2 Jam Tertimbun Tanah, Begini Kesaksian Korban Hidup Longsor Cimanggung Sumedang
https://www.naviri.org/2021/01/2-jam-tertimbun-tanah-begini-kesaksian.html
Naviri Magazine - Tidak terlukiskan kebahagiaan di wajah Aipda Dani Ramdani Hidayat, anggota Babinkamtibmas Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Tidak henti-hentinya dia bersyukur selamat dari bencana nahas di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung yang menewaskan puluhan orang tersebut.
Sebagai anggota kepolisisan yang bertugas di Desa Cihanjuang, Dani langsung mendatangi Komplek Pondok Daud ketika mendapat laporan adanya longsor di Perumahan tersebut setelah hujan besar mengguyur pada Sabtu (9/1/2021).
Waktu itu, pukul 15.00 WIB, Dani langsung berangkat ke TKP untuk melihat situasi. "Informasi awal, katanya ada 6 rumah tertimbun longsor," ujar Dani di Posko Tim SAR.
Informasi awal, ada 12 orang warga yang tertimbun longsoran. Pada saat sedang melakukan pendataan, samar-samar Dani mendengar ada tangisan bayi dan orang minta tolong.
Dia kemudian berkeliling untuk mencari suara tersebut, memastikan pendengarannya tidak salah. Tidak lupa, laporan awal kejadian disampaikan kepada Kapolsek Cimanggung.
Selang beberapa saat, Muspika Cimanggung tiba di lokasi. Saat itu, dia mendapat kabar kalau Kapolres Sumedang bersama BPBD akan datang ke lokasi longsor. Orang-orang yang disebutkan tersebut akhirnya tiba, selepas isya.
"Karena berpikir akan ada alat berat yang masuk, saya memasang garis polisi di beberapa tempat, supaya pergerakan tidak terhambat oleh masyarakat," ujarnya.
Pada saat itu, masyarakat memang banyak yang datang untuk melihat situasi longsor. Tidak lupa, Dani juga mengimbau agar masyarakat tidak terlalu dekat dengan lokasi longsor.
"Saat Kapolres datang, saya kembali ke lokasi dekat masjid," ujarnya.
Waktu pada waktu itu menunjukan kira-kira pukul 20.00 WIB. Dani yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas memaparkan assasemen awal.
Sambil duduk dia menuliskan beberapa dan penghuninya yang tertimbun longsor. Namun, tiba-tiba saja terjadi longsor susulan. Karena sedang fokus menulis, Dani sampai-sampai tidak mendengar adanya longsor yang tepat menuju kearahnya.
Padahal, orang-orang di lokasi sudah berlarian menjauhi tanah yang bergerak dari arah atas.
"Kejadiannya sangat cepat. Saya tidak sadar, tiba-tiba saja terseret tanah," ujarnya.
Keadaan menjadi gulap gulita. Samar-samar Dani melihat Kapolsek Cimanggung sedang mencoba melepaskan kakinya yang tertimbun longsor.
"Saya teriak, Ndan ini saya, tolong saya. Tapi Kapolsek juga sedang berusaha melepaskan kakinya," ujarnya.
Dani sendiri pada waktu itu, telah tertimbun longsor. Hampir seluruh badan tertimbun tanah.
"Tanah itu sampai dada, tapi kedua tangan masih bisa bergerak bebas, karena tidak tertimbun," imbuhnya.
Tertimbun lebih dari separuh badan, Dani kesulitan untuk membebaskan dirinya sendiri.
Terasa pada bagian kaki ada batu besar yang menghimpit. Rasa sesak akibat kesulitan bernafas dirasakan oleh Dani.
Akhirnya, Kapolsek Cimanggung melihat Dani dan membawa beberapa orang untuk menolongnya. Namun, orang-orang tersebut kesulitan untuk mengangkat tubuh Dani.
"Tanah sering bergerak. Kalau ada pergerakan tanah, mereka yang berusaha menarik saya, langsung lari lagi. Saya sudah pasrah," ujarnya.
Butuh waktu dua jam untuk bisa menyelamatkan Dani yang tertimbun. Selama itu, Dani merasa pasrah bahkan mengira dirinya akan tewas di lokasi kejadian.
Setelah berhasil diangkat, Dani merasa lemas. Orang-orang bahkan mengira jika kedua kakinya patah akibat terhimpit material longsor. Dia langsung dilarikan ke Puskesmas untuk mendapat perawatan.
"Saya juga ngiranya patah, tapi alhamdulillah tidak apa-apa. Hanya luka ringan. Sekarang kaki masih agak sakit, tapi masih bisa berjalan," terangnya.
Selang sepekan, Dani sudah bisa beraktivitas lagi. Bahkan kembali bertugas di Desa Cihanjuang. Namun kejadian yang hampir merenggut nyawanya membuatnya sadar kalau bencana bisa datang kapan saja.