Kisah Pria yang Kaya Mendadak Gara-gara ATM Error: Punya Duit Miliaran, Pesta Siang Malam (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2021/01/kisah-pria-yang-kaya-mendadak-gara-gara_20.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Pria yang Kaya Mendadak Gara-gara ATM Error: Punya Duit Miliaran, Pesta Siang Malam - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Kamu cerita ke keluargamu soal pengalaman ini?
Enggak. Mereka pasti reaksinya bakal kayak gini "Kamu ngapain sih? Nanti kena masalah lho." Saya mengaku ke orang-orang, kalau saya bankir investasi atau bekerja di real estate.
Saya selalu mengatakan hal yang berbeda karena saya bertemu banyak sekali orang. Toh enggak ada yang peduli juga. Mereka cuman tahu saya punya banak uang; enggak ada yang peduli datangnya dari mana.
Kok bisa ya banknya enggak sadar selama empat setengah bulan. Pernah merasa takut bakal ditangkap enggak sih?
Pastinya. Sebenarnya tiap hari selama masih tarik tunai gitu saya khawatir, sampai kebawa mimpi. Suatu malam saya bermimpi buruk dan tim SWAT hendak menangkap saya ketika saya menginap di sebuah hotel. Saya ingat terbangun berkeringat dan mendengar bunyi bel kamar berbunyi. Saya mengira itu tim SWAT tadi, "Wah ini dia, habislah saya." Eh ternyata cuman pelayan hotel menawarkan handuk bersih.
Kalau kamu biasa melakukan “hal yang benar” dalam hidup kemudian tiba-tiba mulai “nakal”, badanmu akan bereaksi lho. Saya sering kena serangan rasa cemas. Ketika ponsel saya berbunyi, saya selalu mengangkatnya. Kayaknya secara enggak sadar, ada sebagian dari diri saya yang ingin mengakhiri semuanya, tapi kayaknya sudah terlambat.
Hidup saya berubah drastis. Bank saya kerap bertanya: "Apakah anda tadi pergi ke sini? Apa anda baru saja dari sana?" dan saya akan menjawab gugup, "Iya, saya tadi ke sana” dan kemudian mereka mengatakan "Oke, kami hanya memastikan itu memang anda yang melakukan transaksi."
Aneh banget. Bank bahkan merasa tidak ada masalah.
Akhirnya tuh kamu tertangkap atau menyerahkan diri sih?
Sebenarnya saya selalu merasa bersalah. Hingga akhirnya saya bertanya ke diri sendiri: "Kamu itu siapa? Sesungguhnya kamu itu orang macam apa? Nilai apa yang kamu pegang? Kamu itu Dan Saunders atau karakter film yang tiba-tiba menghilang membawa jutaan dolar tanpa peduli konsekuensinya?"
Saya enggak mau harus meninggalkan keluarga saya tanpa pamit atau kabur ke luar negeri seperti di film-film Hollywood.
Tapi saya juga enggak pernah menghubungi polisi. Saya cuma berhenti melakukan transfer dan menghubungi bank pada Juni dan Juli. Pihak bank kemudian merespons: "tindakan anda sudah masuk wilayah kerja polisi. Mereka akan menghubungi anda, karena anda berada dalam masalah besar."
Saya ke bank bilang punya uang AU$80 ribu tunai tersimpan di sebuah tas Hilton Laundry karena mengakali ATM, dan mereka (bank) boleh mengambilnya kembali. Rupanya, sampai dua tahun tidak ada kabar apa-apa. Karena saya terus kepikiran, saya kesulitan melanjutkan hidup saya. Siapa juga yang mengambil uang sebanyak itu dan tidak melakukan apa-apa?
Terus, gimana akhirnya pihak polisi bisa terlibat?
Saya pergi ke psikiater akibat gangguan kecemasan dan selalu merasa bersalah. Saya merasa harus berbicara dengan orang lain tentang pengalaman ini. Psikiater pertama mengatakan “Wah, saya tidak bisa membantu anda" dan saya membalas “anda kan psikiater, masa enggak bisa?”
Tapi kemudian saya menemukan psikiater lain yang lebih bagus. Dia tidak menyuruh saya melakukan apa-apa, tapi dia mengatakan kalau menyerahkan diri dan mengakui kesalahan adalah hal yang penting dan itu akan membersihkan nurani saya dan membuat saya bisa melanjutkan hidup.
Akhirnya saya menghubungi redaksi surat kabar Herald Sun dan beberapa media lainnya. Saya kemudian diwawancarai kru acara TV Australia A Current Affair. Barulah setelah artikel tentang kisah hidup saya tayang di tiga koran, dan saya muncul di TV, polisi serius menjemput saya di rumah.
Andai kamu memilih tidak menyerahkan diri, seperti apa kira-kira rencana kaburmu?
Saya akan pindah ke Spanyol, mungkin ke Kota Mallorca. Saya pernah terbayang memindahkan semua uang kaget dari ATM tadi bukan ke bank, tapi ke kasino. Karena bisnis kasino legal, dan aparat di negara manapun tidak pernah membahas asal muasal uang deposit yang ada di tempat judi. Pemilik kasino juga tidak pernah berbicara dengan klien tentang seberapa banyak uang yang tersimpan di brankas.
Apakah kamu pernah merasa sudah merugikan orang lain ketika mengakali ATM eror?
Saya tidak pernah merasa uang yang saya dapat dengan mudah waktu itu benar-benar nyata, hingga saya membeli sesuatu atau menransfernya ke rekening lain. Uang sebanyak itu hanya seperti angka di layar komputer.
Karena tidak ada yang mencari-cari uangnya, saya merasa uangnya tidak benar-benar nyata. Saya tidak mengambil uang siapapun, karena bank juga dua tahun tidak merasa kehilangan tuh.
Seperti apa proses pengadilan kasusmu?
Saya pikir akan dihabisi jaksa dan dimiskinkan. Ternyata, sidangnya aneh banget. Tidak ada pakar IT dan petinggi bank bisa memahami apa yang saya lakukan—hakimnya bingung, jaksa penuntut juga bingung—aneh banget. Banknya juga hanya menyediakan sedikit bukti telah terjadi "pencurian" atau pembobolan. Bahkan pemicu ATM-nya eror sampai sekarang tidak diketahui.
Akhirnya, kasus saya dianggap hakim "tindakan nakal dan tidak jujur dilakukan orang yang beruntung." Saya mengaku bersalah, menghabiskan setahun di penjara, kemudian dibolehkan bebas lebih cepat, dengan syarat ikut rehabilitasi dan aktif di komunitas 18 bulan.
Seperti apa rasanya kembali bekerja jadi bartender dengan gaji normal sesuai UMR Australia, setelah pernah merasakan jadi jutawan?
Saya belajar bahwa ketika dihadapkan dengan godaan, mudah sekali kehilangan jati dirimu yang sesungguhnya, tapi saya pelan-pelan mulai kembali normal. Saya merasa seperti aktor Macaulay Culkin sesudah membintangi Home Alone: kamu sempat sangat terkenal, kemudian besoknya orang-orang sudah lupa denganmu, dan itu realita yang sulit diterima.
Jujur, ada masa-masanya ketika saya sempat berpikir, "Duh, harusnya dulu beneran kabur aja ke Spanyol ya."