesies mata rantai) yang menghubungkan satu spesies dengan spesies lain, yang menjadi nenek moyangnya.
Misalnya, jika reptil benar-benar telah berevolusi menjadi burung, maka makhluk separuh-burung separuh-reptil dengan jumlah berlimpah mestinya pernah hidup di masa lalu. Di samping itu, makhluk peralihan ini mestinya memiliki organ dengan bentuk yang belum sempurna atau tidak lengkap. Darwin menamakan makhluk dugaan ini sebagai “bentuk-bentuk peralihan”
Skenario evolusi juga mengatakan bahwa ikan, yang berevolusi dari invertebrata, di kemudian hari mengubah diri menjadi amfibi yang dapat hidup di darat (amfibi adalah hewan yang dapat hidup di darat dan di air, seperti katak). Tapi, sebagaimana yang ada dalam benak Anda, skenario ini pun tidak memiliki bukti.
Tak satu fosil pun yang menunjukkan makhluk separuh ikan separuh amfibi pernah ada di muka bumi. Di saat mengemukakan teori ini, Darwin tidak dapat menunjukkan bukti-bukti fosil bentuk peralihan ini. Dengan kata lain, Darwin sekadar menyampaikan dugaan yang tanpa disertai bukti.
Baca lanjutannya: Kehidupan Charles Darwin dan Kontroversi Teori Evolusi (Bagian 2)