Kisah Sunardi, Warga Sragen yang Sendirian Singkirkan Sampah Nyangkut di Sungai

Kisah Sunardi, Warga Sragen yang Sendirian Singkirkan Sampah Nyangkut di Sungai

Naviri Magazine - Pembuangan sampah liar masih menjadi masalah besar pencemaran sungai di Indonesia. Padahal, tak sedikit efek besar yang ditimbulkan, termasuk salah satu sumber bencana banjir.

Kondisi itu memantik keprihatinan Sunardi. Pria berusia 59 tahun itu secara swadaya menyingkirkan sampah yang menyumbat sungai di bawah jembatan penghubung Dukuh Kedungwaduk dan Dukuh Kedungringin, Desa Kedungwaduk, Kecamatan Karangmalang, Sragen.

Sunardi membersihkan sampah di bagian bawah jembatan sepanjang sekitar 20 meter itu dipenuhi sampah ranting pohon. 

Sampah itu bahkan menutup tiga dari empat terowongan di bawah jembatan.

“Sejak empat hari lalu, saya seorang diri membersihkan sungai ini dari sampah. Dulunya sampah menutup semua lubang di bawah jembatan. Saya lalu menyingkirkan sampah itu di salah satu lubang supaya air bisa lancar mengalir,” ujar Sunardi saat ditemui.

Intensitas hujan yang tinggi di wilayah Kedawung yang menjadi hulu dari sungai membuat Jembatan Kedungwaduk dilanda banjir pada Minggu sore. Air bahkan membuat jembatan itu nyaris tidak terlihat pada Minggu sore. 

Demi mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, warga menutup akses menuju jembatan itu.

“Banjir datang sekitar pukul 15.30 WIB. Air menutup akses jembatan. Pagar jembatan bahkan tidak terlihat. Pukul 20.00 WIB, saya cek lagi, banjir belum surut. Airnya bahkan meluap ke area pertanian di tepi sungai. Air baru surut pada tengah malam [Senin dini hari],” papar Sunardi.

Karena tidak ada yang bergerak, Sunardi akhirnya membersihkan sungai itu seorang diri. 

Sebagai pemilik sawah di tepi sungai, ia khawatir gagal panen bila banjir terus melanda. Padahal, tanaman padi di sawahnya sudah mulai muncul bulir berasnya. 

“Dengan menyingkirkan sampah ini, saya berharap air tidak menggenangi sawah saya. Jadi, harapan saya masih bisa panen,” ucapnya.

Kebanyakan sampah yang menumpuk di bawah sungai itu berupa batang dan ranting pohon. 

Sunardi mengalirkan sampah-sampah itu sedikit demi sedikit karena tidak bisa membuangnya ke tempat lain. 

Menurut Sunardi, beberapa tahun lalu sukarelawan dari BPBD Sragen dikerahkan untuk menyingkirkan sampah di lokasi. Namun, seiring datangnya musim hujan, sampah itu kembali memenuhi badan sungai.

“Selain masalah sampah, sedimen di sungai ini juga sudah tinggi sekali. Sejak talut sungai dibangun sekitar lima tahun lalu, belum ada kegiatan pengerukan sedimen di anak Sungai Mungkung ini,” paparnya.

Warga lainnya, Sunarwan, 55, mengaku tak bisa melintasi Jembatan Kedungwaduk karena terjadi banjir pada Minggu sore. 

Pengguna jalan asal Kedawung itu memilih memutar arah karena jalan menuju jembatan itu ditutup.

“Sangat berbahaya kalau nekat menerjang banjir. Risikonya motor saya bisa ikut hanyut terbawa arus. Daripada begitu, saya memilih putar arah meski jaraknya lebih jauh,” paparnya. 

Related

News 1009855804981610702

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item