Memahami Bahaya Alkohol bagi Kesehatan Liver, Menurut Penjelasan Dokter (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2021/01/memahami-bahaya-alkohol-bagi-kesehatan.html
Naviri Magazine - Tidak seperti organ tubuh kebanyakan, liver kita bisa meregenerasi, setelah mengalami kerusakan. Tapi itu bukan berarti kita bisa terus-terusan menyiksa liver kita tanpa konsekuensi.
Menurut Steven Flamm, direktur medis program transplantasi liver di Northwestern Memorial Hospital di Chicago, kemungkinan kita menghindari risiko kerusakan liver fatal salah satunya tergantung pada kapan kita berhenti minum alkohol.
"Kalau kamu berusia 26 tahun dan sering minum alkohol pada empat atau lima tahun terakhir, mungkin belum ada penyakit liver kronis yang mesti kamu khawatirkan," ujarnya.
Namun tahun-tahun di antara usia 25 dan 30 dapat berlalu secepat kilat, terutama ketika kita melaluinya dengan tepar di sofa klab. Kalau kita terus-terusan minum selama satu dekade—dengan rata-rata tiga sampai empat minuman per hari atau 20 minuman setiap akhir pekan—risiko kerusakan liver kronis karena alkohol akan meningkat.
Yang lebih buruk, kita mungkin tidak sadar hingga tahun-tahun selanjutnya. Pada titik itu, kita sudah tidak bisa minum alkohol sama sekali. "Menyedihkan karena ketika orang-orang sakit liver karena alkohol, rata-rata usia mereka pertengahan 30an atau 40an tahun," ujar Flamm.
Seringkali, mereka punya pasangan, anak-anak kecil, dan sebuah rumah. "Ketika kamu ketemu mereka, mereka akan bilang, 'Coba saya enggak melakukan itu [mabuk-mabukkan]. Sama sekali enggak sepadan.'"
Pada beberapa kasus, konsekuensinya amat menakutkan: Satu malam yang dilalui dengan mabuk berat dapat menyebabkan kondisi yang disebut hepatitis alkohol akut, peradangan pada liver, ujar Hardeep Singh, hepatologis di St. Joseph Hospital di Orange, California.
Gejala-gejalanya termasuk sakit perut, mual, dan muntah-muntah. (Ini adalah masalah yang sangat serius—dalam setengah kasus yang ada, para pasien meninggal dalam waktu sebulan.)
Meski demikian, sebelum kita semua panik, kita perlu tahu bahwa penyakit liver yang disebabkan alkohol lebih umum berkembang perlahan dalam waktu yang lama. Pertama-tama, lemak menghalangi liver sehingga sulit memecah obat-obatan dan menyerap nutrisi dari makananmu, ujar Jessica Lue, dokter keluarga di One Medical di Chicago.
Ya kalau kita terus-terusan minum alkohol, sel-sel liver kita akan rusak dan hancur, yang dapat berujung pada hepatitis. Meski demikian, dalam banyak kasus kerusakan ini dapat dikembalikan, ujar Flamm. Tapi ketika sudah sampai tingkatan sirosis, atau parut pada liver, kita tidak bisa memperbaikinya.
Sirosis tidak terjadi pada semua orang yang sering meminum alkohol atas alasan yang tidak mudah dimengerti. "Beberapa orang bisa minum 20 bir sehari dan tidak pernah sakit liver," ujar Flamm. "Sedangkan ada juga orang-orang yang minum sedikit dan sakit."
Oleh sebab itu, beberapa faktor dapat mengurangi peluang kita. Sayangnya, salah satu faktor tersebut adalah jika kita perempuan—dan bukan karena perempuan cenderung memiliki berat badan lebih ringan.
"Perempuan dua kali lebih sensitif terkena dampak racun alkohol pada liver," ujar Allan Wolkof, profesor kedokteran dan direktur Marion Bessin Liver Research Center di Albert Einstein College of Medicine.
Stres dan ketegangan membuat liver kita lebih rentan jika terkena alkohol. Permasalahan lainnya adalah: penyakit liver berlemak bukan karena alkohol. Kondisi ini—disebut non alkohol steatohepatitis atau NASH—mempengaruhi satu dari empat kasus di Amerika, menurut American Liver Foundation.
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko jaringan adiposa menyusup jaringan liver bahkan sebelum kamu kenalan dengan Jack Daniels atau Captain Morgan, ujar Tyree Winters, profesor pediatri di Rowan University School of Osteopathic Medicine di Princeton, N.J.
(Faktor-faktor pemicu NASH lainnya adalah obat-obatan seperti calcium channel blocker, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.) Sehingga ketika kita minum alkohol, jadinya akan semakin parah.
Baca lanjutannya: Memahami Bahaya Alkohol bagi Kesehatan Liver, Menurut Penjelasan Dokter (Bagian 2)