Anjuran Mengumandangkan Adzan di Telinga Bayi Saat Baru Lahir
https://www.naviri.org/2021/01/anjuran-mengumandangkan-adzan-di.html
Naviri Magazine - Salah satu kebiasaan yang dilakukan banyak orang ketika ada bayi baru lahir adalah mengumandangkan adzan di telinga bayi tersebut. Ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan terus-menerus. Belakangan, sebagian pendakwah mengatakan ini bid’ah, karena tidak memiliki landasan dalil yang kuat di dalam Islam. Apakah betul seperti itu?
Pendapat yang mengatakan adzan di telinga bayi tidak memiliki dalil yang kuat tentunya bertentangan dengan pendapat ulama terdahulu. Imam al-Nawawi, misalnya, dalam Raudhatul Thalibin mengatakan:
“Dianjurkan adzan di telinga anak yang lahir. Umar bin Abdul Aziz melakukan adzan di telinga kanan putranya, dan iqamah di telinga kirinya [Mushannaf Abdir Razzaq No 7985]. Hal ini dianjurkan oleh sebagian ulama Syafiiyah.” (Raudhtul Thalibin 1/364).
Demikian halnya dalam Madzhab Hanafiyah (Rad al-Mukhtar) dan Madzhab Hanabilah (Kasysyaf al-Qina’ 7/469)
Beberapa hadis yang dijadikan dalil dalam masalah ini adalah:
Dari Sahabat Abu Rafi’: “Saya melihat Rasulullah mengadzani Hasan bin Ali saat Fatimah melahirkan, dengan adzan salat.” (HR Ahmad, Abu Dawud dan al-Tirmidzi, ia menilainya hasan sahih).
Ulama Salafi menilai hadis ini hasan dalam Irwa’ al-Ghalil 4/400.
Dari Sahabat Ibnu Abbas: “Sesungguhnya Nabi mengadzani Hasan bin Ali saat dilahirkan, dan Nabi mengiqamati di telinga kirinya.” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
Ulama Salafi menilai hadis ini lebih bagus sanadnya, dan layak memperkuat hadis melalui jalur Abu Rafi’ di atas. (Syaikh Albani dalam Silsilah Ahadits al-Dhaifah, 1/398)