Curahan Hati Orang Introvert yang Perlu Dipahami Orang-orang lain


Naviri Magazine - Kita mengenal adanya introvert dan extrovert sebagai dua jenis kepribadian yang berbeda. Sayangnya, kebanyakan orang menilai introvert secara keliru. Sering kali, orang menilai introvert sebagai orang yang tidak gaul, tidak asyik dijadikan teman, dan lain sebagainya, yang sebenarnya keliru.

Berikut ini adalah curahan hati orang introvert, yang menjelaskan seperti apa sebenarnya orang introvert, dan curahan hati berikut ini sangat perlu dipahami orang-orang lain agar tidak terus salah sangka pada introvert. 

Aku terkesan sebagai anak rumahan, bukan berarti tak suka bepergian

Banyak orang yang bilang padaku kalau aku adalah anak rumahan, jarang bepergian, betah menghabiskan waktu di dalam ruangan atau kamar. Tapi bukan berarti aku tak pernah bepergian atau jalan-jalan.

Ada waktunya, aku butuh menghabiskan banyak waktu hanya di rumah, tidak ingin ke mana-mana. Tapi, ada waktunya pula aku bersemangat untuk jalan-jalan, baik sendiri maupun dengan teman.

Bagiku, terlalu sering berpergian apalagi ke tempat-tempat yang ramai, ditambah lagi bersama orang-orang yang membuatku kurang nyaman, hanya akan membuatku kehabisan energi. Itulah sebabnya, aku lebih memilih berada di rumah daripada bepergian yang tidak sesuai dengan keinginanku.

Diamku bukan berarti tak peduli, perhatianku tertuju tanpa basa-basi

Hidup di tengah-tengah ekstrovert yang kurang respek dengan kepribadian introvert memang butuh perjuangan. Kadang mereka bilang, “Kok kamu pendiam banget sih, ngomong dong, bla… bla… bla.”

Orang dengan kepribadian introvert cenderung melakukan sesuatu seadanya tanpa basa-basi, termasuk dalam hal berbicara. Kalau ada topik yang dibicarakan, introvert bakal ngomong, kok. Apalagi kalau ketemu lawan bicara yang klop, sisi ekstrovert dalam diri introvert bisa keluar.

Untuk masalah perhatian, introvert juga cenderung menunjukkan secara personal, dan paling susah buat basa-basi.

Mungkin aku terkesan pilih-pilih teman, tapi berteman dengan sedikit orang lebih nyaman

Boleh dikatakan, aku bukan orang yang pandai dalam mencari teman. Temanku dari tahun ke tahun ya itu-itu saja. Kadang aku takjub melihat teman-temanku yang dengan mudah mendapat teman baru saat ada event. Sementara, untuk berkomunikasi dengan orang baru saja, aku butuh waktu lama. Ada rasa canggung dan bingung mau memulai pembicaraan seperti apa.

Itulah sebabnya, aku terkesan seperti tidak punya teman. Aku tidak membatasi diri siapa pun yang ingin berteman denganku, tetapi pertemanan yang terjalin memang tidak berlangsung lama. Bisa dikatakan hanya sekadar kenal.

Sementara, yang benar-benar jadi sahabat dekat dalam jangka waktu lama, hanya 2-3 orang saja. Itu pun aku jarang bertemu dengan sahabat-sahabatku. Tapi memang, aku tipe orang yang lebih nyaman dalam lingkup pertemanan yang kecil namun benar-benar berlaku sebagai sahabat baik.

Kadang aku butuh waktu sendiri, bukan karena aku membenci

Dear ekstrovert, jika kamu menemukanku cuek, tiba-tiba diam, tiba-tiba ingin sendiri dan tak mau diganggu, bukan berarti aku membencimu. Aku hanya butuh ruang dan waktu untuk sendiri dulu.

Aku butuh ketenangan untuk memperbaiki suasana hatiku. Jika mood-ku sudah membaik, aku yang akan memulai duluan menyapamu. Seringkali mereka banyak yang salah paham ketika aku mulai diam dan cuek. Memang hanya beberapa orang yang paham sifatku, ketika aku menarik diri dari lingkungan.

Saat itu, aku sedang berada di titik terjenuh, punya masalah, lelah, dan sebagainya. Sehingga aku butuh waktu sendiri untuk mengembalikan energi.

Prinsipku; kalau dilakukan sendiri masih bisa, kenapa harus merepotkan orang lain?

Orang yang berdua/bersama yang lain akan merasa takut atau bingung ketika melakukan sesuatu sendirian. Begitu sebaliknya, orang yang terbiasa sendiri akan sungkan ketika meminta bantuan.

Aku terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri, sebelum akhirnya meminta bantuan (jika memang aku tak sanggup melakukannya sendiri). Prinsipku: Jika masih bisa sendiri, mengapa harus meminta bantuan? 

Aku menghargai orang-orang yang menawarkan bantuan kepadaku, tetapi aku merasa terbebani saat orang lain membantuku. “Apakah aku bisa membalas kebaikan mereka?”

Itulah sebabnya, sebelum meminta bantuan, aku selalu mencobanya sendiri dulu. Bahkan, aku selalu mengandalkan Google untuk mencari info sesuatu, sebelum bertanya pada seseorang. Ya, karena sungkan meminta bantuan, dan takut merepotkan.

Related

Psychology 156503259930704353

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item